Konten dari Pengguna

Tiktok Sebagai Teman Berbagai Kalangan di Masa Pandemi COVID-19

Anisah Wening
Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta prodi Ilmu Komunikasi
30 Desember 2020 21:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Anisah Wening tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Image by Pinterest
zoom-in-whitePerbesar
Image by Pinterest
Bicara tentang komunikasi tentu saja berkaitan dengan kehidupan dan interaksi sosial antar manusia. Dimana di setiap kehidupan manusia pasti akan selalu ada interaksi antar individu maupun kelompok. Dengan begitu apakah interaksi sosial dan komunikasi saling berhubungan? Jawabannya ya. Hal yang berhubungan tersebut dikatakan sosiologi komunikasi.
ADVERTISEMENT
Mudahnya sosiologi komunikasi membahas tentang tinjauan sosiologi terhadap komunikasi sebagai salah satu ruang lingkup baik sebagai aktivitas sosial, interaksi soaial antar individu maupun kelompok (Rani,2020). Dengan begitu benar dikatakan di awal bahwa komunikasi dan interaksi sosial saling berhubungan dilihat dari manusia yang berhubungan melalui komunikasi.
Dalam sosiologi sendiri sangat jelas bahwa komunikasi merupakan unsur penting dalam kehidupan manusia karena tanpa komunikasi, interaksi tidak dapat terjalin. Komunikasi yang baik tentu saja melibatkan pendengar dan penerima. Disini khalayak merupakan unsur penting dalam komunikasi. Sedangkan dalam sosiologi hal terpenting yang tidak bisa dilepaskan adalah khalayak.
Khalayak merupakan kumpulan receiver yang menjadi bagian dari model sederhana proses komunikasi massa (source, channel, message, receiver, effect) (Schramm, 1955). Bisa juga dikatakan khalayak sebagai penerima pesan dari media. Khalayak dapat dibagai dua, yaitu khalayak aktif dan khalayak pasif. Khalayak aktif adalah sekelompok orang yang menjadi sasaran dalam komunikasi massa dimana saat mereka menerima suatu pesan diolah terlebih dahulu dan diteliti. Sedangkan khalayak pasif adalah sekelompok orang yang keberadaannya tidak mempengaruhi kekuatan pesan.
ADVERTISEMENT
Di era digital seperti ini, siapa yang tidak menggunakan media sosial? Tentu saja setiap orang saat ini sudah memiliki gadget dan media sosialnya masing-masing. Entah untuk komunikasi, berkreasi, atau pun hanya sekedar mencari hiburan. Apalagi disaat pandemi COVID-19 seperti sekarang. Dimana semua hal dilakukan di dalam rumah dan dari rumah. Mulai dari belajar, berjualan, bekerja, maupun mencari hiburan.
Seperti yang kita tau pandemi sudah dirasakan di Indonesia sejak awal tahun 2019 yang menyebabkan lockdown beberapa saat dan juga PSBB. Dengan begitu masyarakat lebih banyak menggunakan media sosial beberapa bulan terakhir. Terkhususnya media sosial untuk berkomunikasi jarak jauh, belajar mengajar, bekerja dan hiburan. Bisa dibilang pandemi cukup membatasi ruang dalam berkreasi bagi masyarakat karena diharuskan mengurangi kegiatan diluar rumah demi mengurangi penularan COVID-19. Lewat sosial media, masyarakat bisa menjadikan wadah untuk tetap berkreasi, mencari hiburan, dan juga mencari nafkah.
ADVERTISEMENT
Salah satu media sosial yang bisa dijadikan wadah berkreasi dan hiburan adalah Tiktok. Semasa pandemi, tiktok bisa dibilang cukup populer di kalangan anak muda. Di dalam tiktok sendiri bisa ditemukan berbagai macam konten. Seperti konten memasak, menata kamar menjadi lebih aesthetic ala anak muda, membuat suatu konten yang menarik, dan masih banyak lagi konten yang bermanfaat. Selain itu, banyak konten yang bisa menghibur seperti konten dengan suara-suara lucu, perilaku hewan-hewan lucu seperti kucing dan masih banyak lainnya.
Tiktok sendiri memiliki khalayak aktif dan juga khalayak pasif. Khalayak pasif disini contohnya adalah saat seseorang hanya menyukai misal konten memasak tanpa mempraktekkannya. Sedangkan khalayak aktif disini adalah sesorang yang ketika menemukan konten memasak merasa penasaran. Kemudian orang itu akan mencoba resep yang sudah disediakan di konten itu. Dengan begitu orang itu akan mendapatkan hasil berupa masakan dari video yang ada di tiktok. Tanpa sadar dari tiktok pun kita bisa belajar banyak hal.
ADVERTISEMENT
Bisa dilihat dari banyaknya konten yang ada di tiktok membuktikan bahwa tiktok menjadi penyelamat masyarakat di pandemi ini. Lewat tiktok tetap ada orang kreatif yang bisa membuat konten walau hanya di rumah. Lewat tiktok para finalis ajang memasak maupun orang yang hobi memasak bisa membagikan resep yang dimiliki. Lewat tiktok para guru bisa mengajarkan bahan ajar menjadi lebih seru. Lewat tiktok pula tugas tugas bisa dibikin menjadi lebih menarik. Selain itu juga, melemahnya perekonomian di masa pandemi seperti ini tentu saja menyusahkan dalam membranding suatu merek, tapi lewat tiktok semua itu bisa dengan mudah dilakukan. Tanpa sadar tiktok bisa membantu dalam segi apapun.
Dibalik manfaatnya yang membantu khalayak di Indonesia dalam segala hal. Tiktok memiliki hal yang meresahkan pula. Beberapa konten yang tidak pantas untuk beberapa kalangan bisa secara tiba-tiba melewati FYP (For Your Page). Entah karena tidak adanya penyaringan umur untuk konten yang disukai, entah karen sistemnya yang begitu acak dalam menampilkan konten. Namun, di tiktok sendiri beberapa konten yang tidak pantas akan dengan muda ditakedown dan pengguna bisa saja dibanned dari pihak tiktok. Jadi, tiktok juga tidak beda jauh dengan media sosial lainnya. Tetap perlu bimbingan orangtua juga dalam penggunaannya bagi anak dibawah umur. Namun, semasa pandemi ini tiktok bisa dibilang lebih eksis dibanding media sosial lainnya.
ADVERTISEMENT
Anisah Wening R. L.
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta