Konten dari Pengguna

Green Industry sebagai Solusi Industri Ramah Lingkungan

Annas Zakky Firmansyah
Mahasiswa S1 Teknik Industri UNAIR
3 April 2023 7:52 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Annas Zakky Firmansyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pencemaran lingkungan (Sumber: Freepik)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pencemaran lingkungan (Sumber: Freepik)
ADVERTISEMENT
Tiap negara pasti memiliki sektor industri untuk memperoleh penerimaan. Industri juga merupakan elemen penting dalam perekonomian yang memperlihatkan kemajuan suatu negara.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, tak heran banyak negara yang berusaha mengembangkan dan meningkatkan sektor industri di dalamnya. Namun, disisi lain aktivitas dan pembangunan industri telah mengakibatkan efek samping bagi lingkungan.
Berdasarkan data dari Environmental Protection Agency pada tahun 2010, sektor industri menyumbang 24% emisi gas rumah kaca global. Emisi gas rumah kaca dari industri didominasi oleh penggunaan bahan bakar fosil sebagai energi. Selain itu, sektor industri juga mencakup emisi dari proses tranformasi kimia, metalurgi, dan mineral.
Tidak hanya itu, sektor industri juga berdampak pada pencemaran air, eksploitasi sumber daya alam, limbah padat dan kerusakan ekosistem. Hal ini tentunya akan berdampak negatif bagi lingkungan dan membuat perubahan iklim di bumi semakin parah. Hal ini yang kemudian mendorong konsep industri yang berbasis rama lingkungan atau yang dikenal dengan Green Industry atau industry hijau.
ADVERTISEMENT

Konsep Green Industry

Ilustrasi Green Industry (Sumber: Shutterstock)
Dengan maraknya pembangunan dan industrialisasi yang menyebabkan kerusakan lingkungan dan perubahan iklim. Banyak perusahaan yang menerapkan konsep Green Industry. Green Industry adalah konsep industri dengan mengutamakan upaya pengoptimalan sumber daya alam dalam proses produksinya secara berkelanjutan. Pada dasarnya green industry berfokus pada proses produksi yang ramah bagi lingkungan.
Green industry tidak hanya berkaitan dengan proses produksi barang yang ramah lingkungan. Lebih dari itu green industry mencakup pada proses perencanaan, desain produk, transportasi, penggunaan produk, dan pembuangan limbah. Tujuannya adalah untuk menjadikan industri yang sejalan dengan lingkungan.
Saat ini, kebijakan terkait green industry telah diatur. Green Industrial Policy (GIP) adalah kebijakan strategis yang ditujukan untuk mempercepat pembangunan dan pertumbuhan industri hijau menuju transisi ekonomi karbon rendah. Di Indonesia sendiri juga terdapat kebijakan serupa.
ADVERTISEMENT
Hal ini tercantum dalam Undang–Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang perindustrian pada Pasal 77–83. Pembahasannya meliputi Standarisasi Industri Hijau (SIH), perwujudan industri hijau dan penerapan industri hijau.

Perwujudan dan Penerapan Green Industry

Manshausen Island Foto: Dok. Booking.com
Dalam mewujudkan konsep green industry beberapa lembaga dunia dan negara telah menerapkan regulasi untuk standarisasi. Lebih dari itu perwujudan green industry juga harus dilakukan dengan langkah nyata.
Langkah ini seperti membangun komitmen bersama, pembangunan industri hijau secara bertahap, sistem manajemen ramah lingkungan dan mengembangkan jaringan bisnis.
Dari sisi perusahaan pun juga harus mewujudkan green industry. Seperti melakukan proses produksi bersih dan dengan menerapkan prinsip mengurangi, menggunakan kembali, mengolah kembali, dan pemulihan atau yang dikenal dengan istilah 4R (Reduce, Reuse, Recycle, Recovery).
ADVERTISEMENT
Selain itu dalam proses produksi atau manufaktur, perusahaan dapat menerapkan praktik green manufacturing atau proses produksi ramah lingkungan. Tujuannya adalah untuk meminimalkan limbah dan penggunaan sumber daya. Ataupun mengurangi pemborosan dengan daur ulang limbah sisa produksi. Limbah sisa produksi dapat diolah kembali dengan cara tertentu untuk mengurangi biaya produksi.
Pabrik TMMIN mulai memanfaatkan energi hijau untuk memasok kebutuhan listrik. Foto: Dok. Istimewa
Sedangkan untuk sektor energi, perusahaan dapat beralih dengan menggunakan energi terbarukan daripada menggunakan bahan bakar fosil. Pemanfaatan energi terbarukan bertujuan untuk mengurangi dampak perubahan iklim akibat efek gas rumah kaca. Energi terbarukan ini meliputi solar panel, biomassa, geothermal dan sebagainya.
Sebenarnya penerapan green industry memang memerlukan banyak hal mulai dari awal perencanaan industry hingga proses akhir produksi. Tentunya ini membutuhkan dan yang besar dan waktu yang sangat lama mengingat beberapa industri telah dibangun. Untuk itu penerapan green industry dapat dilakukan secara bertahap baik secara pembangunan maupun perbaikan.
ADVERTISEMENT
Aspek lingkungan harus selalu diperhatikan dalam pembangunan termasuk dalam pembangunan industri. Karena dalam industri tidak hanya melihat suatu produk berdasarkan dari selesai pembuatan produk, namun harus dilihat dari faktor lain seperti sumber daya alam, sumber energi, dan pengelolaan limbah dan emisi.
Dengan menerapkan konsep green industry, perusahaan dapat meminimalkan penggunaan sumber daya alam dan energi serta meminimalkan dampak yang ditimbulkan pada lingkungan. Selain itu, perusahaan juga dapat mendorong pembangunan berkelanjutan dan pengurangan biaya produksi dari pengoptimalan sumber daya alam.