Konten dari Pengguna

Sadino's Playlist #61: Bromo

Anissa Sadino
Provehito in Altum
28 Juli 2019 22:10 WIB
clock
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Anissa Sadino tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Jiwa Jawa Bromo.
zoom-in-whitePerbesar
Jiwa Jawa Bromo.
ADVERTISEMENT
"Bromo nu agung..."
Cuma itu kalimat yang gue ulang-ulang dalam hati ketika gue menjejakkan kaki di Gunung Bromo (maklum, urang Sunda). Ya, enggak di puncak gunungnya juga, tapi di kaki gunungnya. Ngapain gue di Bromo? Gue menghadiri Jazz Gunung Bromo di Amfiteater Jiwa Jawa Bromo.
ADVERTISEMENT
Iya, gue kerja.
Udah lama gue enggak liputan keluar kantor. Terakhir, gue ke Kyoto, Jepang, Oktober tahun lalu. Terus, pas gue ditugasin ke Bromo, ya, gue seneng banget. Akhirnya!
Oh, ya, udah lama juga gue enggak nulis Sadino's Playlist. Lama-lama mager, abisan, he-he-he. So, yeah, I'm back, baby.
Jadi, gue stay di (kaki gunung) Bromo selama dua hari. Di homestay, enggak di Jiwa Jawa-nya. Senangnya, homestay gue di samping Jiwa Jawa persis dan di depan rumah ada yang jualan rawon sama mi rebus 24 jam, jadi lambung gue aman.
Membawa kumparan ke Jiwa Jawa Bromo.
Ada banyak penampil selama Jazz Gunung Bromo digelar selama dua hari itu. Ada Candra Darusman, Idang Rasjidi, Tompi, Sierra Soetedjo, Debu (aduh, penampilan mereka masih bikin gue merinding sampai sekarang), Voyager 4 (band ini juga keren karena lagu-lagu mereka terinspirasi dari sains), dan yang paling pecah, Ring of Fire featuring 'The Godfather of Broken Heart', Didi Kempot.
ADVERTISEMENT
Gue bilang kolaborasi Ring of Fire-nya Djaduk Ferianto dan Lord Didi keren bukan karena Lord Didi lagi ngetren di kalangan nak mudo. Tapi, karena aransemen baru yang dibuat sama Djaduk buat lagu-lagunya Lord Didi apik-apik tenan.
Ada empat lagu yang diaransemen ulang Djaduk, yaitu 'Stasiun Balapan', 'Banyu Langit', 'Layang Kangen', dan 'Sewu Kutho'. Yang epic, 'Banyu Langit' yang diaransemen ulang dengan musik khas Reog Ponorogo. Gila, gue sampai nganga pas nonton.
Selain musik jazz yang membahana di Amfiteater Jiwa Jawa Bromo, cuacanya itu, lho, dingin banget. Malem pertama, Jumat tanggal 26 Juli, dinginnya sampai 13-14 derajat celsius. Nah, malem kedua, sampai 11 derajat Celsius. Gue tidur sampai pakai sarung tangan, syal, kaos kaki, dua lapis celana tidur, sama lima lapis baju yang terdiri dari dua kaos, sweater, sama hoodie.
ADVERTISEMENT
Aduh, senang banget pokoknya gue. Akhirnya, dapet juga short getaway setelah kerja keras bagai kuda. Sekarang, gue lagi di Calibre Coffee Roaster, Gubeng, Surabaya, sambil nulis tulisan ini. Iya, gue nginep dan baru pulang besok sore.
Selama di Bromo, ada lagu-lagu lain selain jazz yang menemani gue. Ini dia lagu-lagunya.
Keutiguna, Ama huhoehagetji i sunganeul, Neoreul tonghae, naye ujureul chajanneunde, Ireogagetji kkeutjarageseo.
Na neowa, hamkke, hhaetteon, Eojega, neomu, geuriweo, Jinagan gieogeul, georeoboneun jungiya,
Neowa hamkke haesseul, naeiri bogopaseo, Yeongweoni gatihajadeon neol, tteoollyeobojiman.
Urin ije kkeut, kkeut, kkeut, Kkeuteul hyanghae gago isseo, My, love, love, love, Ijeneun say goodbye.
Naye saranga, ijen eopsguna, Nae sesange kkeutjarage, nega eobttaneun ge.
ADVERTISEMENT
Gue bener-bener dengerin lagu ini dari mulai gue nunggu flight di Bandara Soekarno Hatta, in flight, nyampe di Bandara Juanda, pulang dari Bromo menuju Surabaya, sampai barusan. Aduh, gue bener-bener suka sama lagu ini.
Yang bikin gue suka, musiknya dan chorus-nya karena yang nyanyi Jaebum. Suaranya adem banget di lagu ini. Suaranya BamBam juga.
Ini lagu Jinyoung banget. Jelas, Jinyoung yang nulis lagu ini bareng Distract. 'The End' juga setipe sama lagu 'My Youth' yang dinyanyiin Jinyoung di album Present : You. Intinya, lagu ini adem banget.
Only this moment, Holds us together, Close to perfection, Nothing else out there, No one to guide us, Lost in our senses Deep down inside I know our love will die.
ADVERTISEMENT
Ini lagu udah lama banget, dari album Röyksopp yang The Understanding (2005). Tapi, sampai sekarang, gue enggak pernah bosan dengerin 'Only This Moment'.
Gue suka lagu ini karena beat-nya. Tapi, gue paling suka sama liriknya pas bagian ini, "Clouds in my head have been parted with grace/By the voices of an angel revealing her face/And her words they make sense 'n' I do understand/Falling in love isn't part of a plan."
Yes, karena sesungguhnya, jatuh cinta sama seseorang itu bukan bagian dari rencana lo saat itu.
What do you want from me? Why don't you run from me? What are you wondering? What do you know? Why aren't you scared of me? Why do you care for me? When we all fall asleep, where do we go?
ADVERTISEMENT
(Come here), Say it, spit it out, what is it exactly, You're payin'? Is the amount cleanin' you out, am I satisfactory?
Today, I'm thinkin' about, the things that are deadly, The way I'm drinkin' you down, like I wanna drown, like I wanna end me.
Step on the glass, staple your tongue (ahh), Bury a friend, try to wake up (ah ahh), Cannibal class, killing the son (ahh), Bury a friend, I wanna end me.
Gue enggak ngerti gimana jalan pikiran seorang Billie Eilish. She's still 17, tapi musiknya super epic. Gue cuma bisa geleng-geleng pas dengerin album "When We All Fall Asleep, Where Do We Go?".
'Bury A Friend' ini tuh lagu tentang orang stres. Lebih tepatnya, Billie Eilish yang stres. Dia punya temen yang enggak kasat mata, dan temennya ini jahat, bikin Billie Eilish jadi monster. Ya, monster itu adalah bentuk lain dari stres yang dialami Billie Eilish.
ADVERTISEMENT
Wow. Just wow.
Sorry, enggak ada liriknya. Intinya, yang gue denger cuma, "I just don't care." Udah, gitu aja.
It's not the lyric yang nempel di kepala gue, tapi musiknya yang seru. Ya, deep house/electronic lengkap dengan nuansa summer vibes gitu. Seru banget buat joget-joget kecil sambil duduk ngeliatin sunset di pinggir pantai (tapi gue malah dengerin lagu ini di gunung).
Ini bukti kalau Devarra itu enggak cuma cakep doang, tapi musiknya juga secakep penampilannya. I love you, Devarra!
I am good, I am grounded, Davy says that I look taller, But I can’t get my head around it, I keep feeling smaller and smaller.
ADVERTISEMENT
I need my girl, I need my girl.
Gue tahu lagu ini dari someone special in my life. Asik. Dia ngasih gue lagu ini suatu malem, tapi pas ditanya kenapa, dia enggak jawab. Iya, gue maklum. Dia anaknya memang gitu.
Gue suka lagu ini di bagian petikan gitarnya yang dikasih efek. Di kuping adem banget. Suara Matt Berninger, vokalisnya yang ganteng nan seksi di umurnya yang nyaris 50 tahun itu, juga enak, berat banget sampai enggak kuat gue ngangkatnya.
Buat kamu... Iya, kamu, kalau butuh aku, ngomong.