news-card-video
3 Ramadhan 1446 HSenin, 03 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Pola Asuh Orang Tua: Mana yang Terbaik untuk Masa Depan Anak?

Anis Zakia
Mahasiswa Psikologi Universitas Syiah Kuala
28 Februari 2025 22:14 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Anis Zakia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ilustrasi orang tua dan anak dibuat oleh Anis Zakia menggunakan aplikasi Canva
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi orang tua dan anak dibuat oleh Anis Zakia menggunakan aplikasi Canva
Bagaimana cara terbaik mendidik anak agar tumbuh menjadi pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab? Apakah memberikan kebebasan penuh lebih baik daripada menetapkan aturan yang ketat? Bagaimana pengaruh pola asuh terhadap kepribadian anak di masa depan? Setiap orang tua pasti ingin yang terbaik untuk anaknya. Namun, pola asuh yang diterapkan sering kali dipengaruhi oleh budaya, pengalaman masa kecil, hingga nilai-nilai yang diyakini orang tua. Psikologi perkembangan telah mengidentifikasi beberapa pola asuh yang berbeda dan bagaimana pola tersebut dapat membentuk kepribadian anak. Apa Saja Pola Asuh yang Diterapkan Orang Tua? Diana Baumrind, seorang psikolog yang dikenal dengan penelitian tentang pola asuh, mengklasifikasikan pola asuh menjadi empat kategori utama: 1. Pola Asuh Otoritatif: Seimbang antara Kasih Sayang dan Disiplin Bagaimana jika orang tua memberikan kebebasan sekaligus batasan yang jelas? Apakah anak akan lebih disiplin jika diberi kesempatan untuk berdiskusi? Orang tua dengan pola asuh ini mendukung anak untuk mandiri tetapi tetap memberikan aturan yang jelas. Mereka memberikan penjelasan atas aturan yang dibuat dan membangun komunikasi yang sehat dengan anak. Hasilnya, anak cenderung lebih percaya diri, memiliki keterampilan sosial yang baik, serta mampu mengambil keputusan dengan bijak. 2. Pola Asuh Otoriter: Disiplin Ketat, Tanpa Banyak Ruang Diskusi Apakah anak menjadi lebih patuh jika dididik dengan ketegasan? Apakah hukuman yang keras efektif dalam membentuk karakter anak? Pola asuh ini menuntut kepatuhan tinggi dengan sedikit komunikasi dua arah. Orang tua yang otoriter sering kali menetapkan aturan ketat dan mengharapkan anak untuk mengikuti tanpa pertanyaan. Anak yang dibesarkan dalam lingkungan seperti ini mungkin tumbuh menjadi individu yang patuh, tetapi mereka juga bisa mengalami kecemasan, kurang percaya diri, dan kesulitan dalam mengambil keputusan sendiri. 3. Pola Asuh Permisif: Banyak Kebebasan, Sedikit Aturan Apakah kebebasan tanpa batas membuat anak lebih bahagia? Apa yang terjadi jika anak tidak memiliki batasan yang jelas? Orang tua permisif sangat responsif terhadap kebutuhan anak tetapi kurang memberikan batasan. Mereka jarang menerapkan disiplin dan lebih sering membiarkan anak membuat keputusan sendiri, bahkan dalam hal-hal yang membutuhkan bimbingan orang tua. Akibatnya, anak sering kesulitan mengendalikan diri, kurang disiplin, serta kurang memahami konsekuensi dari tindakan mereka. 4. Pola Asuh Tidak Terlibat: Minimnya Perhatian Orang Tua Bagaimana dampaknya jika anak tumbuh tanpa keterlibatan orang tua? Apakah anak tetap bisa berkembang dengan baik tanpa pengawasan orang tua? Dalam pola asuh ini, orang tua jarang terlibat dalam kehidupan anak, baik secara emosional maupun fisik. Mereka mungkin terlalu sibuk dengan pekerjaan atau memiliki masalah pribadi yang menghalangi interaksi dengan anak. Akibatnya, anak bisa mengalami kesulitan dalam membangun hubungan sosial, memiliki rasa percaya diri yang rendah, dan kurang mendapatkan bimbingan yang diperlukan untuk menghadapi kehidupan. Bagaimana Pola Asuh Mempengaruhi Masa Depan Anak? Dalam bukunya The Science of Parenting (2020), Margot Sunderland menjelaskan bahwa pola asuh yang diterapkan orang tua memiliki dampak jangka panjang terhadap perkembangan emosional dan sosial anak. Anak yang dibesarkan dengan pola asuh otoritatif cenderung lebih bahagia, lebih mampu mengelola emosi, serta lebih sukses dalam kehidupan akademik maupun profesional. Sebaliknya, anak yang tumbuh dalam pola asuh otoriter mungkin memiliki kedisiplinan tinggi tetapi sering mengalami kecemasan. Sementara itu, pola asuh permisif dapat membuat anak kesulitan dalam menghadapi aturan di lingkungan sosial, dan pola asuh tidak terlibat dapat menyebabkan anak kurang memiliki keterampilan sosial serta mengalami masalah emosional. Pola Asuh Mana yang Terbaik? Dari keempat pola asuh tersebut, penelitian menunjukkan bahwa pola asuh otoritatif adalah yang paling efektif dalam membentuk anak yang mandiri, percaya diri, dan bertanggung jawab. Pola asuh ini mengajarkan keseimbangan antara kasih sayang dan disiplin, memungkinkan anak untuk memahami aturan tanpa merasa tertekan. Namun, tidak ada pola asuh yang benar-benar sempurna. Setiap anak memiliki kebutuhan yang berbeda, sehingga orang tua perlu menyesuaikan pendekatan mereka berdasarkan karakteristik anak dan situasi keluarga. Sebagai orang tua, pertanyaan yang paling penting untuk diajukan adalah: Apakah pola asuh yang saya terapkan saat ini membantu anak saya berkembang menjadi individu yang bahagia dan bertanggung jawab? Jika jawabannya belum, mungkin sudah saatnya untuk menyesuaikan pola asuh dengan pendekatan yang lebih seimbang dan suportif. Daftar Pustaka Sunderland, M. (2020). The Science of Parenting. DK Publishing.
ADVERTISEMENT