Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Work-Life Balance dan Work-Life Integration Bagi Karyawan
4 Februari 2024 10:57 WIB
Tulisan dari Anisa Nur Andina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mungkin kita lebih akrab pada istilah work-life balance dibandingkan work-life integration padahal sebagai manusia yang aktif bekerja, keduanya sangat penting. Bedanya dimana sih?
ADVERTISEMENT
Perbedaan terbesar antara keseimbangan kehidupan kerja dan integrasi kehidupan kerja bukanlah pada apa, melainkan bagaimana caranya.
Katakanlah Anda sebagai orang tua yang bekerja. Anda bekerja dari rumah dengan dua anak yang membuat keributan, handphone selalu berdering dan memberikan notifikasi tentang pekerjaan.
Anda sibuk bahkan mungkin agak terlalu sibuk dan pekerjaan sudah menyita waktu yang luar biasa. Work-life integration menawarkan solusi. Yang pertama menyarankan untuk membuat batasan tegas antara waktu kerja dan waktu non-kerja untuk memastikan Anda mendedikasikan waktu berkualitas untuk keduanya. Sementara pada work-life balance Anda harus menyeimbangkan waktu antara keduanya.
Terlihat sama namun sebenarnya berbeda.
Work-life balance: sederhana namun kaku
Work-life balance adalah standar lama. Semua tentang menciptakan batasan yang tegas antara waktu Anda aktif bekerja dan tidak aktif, namun tidak membiarkan yang satu saling mempengaruhi. Ini adalah pilihan bagus bagi orang-orang yang mampu melakukan kompartementalisasi dengan baik, atau bagi mereka yang bekerja dengan jadwal yang lebih standar dan sudah terstruktur setiap harinya.
ADVERTISEMENT
Kelihatannya ini adalah cara yang sederhana dan mudah untuk mengelola pekerjaan dan kehidupan. Namun tidak semua orang mampu melakukannya dengan baik. Bagi banyak profesional yang bekerja, siap menerima panggilan atau email siang dan malam hanyalah bagian dari pekerjaan.
Meskipun ekspektasi yang didorong oleh pemberi kerja dapat menjadi penghalang bagi keseimbangan kehidupan kerja dan kehidupan, penelitian menunjukkan bahwa faktor internal juga dapat menjadi penghalang yang sama. Dalam sebuah penelitian baru-baru ini, lebih dari 70% pekerja mengaitkan tantangan keseimbangan kehidupan kerja dan kehidupan mereka dengan alasan pribadi atau budaya, seperti perfeksionisme, budaya perusahaan, dan kelelahan.
Asalkan Anda bekerja dalam pekerjaan yang memungkinkan Anda menetapkan batasan kerja keras, ini bisa menjadi cara yang jelas dan sehat untuk mendukung kesehatan mental Anda, tetap produktif, dan menjaga kehidupan pribadi yang bahagia.
Work-life integration: fleksibel, namun lebih rumit.
ADVERTISEMENT
Tren ini paling cocok untuk pekerja jarak jauh yang membutuhkan lebih banyak fleksibilitas dalam jadwal sehari-hari. Jika Anda adalah seseorang yang menyukai melakukan banyak pekerjaan dalam satu waktu, atau Anda kesulitan untuk mematikan aktivitas setelah jam kerja, ini mungkin pilihan yang baik untuk Anda.
Bagi mereka yang bekerja dari rumah, integrasi antara pekerjaan dan kehidupan mungkin tidak terasa seperti sebuah pilihan, melainkan sebuah keniscayaan. Sulit untuk mengabaikan kehidupan pribadi Anda ketika Anda melakukan pekerjaan dari rumah atau work from home.
Tapi ada masalah dengan itu. Ketika Anda secara tidak sengaja mengintegrasikan pekerjaan dan kehidupan, Anda mungkin merasa bersalah atau malu karena terganggu oleh kehidupan pribadi Anda di tempat kerja. Misalnya ketika harus melakukan rapat melalui Zoom dan anak Anda muncul pada layar laptop Anda.
ADVERTISEMENT
Meskipun rasa bersalah di tempat kerja adalah hal biasa, penelitian menunjukkan bahwa hal itu sama sekali tidak membantu. Rasa bersalah bukanlah motivator yang kuat untuk produktivitas. Menghindari spiral rasa bersalah tidak hanya membuat Anda merasa lebih baik, namun sebenarnya dapat membuat Anda lebih produktif di tempat kerja.
Memilih pendekatan integrasi kehidupan kerja secara sadar dapat membantu meringankan sebagian rasa bersalah ini.
Anda tidak akan terganggu oleh anak-anak Anda selama jam kerja yang Anda tentukan. Anda bisa memilih meluangkan waktu untuk bermain petak umpet sejenak ketika Anda merasakan penat bekerja. Ini adalah perubahan mental ke arah yang lebih baik.
Yang terbaik, work-life integration dapat membantu Anda mengelola banyak aspek kehidupan Anda, baik pribadi maupun profesional. Ini dapat membantu Anda menyadari bahwa tidak perlu merasa bersalah karena memiliki banyak segi. Faktanya, mungkin sifat hidup Anda yang sangat beragam inilah yang menjadikan Anda aset berharga bagi tim Anda.
ADVERTISEMENT