Kisah Asmara Chairil Anwar Dipentaskan

20 Agustus 2017 13:36 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pejuang sastra, Chairil Anwar. (Foto: M. Faisal/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pejuang sastra, Chairil Anwar. (Foto: M. Faisal/kumparan)
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini, sebuah pementasan Teater berjudul 'Perempuan-perempuan Chairil' diumumkan akan segera diselenggarakan. Agus Noor selaku sutradara menuturkan bahwa pementasan yang diprakarsai oleh Titimangsa Foundation milik Happy Salma itu akan menceritakan kisah asmara Chairil dengan empat perempuan yang hadir dalam kehidupannya.
ADVERTISEMENT
"Chairil Anwar penyair besar, ia menulis bahasa Indonesia dengan bagus saat kosakata masih sedikit, tapi orang lupa bahwa ia seorang don juan, anak gaul Menteng. Inilah poin yang kemudian diangkat, yang menarik adalah kisah cinta Chairil, perempuan-perempuan Chairil," kata Agus saat dijumpai di kawasan Kemang, Jakarta Selatan.
Empat perempuan tersebut dijelaskan Agus mewakili empat tipe cinta sang penyair yang akan disuguhkan oleh para pelakon, yakni Sita Nursanti, Chelsea Islan, Marsha Timothy, dan Tara Basro. Reza Rahadian pun akan memerankan sosok Chairil.
Pertama, ada wanita yang mampu membuat Chairil luluh akan kecerdasannya dan kemandiriannya pada masa itu, yakni Ida Nasution.
"Ida Nasution (diperankan Marsha Timothy) ialah perempuan yang cerdas pada zamannya. Dia menguasai bahasa Prancis, Inggris, dan Belanda. Tipologinya Chairil menyukai perempuan yang cerdas," ucap Agus menjelaskan. "Perempuan cerdas yang sangat mempengaruhi Chairil."
Infografis Puisi Cinta Chairil Anwar  (Foto: Bagus Permadi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Infografis Puisi Cinta Chairil Anwar (Foto: Bagus Permadi/kumparan)
Lalu tipe yang romantis yang membuat Chairil takluk pada kecantikannya. Namun, wanita ini akhirnya membuatnya patah hati.
ADVERTISEMENT
"Sri Ajati (diperankan Chelsea Islan) perempuan pada jaman itu, yang kalau ada laki-laki tidak jatuh cinta berarti lelaki itu bodoh. Sangat cantik, namun bertepuk sebelah tangan. Chairil menulis begitu patah hati, cinta yang romantik, cinta yang platonis," kata Agus.
Perempuan Chairil Anwar. (Foto: Dok. seri buku saku tempo )
zoom-in-whitePerbesar
Perempuan Chairil Anwar. (Foto: Dok. seri buku saku tempo )
Selain itu, adapula wanita dengan tipe cinta yang bergairah namun realistis. Dia adalah Sumirat.
"Mirat (diperankan Tara Basro) penuh tenaga, penuh gairah. Bagaimana ia menggambarkan percintaan yang penuh gairah itu tak tertandingi. Mirat akhirnya menikah dengan seorang tentara karena situasi realistis tidak bisa dipenuhi oleh seorang penyair," ujar Agus.
Terakhir adalah Hapsah Wiriaredja, wanita yang dinikahi Chairil pada 6 September 1946.
"Hapsah, Mbak Sita Nursanti yang perankan. Dia seorang perempuan yang sudah mapan. Chairil melamar Hapsah dengan kembang teratai," terangnya.
ADVERTISEMENT
Sebagai pemeran utama, Reza mengaku bangga diberikan kesempatan oleh produser teater tersebut, Happy Salma, untuk memeran sosok penyair tersebut.
"Senang banget bisa terlibat di sebuah pertunjukan yang misinya jelas sekali. Mengenalkan tokoh besar yang mempunyai pengaruh besar pada dunia sastra. Yang pasti senang, yang kalo dibilang saya ingin banget perankan ini. Makanya begitu teteh bilang mau bikin, aku bilang jangan kasih yang lain ya, buat aku aja," ungkap Reza di lokasi yang sama.
Reza Rahadian (Foto: Munady)
zoom-in-whitePerbesar
Reza Rahadian (Foto: Munady)
Selain itu, pementasan ini juga menggandeng White Shoes & the Couples Company sebagai pengisi soundtrack.
"Senang dikasih kesempatan untuk pertunjukan ini. Awal dengar kabar sih, kita seperti biasa, strereotype musik untuk teater itu sendu. Ternyata kita dibebaskan untuk bikin twist. Ternyata, musik-musik yang berkembang saat itu adalah orkes tropicana. Kita bakal bikin seperti itu. Awalnya saya pikir, ini bikin musik sendu-sendu ini gimana, jadi tantangan. Mudah-mudahan oke," kata Ricky mewakili band-nya.
ADVERTISEMENT
Pementasan 'Perempuan-perempuan Chairil' akan digelar pada 11-12 November mendatang di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat.