Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Sejenak Tinggalkan Gadget di Kampung Lali Gadget
26 September 2023 18:53 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Anita Mayaa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dengan berkembangnya teknologi digital, membuat kita sedikit banyak menjadi bergantung dengan gadget. Bukan hanya orang dewasa, anak-anak pun sekarang sudah piawai memainkan gawai. Apalagi dengan adanya masa sekolah online akibat Covid di beberapa tahun lalu yang menjadikan anak-anak semakin lekat dengan gadget.
ADVERTISEMENT
Fenomena ini membuat kita menjadi khawatir, selain alasan kesehatan mata dan tulang, tentu yang paling ditakuti orang tua adalah anak-anak menjadi ketergantungan serta mudah terpapar konten yang tidak mendidik. Disamping itu ada efek negatif dari segi sosial dimana anak menjadi mudah emosi dan kurang empati pada lingkungan sekitarnya.
Pada jaman dulu, walaupun tidak ada gadget namun anak-anak tetap tidak merasa bosan karena banyak pilihan permainan tradisional yang bisa dimainkan dengan tetangga atau teman di sekolah. Namun yang terlihat sekarang hanya sekumpulan anak-anak yang nongkrong bersama secara fisik namun mereka memainkan gadgetnya masing-masing seolah-olah dunia maya lebih asik daripada dunia nyata.
Hal inilah yang membuat Achmad Irfandi, seorang pemuda asal Sidoarjo, Jawa Timur membangun Kampung Lali Gadget (KLG). Pada 3 Agustus 2018 Achmad Irfandi akhirnya mendapat ijin dari perangkat desanya untuk mulai menggagas Kampung Lali Gadget di Desa Pagerngumbruk, Wonoayu, Sidoarjo.
ADVERTISEMENT
Awalnya, Achmad Irfandi menggerakkan kegiatan ini untuk mengantisipasi agar kecanduan gawai bisa terhindar terutama di lingkungan tempat tinggalnya. Dirinya berhasil meyakinkan segenap perangkat desa untuk meminjamkan lahan seluas 45 x 50 meter untuk proyek itu.
Fokus kegiatan ini mengadakan program konservasi budaya untuk mengangkat permainan tradisional yang diharapkan bisa cukup efektif untuk mengalihkan perhatian anak-anak dari gawai. Kampung Lali Gadget merekrut kawan-kawan pemuda di Desa Pagerngumbuk dan pemuda di Sidoarjo. Pemberdayaan pemuda dan masyarakat dilakukan di dalam dan di luar desa. Pemuda yang diberdayakan bertugas sebagai perencana, fasilitator edukasi, dan pendamping.
Untuk agenda pertama di Kampung Lali Gadget, sejumlah 475 anak didatangkan dari Surabaya dan Sidoarjo. Mereka diajak untuk memainkan aneka permainan tradisional mulai pukul 08.00 hingga 12.00. Selesai acara, para anak yang hadir mengaku enjoy dan ternyata sangat menikmati kegiatan bermain bersama seperti ini.
ADVERTISEMENT
Saat ini tidak banyak anak-anak yang masih memainkan aneka permainan tradisional. Jadi selain bermain bersama di Kampung Lali Gadget untuk sejenak anak-anak bisa “detox gadget” mereka juga diajak untuk mengenal dan melestarikan berbagai permainan tradisional yang perlahan mulai terlupakan.
Setelah melihat respons yang bagus dari anak-anak dan orang tua, Achmad Irfandi pun meneruskan kegiatan tersebut. Minggu-minggu berikutnya hingga sekarang semakin banyak anak-anak yang mendaftar dan hadir mengikuti kegiatan di Kampung Lali Gadget. Rata-rata 100 lebih anak yang datang dalam event yang berlangsung setiap minggu tersebut.
Hingga akhirnya pada Mei 2020, Irfandi bersama sukarelawan menjadikan Kampung Lali Gadget berbadan hukum resmi. Kegiatan edukasi terkait permainan tradisional pun semakin sering digelar.
Aktivitas yang digelar di program ini mengajarkan edukasi budaya, kearifan lokal, olahraga, edukasi satwa, permainan tradisional. Selain mengurangi kecanduan gawai, program ini juga membantu mengedukasi anak-anak tentang budaya dan kearifan lokal. Sampai saat ini, Achmad Irfandi mengatakan setidaknya sudah ada 25 topik permainan. Supaya tidak bosan, topik permainan di Kampung Lali Gadget akan berbeda-beda setiap minggunya.
ADVERTISEMENT
Berikut suasana anak-anak bermain di Kampung Lali Gadget, selain menambah pengalaman mencoba berbagai permainan tradisional mereka juga tentunya bisa mendapat teman baru dan bersosialisasi. Tidak hanya itu, Kampung Lali Gadget juga memberdayakan warga sekitar untuk menjadi pembuat mainan tradisional yang dijual sebagai cinderamata dari Kampung Lali Gadget bagi anak-anak yang bermain disini. Beberapa warga sekitar juga bisa membuka warung makan disekitar Kampung Lali Gadget.
Oleh sebab itu, tidak heran kalau Kampung Lali Gadget ini diapresiasi oleh PT. Astra International Tbk., Achmad Irfandi menjadi finalis dalam kategori Penggerak Konservasi Budaya melalui Kampung Lali Gadget di ajang Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2021 yang lalu.
Achmad Irfandi juga berharap isu kecanduan gadget ini bisa diangkat secara nasional mengingat keprihatinan para orang tua. Semoga Kampung Lali Gadget bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat Indonesia khususnya para orang tua, guru dan tenaga pengajar untuk bisa lebih kreatif mengarahkan anak-anak melestarikan budaya lokal agar permainan tradisional tidak tergerus jaman.
ADVERTISEMENT