Konten dari Pengguna

Perkuat Citra Indonesia-Afrika Melalui Penyelenggaraan HLF MSP & IAF 2024

Anita Rachmawati
International Relations student at UPN "Veteran" Jawa Timur
17 Oktober 2024 13:23 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Anita Rachmawati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Latar Belakang
Indonesia telah sejak lama menjalin hubungan diplomatik dengan negara-negara Afrika. Hubungan yang terjalin secara baik antara Indonesia dengan negara-negara Afrika telah berjalan sejak 1946. Hubungan yang terjalin dengan baik ini dilihat dari bagaimana sikap politik Mesir yang dianggap sebagai negara Arab-Afrika pertama yang mau mengakui kemerdekaan Indonesia. Kemudian hubungan yang terjalin antara Indonesia dengan negara-negara Afrika mulai bertambah erat sejak adanya penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA) serta peran penting yang dimiliki oleh Indonesia dalam Gerakan Non-Blok (GNB) (Sekretaris Kabinet Republik Indonesia, 2023).
ADVERTISEMENT
Kedutaan Besar mulik Afrika Selatan pertama kali didirikan pada bulan Januari 1995 di Jakarta dan di tahun yang sama Indonesia juga mendirikan Kedutaan Besar di Pretoria. Berdasarkan pada ( BBC World Service, 2013), persepsi Indonesia terhadap negara Afrika Selatan terbagi menjadi dua yakni positif dan negatif. Untuk tanggapan negatif Indonesia terhadap Afrika Selatan sebesar 36% dan tanggapan positif sekitar 33%. Kemudian, meskipun Afrika masih termasuk kedalam kawasan yang miskin, rawan terjadinya konflik, banyak terserang wabah penyakit, hingga mengalami kekeringan Afrika tetap salah satu tujuan dari pasar non-tradisional yang bisa menjanjikan bagi ekspor Indonesia. Hal ini karena Afrika memiliki sumber daya alam yang sangat kaya dan juga memiliki jumlah populasi termuda dengan pertumbuhan yang sangat cepat di dunia.
ADVERTISEMENT
Kerangka Teori
Kerja sama antara Indonesia dan negara-negara Afrika berdasarkan pada ilmu Hubungan Internasional termasuk kedalam kerja sama bilateral. Menurut K.J Holsti kerjasama international bisa saja terjadi karena adanya dua kepentingan atau lebih untuk bisa menghasilkan suatu hasil bagi kedua belah pihak (Holsti, 1988). Kerja sama internasional dibentuk karna untuk bisa mewujudkan kesejahteraan bagi kedua negara yang menjalaninya. Selain itu, menurut Yanuar Ikbar dalam bukunya yang berjudul “Metodologi & Teori Hubungan Internasional” (Ikbar, 2014), kerja sama internasional merupakan bentuk hubungan yang terjalin antara kedua negara dengan tujuan untuk bisa memenuhi kebutuhan rakyatnya serta untuk kepentingan negara-negara lainnya.
Pembahasan
Kerja sama antara Indonesia dan negara-negara Afrika telah terjalin sejak lama. Hal ini karena Afrika dipandang sebagai benua masa depan dengan sumber daya yang melimpah dan pasar yang besar. Oleh karena itu, dengan meningkatkan kerjasama ekonomi terhadap negara-negara Afrika menjadi hal yang diprioritaskan oleh pemerintah Indonesia sebagai strategi dalam meningkatkan ekonomi negara. Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan ke negara-negara Afrika dengan tujuan untuk meningkatkan hubungan dan kerja sama yang telah terjalin antara Indonesia dan negara-negara Afrika.
Sumber: Sekretariat Kabinet Republik Indonesia
Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan ke empat negara yang ada di Afrika, yakni Tanzania, Afrika Selatan, Mozambik, hingga Kenya pada 20-24 Agustus 2023. Kunjungan yang dilakukan Presiden Joko Widodo bertujuan agar bisa meningkatkan ekspor produk-produk milik Indonesia ke negara Afrika dengan meningkatkan kerja sama yang telah terjalin dalam bidang energi serta sumber daya mineral (ESDM), kesehatan, hingga ke industri strategis lainnya dalam peningkatan outbound investment Indonesia (Sekretaris Kabinet Republik Indonesia, 2023). Meskipun kunjungan kenegaraan yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo ke Afrika terlaksana pada penghujung masa jabatan, akan tetapi hasil yang ingin dicapai dari kunjungan tersebut adalah sebagai bukti komitmen Indonesia terkait pembangunan di kawasan Afrika sekaligus menunjukkan bahwa negara Afrika sangat penting terhadap pilar kebijakan luar negeri Indonesia.
Sumber: Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia
Mengutip dari Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia, menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno, hubungan diplomatis antara Indonesia dan negara-negara Afrika telah terjalin kuat sejak lama, akan tetapi dari sisi pariwisata dan ekonomi kreatif yang telah terjalin masih perlu banyak peningkatan untuk dilakukan (Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia, 2024).
ADVERTISEMENT
Indonesia menjadi tuan rumah dalam penyelenggaraan High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnership (HLF MSP) serta Indonesia-Africa Forum (IAF) ke-2 pada tahun 2024 yang dimana dalam penyelenggaraan ini tidak hanya membuahkan hasil kerja sama dalam meningkatkan pertumbuhan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia, melainkan juga menjadi wadah untuk melakukan promosi brand image Indonesia ke negara-negara Afrika secara efektif.
Dilansir dari sumber (Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia, 2024), Afrika merupakan benua for the future. Afrika memiliki sumber daya yang melimpah serta pasar yang sangat besar sehingga dapat menarik perhatian dari seluruh dunia. Oleh karena itu, konferensi penting ini harus dibarengi dengan serangkaian kegiatan lain yang bisa semakin mempererat hubungan kerja sama yang telah terjalin antara Indonesia dengan negara-negara Afrika khususnya pada bidang pariwisata. Kemenparekraf menjalin kerja sama pariwisata dan ekonomi kreatif dengan negara-negara Afrika seperti Maroko, Sudan, Kenya, Tanzania, Mesir, Afrika Selatan, Seychelles, hingga Zanzibar sesuai dengan arahan dari Presiden Joko Widodo untuk menaikkan economic partnership dengan market-market non-tradisional.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan pada Badan Pusat Statistik (BPS), menyatakan bahwa kunjungan dari wisatawan mancanegara dari negara-negara Afrika untuk ke Indonesia mengalami peningkatan dengan total sekitar 33.185 kunjungan pada periode Januari-Juni 2024. Dilansir dari (Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia, 2024), menurut Sandiaga “Afrika Selatan sebagai penyumbang wisatawan terbanyak ke Indonesia, kemudian baru di susul Mesir, Maroko, Tunisia, serta Kenya”. Jika merujuk pada data tahunan 2021-2023 telah terjadi peningkatan yang signifikan dengan capaian sebanyak 2.341 (2021), 29.682 (2022), dan 71.652 (2023) kunjungan wisatawan. Akan tetapi kunjungan pada tahun 2023-2024 masih dibawah perolehan 2019 yakni sebanyak 98.919 kunjungan. Jika kita bandingkan melalui year-over-year (YoY) di periode yang sama pada bulan Januari-Juni 2023 tercatat sebanyak 27.632 kunjungan dan 2024 mengalami pertumbuhan sekitar 20,10 persen (Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia, 2024).
ADVERTISEMENT
Kerjasama yang terjalin sebelum atau sesudah dilaksanakannya HLF-MSP 2024 dan IAF ke-2, Menparekraf menginginkan adanya pariwisata Indonesia yang dapat memberikan manfaat yang besar dari occupancy rate hotel yang semakin naik dengan length of stay yang semakin panjang sehingga bisa memberikan kontribusi dalam meningkatkan perekonomian negara. Sementara itu menurut Martini M. Paham yang merupakan Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembahaan Kemnparekraf, “MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition, red) adalah salah satu yang ingin Afrika pelajari dari Indonesia. Hal ini disampaikan pada saat terjadinya pertemuan bilateral dengan Aljazair dan Zanzibar karena Indonesia yang sudah berhasil dalam mengadakan event internasional sejak KAA 1955 di Bandung. Kemudian Indonesia juga bisa belajar dati negara Afrika tentang mengembangkan sustainable development pada sektor pariwisata yang berkelanjutan.” (Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia, 2024)
ADVERTISEMENT
Kesimpulan
Kerja sama internasional merupakan hal yang diperlukan bagi masing-masing negara secara global tidak hanya untuk membangun citra namun dapat menjadi peluang bagi satu sama lain. Indonesia dan negara-negara Afrika membuktikan bahwa hubungan kerja sama dapat berjalan lancer dan menguntungkan keduanya. Meskipun dengan adanya latar belakang negara yang berbeda, Indonesia maupun Afrika dapat saling bekerja sama khususnya pada sektor pariwisata, pemanfaatan sumber daya alam, dan pengelolaan ekonomi kreatif. Disisi lain, kerja adanya kerja sama ini menjadi wadah untuk membuka kacamata global atas urgensi pentingnya membangun hubungan kerja sama bilateral maupun multilateral dengan memanfaatkan peluang dari masing-masing negara.