Konten dari Pengguna

Character Building Anak-anak Melalui Cerita Rakyat Oleh Mahasiswi KKN UNDIP

Anjelita Iik Oktavia Ubaidillah
Mahasiswa S1 Antropologi Sosial Universitas Diponegoro
11 Agustus 2024 9:51 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Anjelita Iik Oktavia Ubaidillah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Character Building melalui cerita rakyat dengan judul "Asal-Usul Rawa Pening" pada anak-anak Madrasah Diniyah Baitussalam Desa Ngaliyan.
zoom-in-whitePerbesar
Character Building melalui cerita rakyat dengan judul "Asal-Usul Rawa Pening" pada anak-anak Madrasah Diniyah Baitussalam Desa Ngaliyan.
ADVERTISEMENT
Batang (25/7/2024) - Masa dewasa ini, semakin marak perkembangan teknologi yang ditandai dengan banyaknya media sosial yang ada di antara masyarakat. Berbagai aplikasi media sosial seperti Instagram, Tiktok, X hingga aplikasi-aplikasi lainnya yang menyajikan beragam konten yang bersifat edukatif maupun hiburan. Konten-konten yang ada, seringkali mempengaruhi masyarakat yang menonton konten tersebut. Kecenderungan masyarakat dalam mengikuti tren, membeli barang-barang maupun meniru perilaku yang sedang viral menjadi ciri utama masyarakat yang terpengaruh oleh media sosial.
ADVERTISEMENT
Hal ini juga berpengaruh pada pola perilaku anak-anak. Konten di media sosial yang tidak sesuai dengan usia, menghasilkan dampak yang negatif terlebih pada anak. Anak-anak yang sedang dalam masa melihat dan meniru, cenderung mengikuti apa saja yang mereka lihat tanpa menilai benar atau salahnya perilaku tersebut. Konten-konten yang mengandung ucapan kasar, perilaku kurang senonoh dan menyimpang kemudian berdampak pada kecenderungan anak-anak dalam melakukan hal yang serupa.
Melihat persoalan tersebut, salah satu mahasiswi Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim II Universitas Diponegoro Anjelita Iik Oktavia Ubaidillah, mengadakan program keilmuan melalui edukasi berbasis character building dengan menggunakan pendekatan folklor dan cerita rakyat kepada anak-anak Desa Ngaliyan, Kecamatan Limpung, Kabupaten Batang. Edukasi ini dilakukan di Madrasah Diniyah Baitussalam pada kelas 2 karena anak-anak pada kelas tersebut memiliki rentang usia yang masih sangat rentan terhadap pengaruh media sosial.
ADVERTISEMENT
Anjelita menjelaskan tentang folklor dan cerita rakyat kepada anak-anak Madrasah Diniyah Baitussalam.
Anjelita melakukan program dengan memberikan leaflet berisi informasi terkait folklor dan cerita rakyat yang secara lebih lanjut diperlihatkan serta diajarkan. Anjelita memperlihatkan video cerita rakyat dengan judul "Asal-usul Rawa Pening" dan mengajarkan nilai-nilai moral yang dapat dipetik dari kisah tersebut.
Menyaksikan cerita rakyat "Asal-usul Rawa Pening".
Anak-anak dengan tenang dan fokus menyaksikan cerita dari kisah Naga Baru Klinthing itu. Anak-anak juga secara aktif bertanya maupun menjawab pertanyaan yang diberikan oleh Anjelita terkait edukasi yang diberikan. Tak lupa, Anjelita juga memberikan reward berupa cemilan ringan untuk anak-anak yang aktif dalam kegiatan tersebut.
Sesi diskusi dan tanya jawab.
Melalui program ini Anjelita berharap, dengan memberikan pemahaman tentang cerita rakyat, anak-anak dapat mempelajari nilai moral melalui cerita rakyat dan folklor lainnya yang ada di Indonesia sehingga timbul karakter yang baik dan normatif sesuai dengan kepribadian bangsa. Terlebih, dengan mempelajari folklor, anak-anak juga mendapatkan sarana hiburan yang edukatif serta menjadi sarana untuk melestarikan budaya nusantara.
ADVERTISEMENT