Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.0
Konten dari Pengguna
Tantangan Indonesia Mengekspor Minyak Kelapa Sawit
8 Juli 2019 22:54 WIB
Tulisan dari Anissa Putri Pradita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ekspor adalah kegiatan proses transportasi barang atau jasa dari suatu negara ke negara lainnya. Dengan adanya kegiatan ekspor, suatu negara dapat meningkatkan pereekonomian. Tetapi tidak semudah itu, karena mengekspor barang ke negara lainnya harus melalui prosedur dan tata cara yang ditetapkan pemerintah, kemudian membutuhkan campur tangan dari beacukai baik di negara pengirim maupun di negara penerima.
ADVERTISEMENT
Salah satu sektor penyumbang ekspor terbesar di Indonesia adalah sektor pertanian subsektor perkebunan yaitu komoditas kelapa sawit. Kelapa sawit memiliki jumlah produksi tertinggi dibandingkan komoditas perkebunan lainnya. Kelapa sawit yang diproduksi sebagian kecil dikonsumsi di dalam negeri sebagai bahan baku mentah dalam pembuatan minyak goreng, selain itu kelapa sawit juga banyak digunakan untuk pembuatan sabun, margarine, kosmetika, dan sebagian besar lainnya dieskpor dalam bentuk minyak sawit atau Crude Palm Oil (CPO) dan minyak inti sawit atau Palm Kernel Oil (PKO). Pencapaian ini didukung dari ketersediaan lahan, iklim Indonesia yang tropis, tenaga kerja dan permintaan pasar internasional atas pasokan CPO.
Ekspor minyak sawit Indonesia mengalami kenaikan sebesar 8% atau dari 32,18 juta ton pada tahun 2017 meningkat menjadi 34,71 juta ton di tahun 2018. Ekspor minyak sawit ke luar negeri merupakan kabar baik dan prestasi bagi Indonesia, tetapi sayangnya banyak tantangan yang harus dihadapi Indonesia. Misalnya di India menerapkan tarif beacukai masuk tinggi, kampanye negatif yang dibuat oleh negara Uni Eropa dengan alasan proses produksi sawit menyebabkan deforestasi. Bukan hanya berasal dari negara-negara Uni Eropa saja, Amerika Serikat memberlakukan kampanye antidumping untuk biodiesel Indonesia, dan juga bersaing dengan negara tetangga yaitu Malaysia.
ADVERTISEMENT
Mari kita lihat prospek perkembangan industri kelapa sawit saat ini sangat pesat. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah produksi semakin meningkat seiring kebutuhan masyarakat.Komoditas kelapa sawit yang legit di pasar dunia sebagai sumber devisa negara Indonesia sebesar USD 23 miliar atau setara 300 trilyun rupiah, maka berdampak positif bagi perekonomian negara Indonesia. Industri kelapa sawit menyerap banyak tenaga kerja dari hulu ke hilir seperti petani dan pekerja industri pengelola kelapa sawit. Dengan adanya hasil komoditas kelapa sawit yaitu minyak sawit, dapat mengurangi impor solar.
Saya yakin Indonesia #BeraniEkspor minyak sawit ke luar negeri. Karena minyak sawit dapat menjadi solusi atas dilema pangan dan energi. Jika impor minyak sawit dihentikan, negara-negara pengimpor minyak sawit akan menghadapi banyak masalah seperti produksi biofuel berkurang, terganggunya ketahanan pangan, emisi karbon naik dan berkurangnya kesempatan kerja.
ADVERTISEMENT
Pemerintah Indonesia membuat kebijakan untuk meningkatkan investasi, terus meningkatkan produktivitas kelapa sawit nasional, meningkatkan ekspor khususnya ke pasar non tradisional, pengurangan kimiskinan serta kesenjangan ekonomi dengan cara terus melakukan perbaikan iklim usaha dalam negeri melalui advokasi atas berbagai regulasi pemerintah, mendorong percepatan Implementasi Suistainability (ISPO), mendorong dan ikut menukseskan program Replanting atau peremajaan sawit rakyat (PSR) yang dicanangkan oleh Pemerintah, dan memperluas kampanye positif sawit baik di dalam negeri maupun negara pengimpor minyak sawit, serta terus meningkatkan ekspor dan penanganan berbagai hambatan perdagangan di pasar global. Untuk melancarkan ekspor, Barantan terus lakukan upaya dalam memperkuat sistem perkarantinaan. Akselerasi ekspor upaya yang dilakukan diantaranya meningkatkan kualitas layanan publik, sertifikasi manajemen mutu Labortarium ISO/EIC 17025-2017, penerapan sistem manajemen anti penyuapan dan pembinaan perusahaan eksportir dengan program Agro Gemilang.
ADVERTISEMENT
#142KarantinaMelayani