Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Elda Suryani itu Gila
1 Januari 2018 15:58 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:19 WIB
Tulisan dari Anissa Sadino tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Aku memilih judul ini karena memang vokalis Stars & Rabbit ini gila. Apa alasannya?
ADVERTISEMENT
Suara Elda itu unik. Mungkin mengganggu untuk beberapa orang, tapi buatku, suaranya mampu membangkitkan semua rasa di dalam dada. Emotional, yet full of surprises.
Lalu, kemampuannya untuk menciptakan lirik lagu yang sederhana, namun memikat mereka yang mencintai arus sebuah lagu. Menurutku, Elda menganut paham yang menganggap manusia adalah objek terpenting dalam semua hal. Rasanya, bahasa adalah sesuatu yang patut diagungkan, seperti Iga Massardi 'Barasuara' dan kecintaannya pada aksara.
Dari sekian lagu yang ditulis Elda, aku memilih "Man Upon the Hill" sebagai contoh. Aku begitu jatuh hati pada lagu ini. Aku bisa mendengar suara Elda yang tulus, aku bisa melihat Elda bersatu dengan musiknya yang juga dunianya di lagu ini. Aku bisa merasakan cinta yang tulus dari seorang wanita bernama Elda Suryani.
ADVERTISEMENT
Aku pernah membaca komentar Elda tentang "Man Upon the Hill". “Being in nature surprisingly connected you to your own deepest thoughts and feelings, and only in that way you can really listen to them.” Lagi-lagi, aku bisa melihat Elda dan tanah yang dipijaknya bersatu. Elda membumi, dia bersetubuh dengan bumi.
Koneksi yang dijalin Elda dengan apa yang ia rasakan lahir menjadi sebuah konstelasi yang nyata. Tidak salah jika album yang menaungi "Man Upon the Hill" berjudul "Constellation", karena isi dari album itu bukanlah sesuatu yang imajiner, melainkan setengah nyawa Elda yang dipecah menjadi beberapa lagu.
Jika kamu sering melihat Elda tampil di berbagai acara, kamu pasti tahu kalau Elda memiliki ciri khas sebagai seorang penyanyi. Bahasa tubuhnya di panggung tak seperti penyanyi kebanyakan, dan Elda tidak malu untuk memperlihatkan sisi itu di sana.
ADVERTISEMENT
Percaya atau tidak, aku tidak pernah menikmati musik Stars & Rabbit secara live. Tapi, dengan kehadiran YouTube, aku bisa memperhatikan seluruh gerak-gerik Elda saat menyanyi-- mulai dari sorot matanya yang kadang mati, hingga gerakan tangannya yang mengikuti irama musiknya.
Itu gila. Sekali lagi, itu gila. Jadi, seperti inikah manusia ketika ia mati rasa terhadap sesuatu yang ia cintai? Seperti inikah manusia ketika ia sedang jatuh cinta? Seperti inikah manusia ketika ia merasa dunia berada di dalam genggamannya? Seperti inikah manusia ketika ia bersatu dengan alam bawah sadarnya?
Apakah, Adi Widodo pernah berpikir bahwa rekannya itu gila? Seperti apa perasaan Adi ketika ia melihat Elda menari di sebelahnya? Mungkin, dia geleng-geleng kepala dan hanya tersenyum. Mereka sudah bersama selama bertahun-tahun, dan komentar Adi pasti, "Ah, sudah biasa."
ADVERTISEMENT
Entah apa yang terjadi jika aku menonton pertunjukkan Stars & Rabbit secara live. Mungkin aku akan menangis hingga sesak napas ketika "Man Upon the Hill" dimainkan.
Bahkan mungkin, aku tidak ingin melihat penampilan Stars & Rabbit secara live. Alasannya, karena aku tidak sanggup melihat Elda yang seakan-akan menganggap dirinya sebagai seorang dewi saat musik tengah menenggelamkannya.
Aku begitu menikmati "Man Upon the Hill" versi "Live at Societet Militair". Lagi-lagi, versi yang satu ini membuatku tenggelam dalam perasaan yang tidak jelas.
Buatku, Elda adalah wujud manusia yang sesungguhnya. Elda adalah salah satu contoh nyata mengapa musik mampu menimbulkan adiksi. Elda menyanyikan lagu-lagunya seperti menimang seorang bayi. Ia mendekapnya, menyamakan ritme napasnya, dan mengeluarkannya seperti berteriak, tapi dalam hati.
Elda Suryani, kamu gila. Dan kamu luar biasa.
ADVERTISEMENT