Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Penerapan prinsip Life Cycle Assessment dalam pengembangan Green Technology
24 November 2023 15:28 WIB
Tulisan dari Annas Zakky Firmansyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT

Tidak bisa dipungkiri lagi kondisi bumi semakin mengkhawatirkan. Bagaimana tidak saat ini, bumi mengalami perubahan suhu global, pola cuaca ekstrem yang sulit diprediksi hingga kerusakan lingkungan yang terjadi. Gejala-gejala ini membawa dampak buruk yang mengancam keberlangsung hidup baik itu manusia dan makhluk hidup lain yang ada di bumi.
ADVERTISEMENT
Kondisi ini tidak terlepas dari adanya aktivitas manusia yang mengakibatkan adanya perubahan lingkungan. Aktivitas industri, penggunaan bahan bakar fosil dan penggunaan energi tak terbarukan menjadi beberapa faktor yang memberikan dampak bagi lingkungan akibat adanya jejak karbon yang ditinggalkan.
Tercatat, menurut data BPS pada tahun 2019, sektor energi menyumbang sekitar 638808 ribu ton gas CO2 dan sektor IPPU (industrial process and production use) menyumbang sekitar 60175 ribu ton gas CO2 di Indonesia. Angka ini memberikan gambaran bagaimana dampak dari sektor energi dan industri terhadap kondisi lingkungan. Angka ini juga belum termasuk dari sektor lain seperti sektor transportasi, sektor perumahan dan lain-lain yang juga menghasilkan gas CO2.
Hal ini belum termasuk limbah dari berbagai sektor yang dihasilkan yang dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan walaupun tidak mengakibatkan emisi karbon. Limbah yang tidak terkelola dengan dapat menyebabkan polusi air, tanah dan udara yang dapat memberikan kerusakan tambahan bagi lingkungan.
ADVERTISEMENT
Konsep Green Technology
Isu terkait kondisi lingkungan menjadi perbincangan dunia. Perhatian terhadap lingkungan menjadi hal yang harus segeran ditangani. Green Technology muncul sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan ini. Green Technology (teknologi hijau) didefinisikan sebagai konsep atau sebuah cara untuk menghasilkan baik produk, jasa ataupun energi yang meminimalisir kerusakan pada lingkungan.
Penggunaan Green Technology di berbagai sektor akan mengurangi jejak karbon yang dihasilkan dan mendorong pembangunan berkelanjutan. Selain itu, penggunaan Green Technology juga mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-7 yakni Affordable amd Clean Energy
Penerapan Green Technology dapat bermacam-macam seperti penggunaan energi bersih dan terbarukan seperti solar panel, energi angin, energi air, bioenergi dan sebagainya untuk menghasilkan energi listrik. Penggunaan bahan yang ramah lingkungan dan pengelolaan limbah yang baik juga dapat menjadi salah satu penerapan dari Green Technology.
ADVERTISEMENT
Sisi Lain Green Technology
Banyak orang yang menilai jika Green Technology adalah solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan lingkungan yang terjadi. Namun, Green Technology juga memiliki sisi lain yang harus dipertimbangkan.
Misalnya, penggunaan baterai untuk kendaraan listrik pada sektor transportasi yang memiliki dampak negatif bagi lingkungan. Limbah dari limbah baterai akan menjadi polusi bagi lingkungan dan bahan kimianya yang berbahaya bagi makhluk hidup. Belum lagi listrik untuk pengisian baterai yang masih berasal dari batu bara.
Begitu juga dengan solar panel, pembuatan semi konduktor pada solar panel juga melibatkan beberapa bahan kimia berbahaya yang berpotensi merusak lingkungan. Setelah masa pakai, limbah solar panel yang tidak dikelola dengan baik dapat merusak lingkungan karena mengandung logam berat seperti timbal, timah dan kadmium. Selain itu, efisiensi pada solar panel yang rendah sekitar 20% mengakibatkan banyak sinar matahari dipantulkan kembali daripada diserap dan dikonversi.
ADVERTISEMENT
Contoh lain adalah bilah turbin pembangkit listrik angi ini hanya memiliki masa pakai selama 20 tahun dan harus diganti. Bilah turbin yang tidak terpakai saat ini hanya dibiarkan menjadi limbah. Sebuah studi dari Universitas Cambridge memperkirakan limbah bilah turbin akan mencapai 43 juta ton pada 2050. Cara paling ampuh saat ini adalah menghancurkan bilah turbin dan menjadikannya bahan bakar untuk pabrik semen. Cara ini sama saja akan menghasilkan jejak karbon.
Penerapan Life Cycle Assessment
Dari beberapa dampak negatif yang ditimbulkan dari Green Technology, lantas apakah ini menjadi sebuah jawaban atau sebuah pelarian? Untuk saat ini Green Technology memang tidak sesempurna itu. Pengembangan Green Technology masih terus dilakukan guna memperbaiki dan mengurangi dampak yang ditimbulkan.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu dalam pengembangannya, prinsip Life Cycle Assessment dapat diterapkan. Prinsip dari Life Cycle Assessment adalah menganalisis dampak lingkungan yang ditimbulkan mulai dari proses pembuatan hingga pembuangan. Dengan kata lain, sebuah produk akan diperhatikan dampaknya mulai dari pembuatan hingga sudah tidak dipakai lagi.
Dengan prinsip ini, pengembangan Green Technology dapat diarahkan menjadi benar-benar ramah lingkungan. Mulai dari pemilihan bahan yang akan digunakan, proses pembuatannya yang berorientasi pada efisiensi energi dan pengelolaan limbah yang baik ketika sudah tidak terpakai. Dengan begitu, dampak negatif bagi lingkungan dapat diminimalisir atau bahkan tidak ada sama sekali.
Saat ini, Green Technology adalah solusi terbaik untuk mengatasi permasalahan lingkungan yang terjadi meskipun masih memiliki beberapa dampak negatif. Pengembangan masih terus dilakukan guna meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan. Kolaborasi dari berbagai pihak sangat dibutuhkan guna mendorong dan mempercepat pengembangan Green Technology menjadi lebih baik lagi.
ADVERTISEMENT