Konten dari Pengguna

Menelusuri Titik Nol Kota Pekanbaru Sebenarnya

Anju Nofarof Hasudungan
Guru Sejarah SMAN 1 Rupat Penerima Beasiswa LPDP Mahasiswa S3 Ilmu Sejarah Universitas Indonesia
13 Oktober 2021 18:22 WIB
·
waktu baca 16 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Anju Nofarof Hasudungan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Oleh
Anju Nofarof Hasudungan Guru Sejarah di SMAN 1 Rupat, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau
ADVERTISEMENT
Sejarah kota merupakan suatu kajian yang berbeda dengan kajian sejarah pada umumnya. Sejarah kota mengkaji suatu peristiwa yang terjadi pada sebuah kota. Peristiwa yang dikaji harus memiliki hubungan terhadap kota itu, karena kota mengacu pada pengertian ruang geografi yang membedakan dengan ruang–ruang lain, maka hanya peristiwa yang berkaitan dengan ruang kota saja yang dianggap sebagai bagian dari sejarah kota. Artinya, peristiwa tersebut dipicu karena keberadaan ruang kota yang spesifik, yang berbeda dengan ruang–ruang lainnya.
Dalam konteks penulisan ini penulis akan mengkaji sejarah perkembangan kota yang terbingkai dalam narasi sejarah lokal Kota Pekanbaru. Fokusnya ialah mengenai sejarah tugu titik nol Kota Pekanbaru. Saat ini terdapat narasi yang berkembang di masyarakat Kota Pekanbaru mengenai di mana titik nol Pekanbaru sebenarnya? Mengapa ada dua titik nol Pekanbaru saat ini? Mereka bertanya mengapa tugu titik nol Pekanbaru yang bersejarah itu menjadi dua? Lalu tugu titik nol mana yang benar?
ADVERTISEMENT
Tulisan ini akan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan tujuan untuk mengungkapkan letak titik nol Kota Pekanbaru sebenarnya dan menarasikan kembali arti penting tugu titik nol yang bersejarah itu agar masyarakat dapat mengingatkan kembali (memori kolektif) bagaimana Pekanbaru yang dahulunya sebuah pusat perdagangan di tepian Sungai Siak-Senapelan telah menjadi kota modern saat ini.
Oleh karena itu, penulis akan menjelaskan bagaimana kemunculan narasi dari dua tugu titik nol Pekanbaru yang berbeda letak dalam bingkai sejarah lokal Pekanbaru. Dan menjelaskan arti penting untuk memastikan letak tugu titik nol Pekanbaru tersebut.
Terdapat dua narasi yang berkembang mengenai sejarah tugu titik nol Pekanbaru saat ini, yakni:
Pertama
Pendapat pertama ini maksudnya adalah pendapat yang saat ini masih dipegang oleh kebanyakan masyarakat Pekanbaru bahwa letak lokasi tugu titik nol KM Pekanbaru berada di persimpangan jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Gajah Mada Pekanbaru. Tepat, berada di depan Kantor Gubernur Riau.
Gambar 1.1 Penulis bersama teman-teman di tugu titik nol Pekanbaru versi masyarakat umum Pekanbaru. Sumber: Koleksi Pribadi
Kedua
ADVERTISEMENT
Pendapat kedua ini hal yang menarik untuk kita bahas lebih lanjut. Sebab, pendapat kedua ini baru dan banyak masyarakat Kota Pekanbaru yang belum mengetahuinya. Bahwa titik nol kilometer Kota Pekanbaru sebenarnya berada di Gudang Pelabuhan Indonesia I (Gudang Pelindo I) atau di sekitar lokasi Pasar Bawah (sekarang dengan nama Pasar Wisata).
Foto 1.2 Penulis dan teman-teman di tugu titik nol Pekanbaru versi kedua. Sumber: Koleksi Pribadi
Letak lokasi tugu titik nol Kota Pekanbaru sebenarnya menjadi polemik di masyarakat Pekanbaru. Mengapa ? Sebab, saat ini ada dua tugu titik nol Kota Pekanbaru yang masih ada dan keduanya diklaim sebagai tugu titik nol Kota Pekanbaru sebenarnya. Polemik ini sampai saat ini mengundang banyak orang untuk turut bicara di mana letak lokasi tugu titik nol Kota Pekanbaru sebenarnya. Mulai dari Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau, Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau, sejarawan Riau dan tokoh masyarakat. Polemik mengenai letak lokasi tugu titik nol Kota Pekanbaru sebenarnya inilah yang menjadi alasan kuat mengapa penulis mengambil topik ini untuk ditulis dan menginventaris objek-objek sejarah yang ada di Riau umumnya dan Pekanbaru khususnya.
ADVERTISEMENT
Arti Penting Tugu Titik Nol Kota
Fungsi titik nol adalah sebagai penanda pusat kota. Titik tersebut merupakan sebuah awal dimulainya penghitungan jarak dari kota satu ke kota berikutnya. Dan setiap 100 meter diberikan sebuah tanda yang biasanya berupa tugu kecil dan demikian seterusnya, apabila telah mencapai jarak satu kilometer biasanya tanda berupa tugu besar. Titik nol kilometer disebut sebagai penanda jarak. Biasanya setiap daerah memiliki patokan titik nol kilometer ini. Artinya, penentuan titik nol tidak boleh dibuat asal-asalan dan ditandai berupa monumen atau bangunan tertentu. Tiap kota di seluruh Indonesia, terutama kota yang jadi ibu kota provinsi punya tugu titik nol. Seperti halnya Kota Pekanbaru sebagai ibu kota Provinsi Riau.
Foto 1.3 Tulisan titik nol Pekanbaru di portal Kemendikbud Sumber: https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/titik-nol-pekanbaru/
Titik nol kilometer juga suatu ukuran atau patokan penentuan yang digunakan sebagai acuan awal mula perhitungan jarak dan arah dalam suatu daerah. Titik nol kilometer biasanya dibangun atau dibuat di suatu lokasi yang memiliki sejarah perkembangan kota tersebut. Titik nol kilometer ini ditandai dengan adanya tugu atau batu kilometer yang dituliskan di atasnya nominal jarak dan keterangan daerah yang memiliki kaitan dengan kota tersebut.
ADVERTISEMENT
Titik nol kilometer di kota Pekanbaru pada awalnya dibuat di Kampung Bandar Kecamatan Senapelan tepatnya di dekat Gudang Pelni. Titik nol tersebut dibuat di area itu karena area tersebut merupakan awal mula berdirinya kota Pekanbaru sekarang ini yang berawal dari Bandar Senapelan. Tugu tersebut dibangun oleh Dinas PU sekitar tahun 1950 dan menjadi patokan pengukuran jarak. Tugu tersebut berbentuk batu persegi dengan tinggi kurang lebih 70 cm dan terukir Pb.0, Pad 313, Bkn 65. (Pb adalah Pekanbaru, Pad berarti Kota Padang dan Bkn berarti Kota Bangkinang).
Foto 1.4 Tanda +/- di tugu titik nol kedua menjadi keanehan karena ketidakpastian.
Tugu tersebut terbuat dari semen yang berbentuk persegi tegak dilengkapi dengan ukiran jarak dan keterangan kota serta lambang dari Dinas Pekerjaan Umum dibagian bawahnya. Daerah atau kawasan yang mengalami perkembangan pesat dan pembangunan yang berarti adalah kawasan pusat kota. Kawasan pusat kota tersebut berada di sekitar Jalan Sudirman yang di sepanjang jalannya menjadi pusat pemerintahan dan pusat bisnis Kota Pekanbaru. Hal yang terjadi di Kota Pekanbaru saat ini adalah kawasan titik nol yang tidak menjadi pusat kota.
ADVERTISEMENT
Namun kawasan yang menjadi pusat pemerintahan dan pusat bisnis yang menjadi pusat kota. Pembangunan yang mengalami kemajuan di kawasan Sudirman ini menjadikan aksesibilitas masyarakat yang ada di dalam dan sekitarnya menjadi lebih mudah dan terjangkau sehingga lambat laun menjadikan kawasan ini sebagai pusat kota. Berbagai bangunan pemerintahan dan area perkantoran yang besar serta pusat bisnis ada di kawasan ini, sehingga Sudirman menjadi kawasan pusat Kota Pekanbaru. Karakteristik seni bangunan modern tidak bisa sepenuhnya dikatakan mencari nilai-nilai universal. Sebab membangun dan menghuni tidak lebih dari cara manusia menginterpretasikan dunianya.
Lalu di mana letak lokasi sebenarnya dan apa yang menarik dari tugu titik nol Kota Pekanbaru?
Pendapat Pertama Letak Lokasi Tugu Titik Nol Kota Pekanbaru
ADVERTISEMENT
Pendapat pertama ini maksudnya adalah pendapat yang saat ini masih dipegang oleh kebanyakan masyarakat Pekanbaru bahwa letak lokasi tugu titik nol kilometer Pekanbaru berada di persimpangan jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Gajah Mada Pekanbaru. Tepat, berada di depan kantor Gubernur Riau.
Titik nol kilometer Pekanbaru yang baru berdiri megah di pertigaan Jalan Jenderal Sudirman – Gajah Mada, awalnya titik nol kilometer Pekanbaru ini ditandai dengan monumen Pesawat F-86 Sabre dan dikenal dengan sebutan tugu Pesawat Pekanbaru, erat kaitannya dengan perjuangan masyarakat Riau mempertahankan kemerdekaan RI dari penjajahan Belanda pada tahun 1950-an.
Pada masa pemerintahan Gubernur Riau Rusli Zainal, baru-baru ini tugu titik nol KM Pekanbaru tidak lagi berupa tugu Pesawat F-86 Sabre. Tapi telah diganti dengan Tugu Tari Zapin yang terbuat dari perak, dibuat oleh pamatung kelas dunia asal Bali, I Nyoman Nuarta. Sempat juga menuai kontroversi di kalangan masyarakat Riau.
ADVERTISEMENT
Pemerintah Provinsi Riau menyebut bahwa Tugu Zapin yang berada di depan kantor gubernur adalah titik nol. Ini sesuai keterangan Kadis PU Provinsi Riau SF Hariyanto pada Selasa 17 Januari 2012 yang mengatakan Tugu Zapin itu awalnya bernama Tugu Titik Nol sesuai dalam dokumen Daftar Penggunaan Anggaran (DPA). Lain halnya Datuk Anas Aismana, Pengurus Ketua Harian Bidang, Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau yang menjelaskan, bahwa titik nol Kilometer Kota Pekanbaru sebenarnya berada di Gudang Pelabuhan Indonesia I (Gudang Pelindo I) atau di sekitar lokasi Pasar Bawah (sekarang dengan nama Pasar Wisata).
Pendapat Kedua Mengenai Letak Lokasi Tugu Titik Nol Kota Pekanbaru
Pendapat kedua ini hal yang menarik untuk kita bahas lebih lanjut. Sebab, pendapat kedua ini baru dan banyak masyarakat Kota Pekanbaru yang belum mengetahuinya.
ADVERTISEMENT
Datuk Anas Aismana, Pengurus Ketua Harian Bidang, Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau yang menjelaskan, bahwa titik nol Kilometer Kota Pekanbaru sebenarnya berada di Gudang Pelabuhan Indonesia I (Gudang Pelindo I) atau di sekitar lokasi Pasar Bawah (sekarang dengan nama Pasar Wisata).
Buktinya adalah sebuah semenisasi cor berbentuk persegi setinggi 75 Centimeter yang terletak persis di dinding gudang Pelindo. Tugu kecil ini berrtuliskan Pb 0, Pad 313 dan Bkn 65. Sedangkan bagian bawahnya juga melekat lambang PU. Pb merupakan inisial Pekanbaru 0 Km, “Pad” inisial Padang 313 Km dan “Bkn”: inisial Bangkinang 65 Km.
Foto 1.6 Penulis mendatangi langsung letak lokasi tugu titik nol Kota Pekanbaru yang dipercaya sebagai titik nol Kota Pekanbaru yang pertama dan mewawancarai masyarakat sekitar. Sumber: Koleksi Pribadi
Dengan adanya lambang PU, tugu ini jelas buatan dinas PU sendiri. Datuk Anas Aismana lebih jauh mengungkapkan keganjilan klaim pemerintah atas Tugu Zapin yang dianggap titik nol Kota Pekanbaru. “Jika Pemprov mengakui dan mengklaim tugu di depan kantor Gubernur Riau Jalan Sudirman dan Ujung Jalan Gajah Mada, itu sebagai Tugu Titik Nol Kilometer, maka mengapa mereka menuliskan lebih kurang 0,00? Nah, inilah keganjilan itu. Seharusnya jika mereka yakin tulis saja 0,00 tanpa plus minus atau buat saja nama tugu itu, ‘Tugu Titik Nol Lebih Kurang’ ucapnya keheranan.
ADVERTISEMENT
Sewaktu kami ke lokasi di mana letak tugu titik nol Kota Pekanbaru yang pertama kalinya dibuat kami terus menerus berusaha untuk merasakan dan mengira-ngira “Bagaimana Pekanbaru tempo dulu ? Sekaligus menjadi pertanyaaan besar kami semuanya, sebab sejujurnya kami baru pertama kalinya kesini. Sehingga kami sepakat untuk jadikan pertanyaan besar kami tersebut menjadi judul dari penelitian ini. Bentuk dari rasa keingintahuan penulis akan hal ini, penulis bertanya kepada salah satu masyarakat sekitar yang telah lama bermukim di lokasi Pelindo 1 ini.
Kami mewawancarai petugas parkir di pelabuhan Indonesia (Pelindo) 1 yang sejak puluhan tahun sudah bermukim. Beliau mengatakan bahwa “benar, ini lokasi letak tugu titik nol Kota Pekanbaru tempo dulu.” “Dan telah banyak orang yang berkunjung ke tempat ini, untuk mengetahui setidaknya peninggalan Pekanbaru tempo dulu.” Tambahnya.
ADVERTISEMENT
Sungguh beruntung nasib penulis, bisa menemukan tugu titik nol Kota Pekanbaru tempo dulu. Mengingat tempatnya yang terpencil dan tersembunyi. Ditambah lagi kami tidak pernah kesana sekalipun.
Penyebab Titik Nol Kota Pekanbaru Dipindahkan
Arah pembangunan yang berubah memungkinkan perpindahan titik nol Kota Pekanbaru menjadi di kawasan Pusat Kota Pekanbaru (Sudirman City). Seperti yang diketahui saat ini bahwa kawasan titik nol terdahulu adalah kawasan pinggiran kota yang bahkan tidak menjadi arah dari pembangunan kota. Arah pembangunan kota cenderung menuju ke selatan kota dan garis ring road Pekanbaru. Sehingga kawasan pinggiran kota seperti Senapelan tidak lebih dikenal sebagai kawasan pinggiran Sungai Siak. Pembangunan yang pesat di kawasan inipun semakin digiatkan baik milik swasta maupun daerah terus membangun pusat bisnis dan perkantorannya.
ADVERTISEMENT
Jika dahulu orang beranggapan kawasan titik nol adalah pusat kota lain halnya dengan yang terjadi saat ini kawasan pusat kota adalah Kawaan Pusat Bisnis (Central Business District). Kawasan pusat kota biasanya memang memiliki daya tariknya sendiri sehingga dengan sendirinya gerak atau laju mobilitas menjadi cukup tinggi. Hal tersebut akhirnya mempengaruhi hal-hal yang lain, misalnya nilai harga jual tanah menjadi tinggi di kawasan ini dibandingkan kawasan sekitarnya, kepadatan penduduk yang bertambah setiap harinya, dan kemacetan lalu lintas karena pusat bisnis dan perkantoran yang bertumpu di wilayah ini.
Perkembangan dan perubahan arah pembangunan kota menjadikan perpindahan titik nol Kota Pekanbaru ke Sudirman. Kawasan Sudirman City yang kita ketahui sebagai kawasan pusat kota pada awalnya bukanlah sebagai kawasan awal berdirinya Kota Pekanbaru, melainkan kawasan Senapelan saat ini. Namun akibat pesatnya pembangunan, keadaan geografis yang memadai dan aksesibilitas yang tinggi menjadikan kawasan Sudirman City sebagai pusat kota di Pekanbaru.
ADVERTISEMENT
Kawasan titik nol yang berada di Senapelan tidak lagi menjadi tumpuan pusat kegiatan dan pembangunan seperti sejarahnya dahulu, dikarenakan berbagai hal di antaranya perubahan zaman dan perubahan sistem pemerintahan serta peralihan pusat pemerintahan Kota Pekanbaru, kawasan lingkungan fisik yang kurang memadai mengingat daerah Senapelan berada di pinggir Sungai Siak yang daerahnya sebagian besar adalah rawa-rawa. Jadi, akan sangat sulit apabila dilakukan pembangunan karena pada akhirnya akan memerlukan biaya yang sangat mahal, barangkali ini menjadikan Sudirman menjadi pusat kota dan bahkan menjadikan kawasan ini sebagai titik nol-nya Pekanbaru.
Pengaruh Perpindahan Titik Nol Kota Pekanbaru
Perpindahan titik nol Kota Pekanbaru memiliki beberapa pengaruh yang ditimbulkan akibat berpindahnya titik nol tersebut. Di antaranya adalah identitas Kota Pekanbaru yang berawal dari Senapelan sedikit bergeser, jarak yang berpatokan dari titik nol awal yang ada Senapelan pun ikut berubah dengan perpindahan titik nol ke Sudirman, selanjutnya jika dilihat dari pandangan kepariwisataan berpindahnya titik nol Kota Pekanbaru sedikit menggeser akan penjelasan sejarah Kota Pekanbaru.
ADVERTISEMENT
Biasanya sebuah kota itu jika dipandang dari sudut kepariwisataan memiliki ciri tersendiri, apakah kota tersebut akan menjadi kota sejarah, kota budaya, kota religi atau bahkan memiliki ketiganya. Identitas dan ciri dari sebuah kota berasal dari sejarah awal berdirinya sebuah kota dan hal itulah yang menjadikan alasan mengapa sebuah tugu atau monumen titik nol dibangun di kawasan kota lama di kota tersebut. Dilihat dari pandangan sejarah sendiri sudah barang pentingnya tugu titik nol kota itu berada.
Karena di era modern ini pun titik nol bukan hanya berfungsi sebagai patokan pengukuran jarak dan arah saja, lebih dari itu tugu titik nol bisa menjadikan daya tarik sebuah kota karena hal itu menjadi salah satu identitas dan ciri kota. Orang yang baru pertama datang akan mencari di mana titik nol kota berada, karena di situlah awal kota berada dan menjadikan cikal bakal dari sebuah kota. Hal ini akan mendatangkan keuntungan sebenarnya bagi pendapatan sebuah kota. Hanya saja masih banyak pihak yang mengesampingkan kesempatan ini.
ADVERTISEMENT
Oleh sebab itu, urgensi atau kepentingan yang sebenarnya adalah mengenai warisan sejarah dan identitas kota yang akan timbul ketika kita melihat dan mengetahui titik nol yang menjadi penanda jarak dan peradaban awal sebuah kota atau kawasan. Pengaruh yang jelas ketika perpindahan titik nol terjadi adalah adanya ambigu dan pandangan masyarakat yang berbeda akan titik nol dan identitas kota. Pandangan masyarakat umumnya adalah tentang kesamaan antara pusat kota dan titik nol, padahal hal ini jelas berbeda.
Namun kasusnya di Kota Pekanbaru adalah tugu titik nol tersebut memang dipindahkan ke pusat kota. Pandangan masyarakat pasti beranggapan bahwa titik nol adalah pusat kota dan pusat kota adalah titik nol. Selain pengaruh tentang anggapan identitas kota, terdapat pengaruh lain yang juga cukup terlihat karena perpindahan titik nol ke Sudirman ini, adalah berubahnya jarak yang menjadi patokan awal dari setiap pengukuran.
ADVERTISEMENT
Hal ini memang bukan berarti apa-apa hanya saja jarak tersebut memang berubah secara langsung, jika dahulunya patokan awal ada di Senapelan jarak antara Pekanbaru dan Bangkinang adalah 65 km maka hal ini jarak tersebut berubah menjadi 60 km berkurang 5 km dari jarak awal. Pengaruh akan perpindahan ini menyebabkan berubahnya jarak awal yang telah ada. Suatu kawasan dikatakan strategis apabila dapat dijangkau dari arah mana pun dan mempengaruhi laju atau gerak penduduknya. Ketika jarak berubah maka letak strategisnya pun sedikit terpengaruh. Titik nol yang dipindahkan ini membuat perubahan menjadi lebih dekat dibadingkan dengan jarak awal sebelumnya.
Sebenarnya laju gerak penduduk tetaplah sama tergantung seberapa jauhnya penduduk dengan letak strategis Kota Pekanbaru itu sendiri. Hanya saja fakta bahwa keterangan akan perubahan jarak secara perhitungan itu tetap terjadi dan hal ini dikarenakan pengaruh dari perpindahan tugu titik nol Kota Pekanbaru.Sentuhan perubahan memang tidak bisa dihindari namun tidak mengesampingkan unsur keaslian kota. Arah pembangunan yang berubah pula yang mempengaruhi perpindahan titik nol Kota Pekanbaru ini.
ADVERTISEMENT
Kawasan Sudirman City memang lebih strategis dibandingkan kawasan lainnya. Jika pembangunan terpusat di sini biarlah ini menjadi adanya, namun fakta bahwa titik nol Pekanbaru adalah kawasan Senapelan sebaiknya lebih diindahkan lagi biarlah titik nol tetap berada dimana tempat awalnya. Namun inilah yang menjadi kebijakan dari sebuah pemerintahan tata kota dan perencanaan kota yang ada. Fakta baru yang kita tahu saat ini adalah bahwa perpindahan titik nol Kota Pekanbaru ke kawasan Sudirman City sebagai pusat Kota Pekanbaru adalah tidak terlepas dari arah pembangunan dan perencanaan tata kota sebagai kebijakan pemerintah Kota Pekanbaru.
Bagaimanakah Keadaan Secara Umum Kota Pekanbaru Tempo Dulu?
Nama Pekanbaru dahulunya dikenal dengan nama "Senapelan" yang pada saat itu dipimpin oleh seorang Kepala Suku disebut Batin. Daerah yang mulanya sebagai ladang, lambat laun menjadi perkampungan. Kemudian perkampungan Senapelan berpindah ke tempat pemukiman baru yang kemudian disebut Dusun Payung Sekaki yang terletak di tepi muara sungai Siak.
ADVERTISEMENT
Nama Payung Sekaki tidak begitu dikenal pada masanya melainkan Senapelan. Perkembangan Senapelan berhubungan erat dengan perkembangan Kerajaan Siak Sri Indrapura. Semenjak Sultan Abdul Jalil Alamudin Syah menetap di Senapelan, beliau membangun istananya di Kampung Bukit berdekatan dengan perkampungan Senapelan. Diperkirakan istana tersebut terletak di sekitar Mesjid Raya sekarang. Sultan Abdul Jalil Alamudin Syah mempunyai inisiatif untuk membuat Pekan di Senapelan tetapi tidak berkembang. Usaha yang telah dirintis tersebut kemudian dilanjutkan oleh putranya Raja Muda Muhammad Ali di tempat baru yaitu di sekitar pelabuhan sekarang.
Selanjutnya pada hari Selasa tanggal 21 Rajah 1204 H atau tanggal 23 Juni 1784 M berdasarkan musyawarah datuk-datuk empat suku (Pesisir, Lima Puluh, Tanah Datar dan Kampar), negeri Senapelan diganti namanya menjadi "Pekan Baharu" selanjutnya diperingati sebagai hari lahir Kota Pekanbaru. Mulai saat itu sebutan Senapelan sudah ditinggalkan dan mulai populer sebutan "PEKAN BAHARU", yang dalam bahasa sehari-hari disebut Pekanbaru. Perkembangan selanjutnya tentang pemerintahan di Kota Pekanbaru selalu mengalami perubahan, antara lain sebagai berikut :
ADVERTISEMENT
1. SK Kerajaan Besluit van Her Inlanche Zelf Bestuur van Siak No.1 tanggal 19 Oktober 1919, Pekanbaru bagian dari Kerajaan Siak yang disebut Distrik.
2. Tahun 1931 Pekanbaru masuk wilayah Kampar Kiri dikepalai oleh seorang Controleur berkedudukan di Pekanbaru.
3. Tanggal 8 Maret 1942 Pekanbaru dikepalai oleh seorang Gubernur Militer disebut Gokung, Distrik menjadi Gun dikepalai oleh Gunco.
4. Ketetapan Gubernur Sumatera di Medan tanggal 17 Mei 1946 No.103 Pekanbaru dijadikan daerah otonom yang disebut Haminte atau Kota b.
5. UU No.22 tahun 1948 Kabupaten Pekanbaru diganti dengan Kabupaten Kampar, Kota Pekanbaru diberi status Kota Kecil.
6. UU No.8 tahun 1956 menyempurnakan status Kota Pekanbaru sebagai kota kecil.
7. UU No.1 tahun 1957 status Pekanbaru menjadi Kota Praja.
ADVERTISEMENT
8. Kepmendagri No. Desember 52/I/44-25 tanggal 20 Januari 1959 Pekanbaru menjadi ibukota Propinsi Riau.
9. UU No.18 tahun 1965 resmi pemakaian sebutan Kotamadya.
10. UU No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah sebutan Kotamadya berubah menjadi Kota. (Sumber: pekanbaru.go.id)
Saran Penulis
Pada akhirnya penulis mengetahui letak sesungguhnya tugu titik nol Kota Pekanbaru sebenarnya. Keduanya benar-benar tugu titik nol kota Pekanbaru yang nyata. Mengapa ada dua dan yang saat ini yang mana menjadi tugu titik nol Pekanbaru saat ini. Jika dua, tentu akan membuat masyarakat Pekanbaru menjadi bingung. Waktulah yang membuat semuanya menjadi berubah. Karena, waktulah tugu titik nol Kota Pekanbaru berubah dan dipindahkan dari posisi yang lama, dekat Pelindo 1, pasar bawah ke persimpangan jalan Jenderal Sudirman dan Gadjah Mada, tepat di depan kantor Gubernur Riau. Perubahan waktu dan zaman, membuat pusat pemerintahan berubah juga.
ADVERTISEMENT
Sehingga, letak tugu titik nol Pekanbaru jadi berubah juga. Karena, pusat pemerintahan saat ini menjadi titik awal di mana meletakkan tugu titik nol Kota Pekanbaru. Kabar baiknya, melalui Keputusan Wali Kota Pekanbaru Nomor 712 Tahun 2018 tugu titik nol Pekanbaru telah ditetapkan sebagai cagar budaya (http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/sites/28/2020/10/SK-Walikota-Pekanbaru-Tugu-Titik-Nol.pdf)
Saran penulis, kepada pihak yang berkepentingan dalam tugu titik nol Kota Pekanbaru yaitu:
ADVERTISEMENT
Daftar Pustaka
http://pekanbaru.tribunnews.com/2015/02/24/kondisi-tugu-zapin-memprihatinkan
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/titik-nol-pekanbaru/
http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/sites/28/2020/10/SK-Walikota-Pekanbaru-Tugu-Titik-Nol.pdf
Jurnal berjudul HISTORY OF ZERO POINT DISPLACEMENT PEKANBARU CITY OF SENAPELAN TO JENDERAL SUDIRMAN STREET oleh Siti Wulandari*, Drs. Ridwan Melay, M.Hum**, Drs. Tugiman MS***
pekanbaru.go.id.