Herry IP, Sosok Pelatih yang Menjadikan Regenerasi Ganda Putra Tak Putus

Anis Azizah
Mahasiswi semester akhir di Universitas Gunadarma.
Konten dari Pengguna
23 September 2021 15:32 WIB
comment
25
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Anis Azizah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Herry IP 'Coach Naga Api dan Aryono Miranat 'Coach Naga Air', pelatih ganda putra Indonesia. Foto: PBSI
zoom-in-whitePerbesar
Herry IP 'Coach Naga Api dan Aryono Miranat 'Coach Naga Air', pelatih ganda putra Indonesia. Foto: PBSI
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Herry Iman Pierngadi atau lebih dikenal dengan julukan Coach Naga Api ialah pelatih bulutangkis Indonesia di sektor ganda putra. Berkat tangan dinginnya, ia berhasil menghasilkan banyak ‘monster’ di ganda putra Indonesia. Beberapa di antaranya adalah pasangan Candra Wijaya/Tony Gunawan, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawah dan yang teranyar adalah Kevin Sanjaya/Marcus Gideon.
ADVERTISEMENT
Kariernya dalam pelatih bulutangkis bermula ketika cedera pada lutut dan kaki kirinya yang mendesaknya untuk pensiun sebagai pemain bulutangkis pada saat itu. Pada tahun 1989, Herry IP diberi kepercayaan sebagai pelatih ganda putra di klub PB Tangkas yang sebelumnya hanya ada pelatih tunggal.
Pria berusia 59 tahun itu mengaku, bahwa dirinya mengambil ilmu secara tidak langsung dari pelatih asal Tiongkok yang didatangkan oleh PB Tangkas dan banyak belajar ilmu kepelatihan dari buku. Mengingat bahwa kala itu belum banyak didapati pelatihan bulutangkis.
Sepak terjangnya selama 4 tahun di PB Tangkas membuat dirinya dilirik oleh PBSI untuk menjadi pelatih ganda putra pada tahun 1992 yang akan turun di turnamen Kejuaraan Dunia Junior. Berkat kepiawaiannya, Herry IP dapat menghantarkan All Indonesian Final di sektor ganda putra di Istora Senayan.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1999, Herry IP diamanatkan oleh Christian Hadinata yang kala itu akan menduduki posisi Direktur Pelatnas PBSI untuk melatih ganda putra. Selama dirinya menjadi pelatih, ia berhasil membuat regenerasi sejumlah pasangan ganda putra kelas dunia.
Pasangan Chandra Wijaya/Tony Gunawan, menjadi juara All England pada 1999 dan dalam kurun waktu setahun mereka kembali menorehkan sejarah dengan meraih medali emas pada Olimpiade Sydney 2000.
Kemudian Chandra Wijaya/Sigit Budiarto mendulang prestasi All England 2003 dan menjuarai Kejuaraan Dunia 1997.
Flandy Limepele/Eng Hian pun juga berhasil meraih medali perunggu pada Olimpiade Musim Panas 2004.
Pada tahun 2011, ia kembali menjadi pelatih bulutangkis di Pelatnas Cipayung menggantikan Sigit Pamungkas yang berhasil mempersembahkan emas Olimpiade 2008. Sebelumnya pada tahun 2007, Herry IP sempat memutuskan untuk keluar dari kepelatihan PBSI.
ADVERTISEMENT
Petualangan dalam upaya mencetak atlet yang hebat tidak semulus dan semudah yang dibayangkan ketika terjadi kekosongan setelah Markis Kido dan Hendra Setiawan keluar dari pelatnas.
Hendra Setiawan yang kembali ke pelatnas dipertemukan dengan Ahsan Setiawan mendapatkan jalan kesuksesan dengan berhasil menyabet beberapa ajang pergelaran bulutangkis. Di antaranya adalah Kejuaraan Dunia 2013 dan 2015, All England 2014, hingga Asian Games 2014.
Selanjutnya, Kevin/Marcus berhasil mengambil tongkat estafet kekuatan ganda putra Indonesia yang menjadi pebulutangkis terbaik di musim kompetisi tahun 2017. Puncak karier mereka bermula pada saat mereka menjuarai India Open 2016. Rentetan prestasi pasangan yang dijuluki Minions itu membuat banyak pasangan ganda putra dari luar memutar otak agar bisa menyetarai gaya permainan Minions.
ADVERTISEMENT
Dengan banyaknya prestasi yang ditorehkan, membuat sektor ganda putra paling menjanjikan bagi Indonesia. Tiga pasangan ganda putra Indonesia sempat menduduki peringkat lima besar dunia. Ketiganya yaitu Kevin Sanjaya/Marcus Gideon, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, dan Fajar Alfian/Rian Ardianto. Bahkan tak jarang ketiganya seringkali bertemu di Final (All Indonesian Final).
Hal itu membuat Herry IP tidak besar kepala, ia akan terus mencoba melakukan regenerasi dengan pasangan muda Leo Cornando/Daniel Marthin. Mereka memberikan performa yang baik pada saat Thailand Open 2021 meskipun harus berhenti di semifinal. Hal tersebut menjadikan langkah awal yang baik untuk bisa meraih prestasi gemilang di tahun yang akan dating.
Namun dengan keabsenan emas pada sektor ganda putra di Olimpiade Tokyo 2020 menjadi catatan besar bagi Herry IP. Pasalnya, PBSI mengharapkan untuk menjaga tradisi medali emas pada sektor ganda putra.
ADVERTISEMENT
Herry IP kini tengah berfokus pada pertandingan besar Sudirman Cup. PBSI menurunkan tiga ganda putra terbaiknya, tetapi ia mengungkapkan bahwa Fajar Alfian/Rian Ardianto menjadi andalan utama di Piala Sudirman 2021.
Kuis kumparan:"ATLET INDONESIA YANG JADI IDOLAMU"
Kuis kumparan:"ATLET INDONESIA YANG JADI IDOLAMU"
Kuis kumparan:"ATLET INDONESIA YANG JADI IDOLAMU"