Konten dari Pengguna

Eksternalitas Negatif Penggunaan Transportasi Pribadi di Kota Tangerang

Anjani Septya Anggraeni
Mahasiswi Prodi Pendidikan Ekonomi Universitas Pamulang
3 April 2024 10:10 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Anjani Septya Anggraeni tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Penggunaan transportasi pribadi terus meningkat di Provinsi Banten khususnya Kota Tangerang. Padatnya transportasi pribadi yang berada di Kota Tangerang Provinsi Banten menyebabkan meningkatnya pencemaran udara yang bersumber dari asap kendaraan bermotor dan memicu terjadinya eksternalitas sehingga menyebabkan kerusakan lingkungan yang berakibat pada gangguan kesehatan manusia. Pertambahan penduduk yang tinggi menjadi salah satu faktor penyumbang eksternalitas di wilayah Kota Tangerang. Pertambahan penduduk yang terjadi tidak hanya berasal dari tingginya angka kelahiran, melainkan juga masuknya pendatang yang berasal dari berbagai daerah ke Kota Tangerang. Kota Tangerang akan menghadapi persoalan serius dalam menghadapi pertambahan penduduk di masa yang akan datang jika dikaitkan dengan visi kota jangka panjang dalam aspek mitigasi bencana dalam konteks perencanaan tata ruang (BPS, 2017).
Ilustrasi kemacetan di Kota Tangerang. Sumber: freepik.com
Volume penduduk yang terlalu padat di kota juga akan menambah volume kendaraan pribadi, ditambah lagi fasilitas transportasi umum yang masih minim mendorong penduduk kota untuk lebih memilih menggunakan transportasi pribadi daripada transportasi umum. Berdasarkan data Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Provinsi Banten, jumlah transportasi pribadi yang beroperasi di Kota Tangerang pada tahun 2022 sebesar 1.233.236 juta unit. Transportasi jenis sepeda motor merupakan jenis transportasi yang paling banyak beroperasi di Kota Tangerang yaitu sebesar 963.300 ribu unit. Tingginya permintaan akan transportasi pribadi di Kota Tangerang, disebabkan oleh beberapa hal, yaitu banyaknya perusahaan yang memberikan kredit sepeda motor dan mobil dengan fasilitas yang murah sehingga menyebabkan meningkatnya jumlah transportasi pribadi.
ADVERTISEMENT
Eksternalitas negatif muncul ketika pasar tidak mampu mencapai keseimbangan yang efisien. Keseimbangan yang efisien adalah situasi dimana biaya sosial marjinal sama dengan manfaat sosial marjinal. Eksternalitas negatif adalah bentuk kegagalan pasar, yang berarti bahwa pasar tidak mampu mencapai keseimbangan yang efisien dimana ketika total benefit transportasi pribadi dimaksimalkan sehingga tidak ada cara untuk meningkatkan manfaat pengguna jalan tanpa mengurangi benefit penguna jalan lainnya.
Eksternalitas negatif yang ditimbulkan dari peningkatan transportasi pribadi adalah penurunan kualitas kehidupan seperti terganggu tingkat kesehatan masyarakat karena masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan sering terkena polusi udara sehingga mengakibatkan kesehatan masyarakat menurun, dengan menurunnya kesehatan masyarakat menyebabkan produktivitas menurun sehingga hal tersebut berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat. Eksternalitas juga meningkatkan korban kecelakaan lalu lintas yang disebakan karena tingginya jumlah transportasi pribadi tidak sebanding dengan luas jalan sehingga menyebabkan masyarakat harus mengeluarkan biaya yang besar, meningkatnya tekanan kejiwaan akibat kemacetan sehingga bisa mengakibatkan tingginya tingkat stress, penurunan kondisi tubuh karena lebih banyak di kendaraan sehingga dapat menurunya produktivitas dan yang paling parah yaitu pencemaran udara yang akan mengakibatkan gangguan kesehatan pada manusia.
Ilustrasi stress akibat kemacetan. Sumber: freepik.com
Kota Tangerang sebagai metropolitan penyangga ibu kota memiliki angka mobilitas kendaraan yang cukup tinggi. Tercatat, sekitar 300 ribu orang melakukan mobilitas keluar-masuk Kota Tangerang setiap hari. Tidak heran, selama satu dekade terakhir, kemacetan menjadi fokus utama yang perlu oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang.
ADVERTISEMENT