Konten dari Pengguna
Doa Terima Kasih ala Maroko
4 November 2025 18:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
Kiriman Pengguna
Doa Terima Kasih ala Maroko
Ucapan terima kasih di Maroko bukan sekadar “choukran,” tapi doa penuh makna yang mencerminkan nilai spiritual, keluarga, dan kebersamaan dalam budaya Arab-Maroko.Anja Aufa
Tulisan dari Anja Aufa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Di Maroko, mengucapkan terima kasih tidak sesederhana kata “choukran” dalam bahasa Arab standar. Ungkapan terima kasih di sini sarat makna, sering dipadukan dengan doa dan harapan baik, serta mencerminkan nilai-nilai keluarga dan spiritual yang mendalam. Bagi orang Maroko, terima kasih adalah pernyataan apresiasi yang menyentuh pada aspek sosial maupun religius.
ADVERTISEMENT
Salah satu ungkapan paling terkenal adalah “الله يرحم والديك” (Allah yirham walidik), yang berarti “Semoga Allah merahmati orang tuamu.” Ungkapan ini digunakan ketika seseorang melakukan kebaikan yang berarti. Dengan menyebut orang tua penerima, pembicara menunjukkan penghargaan sekaligus mendoakan kesejahteraan keluarga mereka. Terima kasih di sini bukan sekadar kata, melainkan doa yang tulus.
Ada pula ungkapan seperti “الله يعطيك الصحة” (Lah y3tik as-saha), “Semoga Allah memberimu kesehatan,” biasanya diberikan kepada orang yang menolong atau memberikan bantuan. Sementara itu, “بارك الله فيك” (Baraka Allahu fik) atau “Semoga Allah memberkatimu” sering digunakan dalam konteks formal atau religius. Semua ungkapan ini menunjukkan bahwa di Maroko, rasa terima kasih selalu terkait doa dan harapan baik.
ADVERTISEMENT
Latar belakang budaya ini sangat dipengaruhi oleh Islam, agama mayoritas di Maroko. Dalam tradisi Islam, mendoakan orang lain adalah perbuatan baik yang bernilai pahala. Oleh karena itu, terima kasih diucapkan bukan sekadar formalitas, tetapi sebagai wujud kepedulian dan niat baik.
Selain agama, faktor budaya kekeluargaan turut membentuk ungkapan terima kasih. Keluarga bukan hanya unit sosial, tetapi simbol kehormatan dan kebaikan. Dengan mendoakan orang tua penerima, pembicara menunjukkan kedekatan dan penghargaan yang mendalam. Hal ini sekaligus memperkuat ikatan sosial, karena hubungan antarindividu selalu terkait dengan kesejahteraan keluarga dan komunitas mereka.
Bahasa lokal juga memengaruhi cara orang Maroko mengekspresikan terima kasih. Mereka menggunakan Arab Maroko (Darija), yang berbeda dari Arab standar. Bahasa ini memungkinkan munculnya ungkapan yang hangat, personal, dan kaya nuansa, sulit diterjemahkan hanya dengan kata “choukran.” Darija menekankan kedekatan dan doa, sehingga setiap ungkapan apresiasi mengandung makna lebih dalam.
ADVERTISEMENT
Sejarah Maroko yang panjang, dipengaruhi budaya Arab, Berber, dan Andalusia, turut membentuk tradisi ini. Terima kasih bukan sekadar kata sosial, tetapi juga alat afirmasi hubungan, yang menegaskan sopan santun, menyebarkan kebaikan, dan memperkuat ikatan sosial.
Secara ringkas, ungkapan terima kasih khas Maroko memiliki prinsip:
Terima kasih = doa dan harapan baik untuk penerima.
Menghargai jasa orang lain = memperkuat ikatan sosial.
Doa bagi keluarga penerima = simbol hormat dan kedekatan.
Dengan memahami prinsip ini, kita melihat bahwa ucapan terima kasih di Maroko adalah pernyataan nilai budaya dan spiritual. Ungkapan seperti “Allah yirham walidik” menunjukkan bagaimana bahasa menyatukan penghargaan, doa, dan kedekatan personal. Kata-kata ini menjadi sarana menyebarkan kebaikan, menjaga keharmonisan sosial, dan menegaskan identitas budaya.
ADVERTISEMENT
Kesimpulannya, ucapan terima kasih di Maroko mencerminkan masyarakat yang menekankan kebersamaan, spiritualitas, dan penghormatan terhadap keluarga. Mengucapkannya berarti mengekspresikan apresiasi tulus, mendoakan kesejahteraan orang lain, dan memperkuat nilai-nilai budaya yang diwariskan turun-temurun. Bagi siapa pun yang ingin memahami masyarakat Maroko, mempelajari kedalaman kata-kata ini adalah langkah penting untuk memahami budaya komunikasi yang hangat, religius, dan penuh makna.

