Konten dari Pengguna

Mendulang Cuan Dari Limbah Ceker Ayam

Anita Mayaa
Full time mom yang suka nulis tentang beauty dan lifestyle
17 Desember 2022 0:27 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Anita Mayaa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Siapa yang tidak suka makan ceker ayam, khususnya di Indonesia, aneka masakan dengan bahan baku ceker ayam cukup diminati. Katakan saja ceker mercon yang sempat viral, kemudian ada soto ceker bahkan kerupuk ceker ayam. Sebelum ceker diolah, ceker ayam memiliki lapisan kulit tipis yang dibuang dan akhirnya menjadi limbah dari lokasi pemotongan ayam.
Mendulang Cuan Dari Limbah Ceker Ayam
zoom-in-whitePerbesar
Namun, di tangan Nurman Farieka, kulit ceker ayam diubah menjadi bahan utama pembuatan sepatu yang kini go international dan memiliki omzet tak terduga.
ADVERTISEMENT
Berawal dari keinginannya untuk menggeluti bisnis sendiri, pemuda asal Bandung ini sempat menjual dompetnya untuk bisa menjadi modal awal berjualan aksesoris seperti gelang dan kalung. Namun ternyata bisnis tersebut tidak berjalan baik. Bahkan sempat menghabiskan dana hingga ratusan juta dalam setahun guna merintis beeberapa bisnis yang pada akhirnya tetap gagal.
Tak patah arang, akhirnya di tahun 2015 Nurman mulai serius mengerjakan bisnis sepatu kanvas yang diberinya merek Hirka, dalam bahasa Turki yang artinya dicintai karena Nurman ingin produknya bisa diterima dan dicintai oleh masyarakat.
Bisnis sepatunya berjalan dengan cukup baik hingga akhirnya menghadapi kendala persaingan harga dengan sepatu import yang harganya jauh lebih murah. Hingga akhirnya ide sepatu kulit ceker ayam muncul karena Nurman membaca jurnal milik ayahnya yang berisi penelitian tentang kulit, salah satunya kulit ceker ayam.
Tekstur kulit ceker ayam menyerupai kulit ular dan buaya
Nurman melihat bahwa tekstur dan motif kulit ceker ayam ini menyerupai kulit ular dan buaya, namun tentu dengan harga yang jauh lebih murah karena kulit ceker ayam adalah limbah. Akhirnya sepanjang tahun 2015 Nurman mencoba bereksperimen dengan kulit ceker ayam agar bisa lebih kuat dan tidak mudah rapuh atau sobek.
ADVERTISEMENT
Setelah riset bahan baku berhasil, maka dibuatlah sampel sepatu kulit ceker ayam. Walaupun pada proses ini pun Nurman sering mengalami kegagalan dan penolakan namun Nurman tidak menyerah sampai akhirnya pada tahun 2017 Nurman mencoba memasarkan produknya pada masyarakat dan ikut pameran kerajinan terbesar di Indonesia, INACRAFT.
Gayung bersambut, akhirnya sepatu Hirka dengan kulit ceker ayam ini bisa diterima dan dicari konsumen. Sepatu kulit ceker ayam sangat diminati karena tampilannya yang unik dan eksotis. Sepatu kulit ceker ayam Hirka dibandrol dengan harga mulai dari 400.000 hingga 7 juta per pasang.
Sepatu Hirka, dari kulit ceker ayam
Tidak tanggung-tanggung, Hirka juga merambah pasarnya ke Malaysia, Singapura, Hong Kong, Brazil, Perancis, dan Turki. Hingga di tahun 2019 lalu, Nurman memperoleh penghargaan SATU Indonesia Awards.
ADVERTISEMENT
Kini Hirka sudah mendapatkan paten produk dan udah memiliki enam koleksi sepatu kulit ceker ayam yang masing-masing koleksinya ini diberi nama yang diambil dari bahasa Nusantara yakni Jokka, Tafiaro, Renjana, Balawan, Ekajati dan Astakona. Kandungan filosofis dalam sepasang sepatu Hirka menjadikannya memiliki pangsa tersendiri bagi konsumen luar negeri.
Selain itu, sepatu kulit ceker ayam turut membantu menjaga kelestarian reptil dan ekosistem alam tetap terjaga. Apalagi bahan baku yang digunakan merupakan limbah yang didaur ulang.
Pandemi beberapa waktu lalu juga turut menerpa bisnis Nurman. Produksi yang awalnya 200 pasang per bulan, turun menjadi 100 pasang per bulan. Serta untuk menjaga eksistensi brand nya, Nurman berkolaborasi dengan KFC dengan kampanye Thousand More. Kampanye ini mengusung semangat untuk melakukan ribuan langkah menuju mimpi-mimpi yang tertunda khususnya karena masa pandemi.
ADVERTISEMENT