Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
7 Senjata Favorit Sadino di Counter Strike 1.6
15 Desember 2017 18:43 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
Tulisan dari Anissa Sadino tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Counter Strike adalah game FPS yang paling digandrungi anak muda. Gue adalah salah satunya.
ADVERTISEMENT
Gue rela enggak tidur buat main Counter Strike. Gue rela main seharian di warnet buat Counter Strike. Buat nembak-nembakkin musuh. Tapi giliran gue ditembak, gue enggak nerima. Terus nyesel, nangis sampe ketiduran, dan paginya, mata gue bengkak.
Gue mainin Counter Strike dari zaman 1.6. Like I said in my previous story, gue suka game yang klasik, dan Counter Strike 1.6 adalah salah satunya.
Gue suka main di Dust (de_dust) sama Militia (cs_milita). Dust karena bomb mission, dan Militia karena bisa ngendok di atap dan main air di sebelah rumah. Terus bisa nyelametin hostage. Kalo hostage-nya nyangkut di pintu, gue piso-in. Akhirnya, death do us apart.

Gue juga mainin Hλlf-Life, alesannya karena keren pada kala itu (walopun Freeman jalannya cepet banget). Ceritanya, di Hλlf-Life itu kita jadi Gordon Freeman, seorang fisikawan yang sedang melarikan diri dari insiden Black Mesa. Jadi Freeman itu kerja di Black Mesa Research Facility di sebuah gurun terpencil gitu. Ibarat kerja di Area 51, lah. Nah, karena ada eksperiman gagal, alien dari dimensi lain dateng dan nyerang orang-orang. Nah, gue ini musti kabur dari kenyataan. Eh, dari situ, maksudnya.
ADVERTISEMENT
Terus, gue juga mainin Half Life: Redemption, mod-nya Hλlf-Life yang ngelanjutin ceritanya Gordon Freeman. Bagian yang menurut gue seru itu ya, pas Freeman di Half Park, kayak taman bermain gitu tapi ada invasi alien. Terus naik bebek-bebekkan kayak orang bener.
Ada juga Counter Strike: Condition Zero. Ini kayak remake-nya Counter Strike 1.6 sih, tapi gameplay-nya lebih bagus. Di sini, gue suka main di Chateau.
Terakhir, Counter Strike: Global Offensive atau CS: GO. Gameplay-nya bagus banget, dan map-nya juga baru-baru. Ya, of course karena ini game baru diluncurin tahun 2012. Tempat favorit? Zoo dan Inferno, pastinya.
Ada yang lucu dari CS: GO dan juga seri Counter Strike lainnya: ayam. Di CS: GO, kalo lo teken E (Use), ayamnya nanti ngikutin lo kayak hostage. Terus kalo lo bunuh, nanti ada tulisan merah "Your chicken has been killed." (terus gue bengong dulu pas baca). Terus, ada mod-nya juga biar bisa ditaro bom, namanya Chicken Defusal Mod. *iba*
ADVERTISEMENT
Di Inferno juga ada kolam ikan lengkap dengan ikannya yang bisa lo tembakkin. Nanti ikannya mati terus ngambang (ini gue main beneran apa enggak, sih?).
Dari semua itu, gue paling suka main Counter Strike 1.6. Alesannya ya, karena klasik, woy! Kan gue udah bilang berkali-kali, yak?!
Dan peraturan pertamanya, Score lo harus lebih gede dari Death lo. Kalo bisa, bedanya jauh, kayak Score lo 35 terus Death lo cuma 6. Jagoan lo berarti.
Gue enggak milih-milih mau ada di tim mana. Kalo gue jadi Counter-Terrorists, biasanya gue SAS atau Seal Team 6. Kalo Terrorists, gue biasanya Phoenix Connexion. Levelnya? Hard, dong.

Kalo main sama bot, biasanya gue chatting. Norak sih, cuma biar kayak ada temennya aja gitu. Terus kalo main sama bot, gue biasanya bot_kill biar cepet.
ADVERTISEMENT
Andalan gue kalo main? Ini urutannya: B 4 6 . , . , . , . , . , B 8 2 B 8 4 B 8 5 B 8 6. Hayo, ada yang ngerti enggak?
Terus, senjata apa yang biasanya gue pake buat main? Apa aja sih sebenernya, kalo enggak punya duit paling pake senjata bekas yang udah pada mati. Tapi ya, Ini dia.
1. Benelli M3 (Leone 12 Gauge Super)

Ini senjata gue kalo belom punya duit, Benelli M3 (Super 90). Gue seneng banget main pake shotgun, soalnya jarak dekat dan damage-nya gede. Kalo jarak jauh, pelurunya nyebar, jadi damage-nya enggak gitu gede.
Kenapa gue enggak suka pake XM1014? Karena sesuai namanya, Leone YG1265 Auto Shotgun, senjatanya enggak pake ngokang. M3 pake ngokang, dan gue lebih suka ngokang. Tapi, dikekang gue enggak suka. Terus kalo mau main cepet ya, Q Q aja, enggak perlu ngokang tapi pelurunya udah re-charge sendiri.
ADVERTISEMENT
Udah gitu, kalo kita loncat, damage-nya juga masih sama gedenya, jadi buat teknik jump and fire, M3 oke banget.
Aslinya, M3 ini ada dua jenis, yang pake ngokang sama automatic. Shotgun ini dibuat sama manufaktur asal Italia, Benelli Armi SpA. Untuk satu round, lo bisa nembak sebanyak 7 kali. Sesuai nama, ada M1, M2, sama M4. Peluru M3 juga ukurannya lebih gede dari M4 dan beratnya 3 kilo-an.
2. Dual Berettas (.40 Dual Elites)

Dual Berettas atau .40 Dual Elites cuma ada di tim Terrorists. Dua tangan kita megang pistol nanti, jadi nembaknya ganti-gantian. Suaranya tembakannya juga berat, enggak kayak Desert Eagle atau Deagle atau juga Night Hawk .50C yang suaranya lebih nyaring atau Five-seveN yang agak alus.
ADVERTISEMENT
Terus kalo mau ganti peluru, selongsongnya dijatohin kayak di film-film action. "Desperado", contohnya.
Aslinya, Beretta 92 (Beretta 96 dan Beretta 98 juga ada) ini pistol semi-automatic pistols yang dibikin sama Beretta of Italy. Pistol ini biasanya dipake sama militer Amerika Serikat. Tapi enggak di dua tangan, biasanya satu tangan aja. Beratnya macem-macem, tapi rata-rata 900 gram. Paling berat juga cuma 970 gram. Setara sama lemak di paha gue, lah.
Modelnya macem-macem dan banyak, ada juga yang disesuain sama sistem trigger. Kalo sistem trigger, ada FS Models, G Models, DS Models, sama D Models. Gue prefer FS models sih, soalnya bisa Double-action atau Single-action. Di film 'The Hurt Locker', Beretta 92 ini dipake sama Williams James pas dia nodong sopir taksi.
ADVERTISEMENT
Oh ya, bedanya semi-automatic firearm sama automatic? Kalo automatic tinggal nembak, kalo semi-automatic nembaknya satu ronde dan trigger-nya musti ditarik.
3. AK-47

Lo mungkin udah enggak asing sama AK-47 soalnya rifle yang satu ini sering banget ada di film-film perang. AK-47 atau Avtomat Kalashnikova (kalo bahasa Russia-nya Автомат Калашникова) ini salah satu senjata favorit semua orang di Counter Strike. Selain suaranya adem, penuh tenaga, dan reliable, AK-47 ini juga hadir secara eksklusif buat tim Terrorists.
AK-47 ini bisa dipake untuk jarak jauh, tapi enggak begitu akurat. Tapi kalo jarak deket, efisiensinya oke banget.
Aslinya, sesuai namanya, AK-47 ini gas-operated dan dibikin sama Mikhail Kalashnikov di Uni Soviet. Awalnya, AK-47 dibikin untuk tentara Soviet, dan dari awal emang udah jadi automatic rifle. Kapasitas pelurunya bisa sampe 30 ronde, dan selongsongnya itu yang melengkung di bagian bawah. AK-47 ini juga make bahan kayu dari pohon Birch.
ADVERTISEMENT
Dulu, gue pernah dipinjemin AK-47 warna hitam keluaran Bulgaria. Gue kira pajangan, ternyata di boksnya, ada suratnya. Terus panik. Lumayan berat, 3,5 kiloan. Itu aja enggak pake selongsong buat peluru.
4. Maverick M4A1 Carbine (M4A1)

Sama kayak AK-47, M4A1 juga sering muncul di film-film perang. Nah, kalo ini khusus buat tim Counter-Terrorists.
M4A1 ini juga lumayan power-nya. Reliable juga dan lumayan akurat buat jarak deket. Makanya M4A1 itu juga jadi salah satu rifle favorit di Counter Strike. Terus kalo mau ngendok pake M4A1, bisa enggak ketahuan soalnya ada silencer-nya. Dan, kalo pake silencer, damage-nya lebih gede, tapi akurasinya nurun. Kalo mau headshot, make M4A1 plus silencer itu rasanya puas banget. Tapi, harus gue akui kalo damage-nya masih di bawah AK-47.
ADVERTISEMENT
Aslinya, M4A1 ini part of M4 Carbine. Karena carbine, M4A1 ini adalah bentuk modifikasi dari M4 Carbine yang emang dipake sama pasukan khusus, kayak Navy SEALS atau Delta Force. Emang mirip-mirip sama M16 sih, karena emang diadopsi dari situ. Tapi, M4A1 modelnya lebih heboh. Kalo M16 itu bisa buat jarak jauh dan lumayan akurat, efektif jarak buat M4A1 itu 150 meter aja. Katanya sih, bisa sampe 600 meter, cuma jangan persulit diri sendirilah.
M4A1 ini banyak diproduksi di Amerika Serikat, dan beratnya 3,4 kilogram. Pelurunya juga bisa sampe 30 ronde. M4A1 juga bisa semi-automatic dan bisa automatic. Buat nembak, bisa semi-auto dan bisa three round burst, yang sekali nembak bisa 3 kali ditolak. Eh, maksudnya, bisa 3 kali tembakan. Bisa dimodifikasi pake telescope juga.
ADVERTISEMENT
5. SG-552 Commando (SIG Sauer SG 552 Commando)

Karabin yang satu ini juga suka gue pake kalo lagi jadi bagian dari tim Terrorists. Sama juga kayak AK-47 dan M4A1, toh sama-sama rifle. Enaknya, SG-552 udah pake telescope, jadi bisa zoom-in zoom-out kayak di adegan antagonis di sinetron Tanah Air..
Kalo versi Counter Terrorists, ada AUG. Tapi gue enggak suka soalnya kayak rifle masa depan yang ramping banget. Kalo bentuknya gede kayak SG-552 'kan, kayaknya lebih perang aja gitu. Lebih ngajak kelahi.
Aslinya, SG-552 ini lebih pendek daripada versi Counter Strike. Dan kayak, biasa aja gitu. Tapi, cara kerja senjatanya ini serupa sama AK-47. Tapi lagi ya, SG-552 ini aslinya malah lebih mirip sub machine gun, bukan rifle. Iya enggak, sih? CMIIW.
ADVERTISEMENT
Bisa dibilang, senjata ini keluaran baru karena baru diluncurin tahun 1998 dan dibikin sama Swiss Arms AG yang dulunya satu divisi sama Schweizerische Industrie Gesellschaft yang sekarang namanya Sig Holding AG) di Neuhausen, Swiss. Beratnya? 3,2 kilogram.
6. Clarion 5.56 (FAMAS)

Kalo gue lagi jadi bagian dari tim Counter Terrorists, daripada gue beli Bullup atau AUG, mending gue beli FAMAS. Rifle yang satu ini cocok buat lo yang mau latihan buat dapet headshot.
Kalo duit gue belom banyak, biasanya gue pake FAMAS karena wallet-friendly. Akurasinya oke, apalagi buat burst mode. Gue sebenernya enggak suka pake burst mode, but FAMAS is an exception. Even jarak jauh, pake FAMAS dalam burst mode itu luv banget.
ADVERTISEMENT
Jeleknya, damage-nya enggak gede kalo dibanding sama rifle yang lain. Sama AK-47 dan M4A1, kalah jauh kalo gue bilang. Nge-reload-nya juga agak makan waktu.
Aslinya, FAMAS ini emang mirip sama AUG. Tapi, lebih berat dari AUG. Kalo AUG paling berat bisa 3,6 kilogram, FAMAS bisa nyampe 3,8 kilogram. Ada dua jenis, FAMAS-F1 sama FAMAS G2. Bedanya, FAMAS-G2 pake trigger guard dan ukurannya lebar.
Kerennya, FAMAS itu artinya Fusil d'Assaut de la Manufacture d'Armes de Saint-Étienne atau Assault Rifle dari Saint-Étienne Weapon Factory di Prancis. Jarak efektifnya nyampe 450 meter dan bisa dimodifikasi dengan dipakein bayonet di moncong senapan. Dibanding FAMAS-F1, FAMAS-G2 jauh lebih unggul.
7. AWP (Magnum Sniper Rifle)

“High risk and high reward, the infamous AWP is recognizable by its signature report and one-shot, one-kill policy.”
ADVERTISEMENT
―Counter Strike.
Sesuai deskripsi Counter Strike di atas, AWP ini sistemnya 'one shot, one kill'. Di Counter Strike, mau nembak bot pake AWP, cuma kena ujung kakinya aja, bot-nya mati. Tapi, risikonya gede karena firing rate-nya pelan, reload-nya juga lama (kapasitasnya 10 peluru), dan kalo lo make AWP, jalan lo jadi pelan. High reward-nya, karena 'one shot, one kill' tadi.
Makanya AWP jadi salah satu rifle favorit yang paling sering dipake di Counter Strike. Apalagi kalo lo mau ngendok, enak banget. Nunggu, nunggu, nunggu, nunggu.... Ku kan menunggu, tapi tak selamanya. Malah nyanyiin "Usai di Sini"-nya Yaya.
Nah, pas lagi ngendok, musuh muncul, pake telescope, lihat orangnya, "DOR!", terus die. Terus suaranya itu lho, keras banget. Kalo enggak pake peredam telinga, alamat budeg pake 'g', bukan 'k' lagi.
ADVERTISEMENT
Aslinya, AWP ini singkatan dari Arctic Warfare Police yang merupakan bagian dari Accuracy International Arctic Warfare Rifle. Efektif jarak deketnya 300 meter, tapi jarak jauhnya 800 meter, makanya pake telescope. Tingkat kebisingan AWP ini setara sama senjata dengan peluru .22 LR, keras banget suaranya. Beratnya juga asyik, sekitar 6,5 kilogram.
Ada beberapa temen gue yang bilang, Jason Statham di Furious 7 make AWP pas dia lagi gunung. Ralat aja, itu bukan AWP, tapi AWF.
Nah, kalo senjata favorit lo di Counter Strike, apa?