Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Selain Bubur Ayam, Cara Makan Makanan Korea Ini Juga Memicu Perdebatan
16 Juli 2021 19:21 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Anisa Suci Maharani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kalian para pecinta drakor pasti tidak asing dengan makanan Korea. Di samping Oppa korea yang tampan, makanan korea juga ikut menarik perhatian para penonton. Mungkin banyak yang tidak tahu bahwa ada makanan ada hidangan Korea yang bisa membuat orang beradu argumen loh.
ADVERTISEMENT
Siapa di antara kalian yang sering berdebat perkara bubur diaduk atau tidak diaduk? Kalau orang Indonesia berdebat tentang cara mereka makan bubur ayam, orang Korea berdebat tentang bagaimana cara mereka makan tangsuyuk. Tangsuyuk adalah hidangan khas Korea-Cina yang menyajikan daging babi atau sapi dengan saus asam manis. Makanan ini terkenal di Indonesia karena sering muncul di drama-drama korea.
Hidangan yang dapat menggugah selera ini ternyata sering menjadi perdebatan orang Korea. Kubu pertama berpendapat menuangkan saus ke atas daging babi sudah menjadi tradisi. Mereka menganggap ini adalah cara asli memakan tangsuyuk yang benar. Bagi mereka menuangkan saus ke daging untuk memperkaya rasa.
Di kubu yang berlawanan, ada orang yang memakan tangsuyuk dengan cara menyelupkan daging ke dalam saus. Mereka menganggap orang yang langsung menuangkan saus ke daging tidak mengerti bagaimana cara makan makanan goreng. Makanan akan lebih nikmat jika daging goreng tidak lembek ketika dimakan. Cara makan ini membuat makanan lebih awet untuk disimpan.
ADVERTISEMENT
Kedua cara makan tangsuyuk sering kali muncul dalam adegan drama Korea. Biasanya tokoh-tokoh di dalam drama memiliki perselisihan dalam cara menyajikan tangsuyuk. Setelah melihat dari dua sisi, mana cara makan yang lebih enak?
Penulis : Anisa Suci Maharani
Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta