Konten dari Pengguna

Tutur Kata sebagai Cerminan Kualitas Diri

Annisa Anjar Wati
Mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Sebelas Maret
14 Maret 2023 15:21 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Annisa Anjar Wati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi self love saat Hari Valentine. Foto: ya_blue_ko/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi self love saat Hari Valentine. Foto: ya_blue_ko/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bahasa adalah alat komunikasi, komunikasi antara pembicara dan lawan bicara. Bahasa berkaitan dengan dengan pilihan jenis kata, siapa lawan bicara, waktu atau situasi dan tempat. Sifat bahasa yang dinamis tak jarang menyebabkan pergeseran dari sifat bahasa yang santun berubah menjadi bahasa yang kurang santun.
ADVERTISEMENT
Lidah tidak bertulang. Namun, lidah bisa menjadi pedang paling tajam di dunia.
Bagaimana tidak, hanya dari satu atau beberapa kata saja bisa membahayakan orang lain. Bahaya di sini adalah dapat melukai hati lawan bicara yang terkadang tidak mengerti dengan kata-katanya.
Tidak mudah menyembuhkan hati yang terluka oleh kata-kata. Meski tidak berbekas secara fisik, hal tersebut kemungkinan akan selalu teringat secara psikis. Itulah alasan kita dituntut untuk menjaga lisan yang santun. Beberapa pendapat mengatakan lebih baik diam jika kita tidak dapat berbicara dengan baik.
Kesantunan bahasa di zaman dahulu, misalnya di kalangan akademik masih dijunjung tinggi. Tetapi di zaman modern ini dirasa kurang atau bahkan sudah tidak ada dalam kehidupan bermasyarakat. Banyak ditemui remaja yang berani berbicara kasar dan membentak pada orang tua, atau seorang pelajar yang mengumpat teman sekelasnya.
ADVERTISEMENT
Bahasa merupakan kegiatan komunikatif yang memerlukan kesiapan fisik dan mental. Ketika orang sehat jasmani dan rohani, mereka selalu ingin berkomunikasi untuk menerima dan memberikan informasi dalam situasi yang berbeda. Baik situasi resmi maupun situasi tidak resmi. Berbicara dengan sopan dan mengesankan mengarah pada komunikasi yang optimal. Selain itu, bahasa yang santun dan berkesan dapat mempererat silaturahmi antar penutur bahasa tersebut.
Lalu apa saja tips-tips agar tutur kata menjadi lebih santun?
1. Kontak mata dengan lawan bicara
Menatap mata saat berkomunikasi menunjukkan bahwa kita mendengarkan dengan cermat apa yang dia katakan dan tertarik dengan topik yang sedang dibahas.
2. Menjaga nada
Jangan berbicara dengan nada tinggi, berbicaralah dengan suara lembut, hal ini akan memberi kesan ramah.
ADVERTISEMENT
3. Jangan menyela pembicaraan orang lain
Jika kita berkomunikasi, biarkan lawan bicara sampai selesai dan barulah kita memberi reaksi terhadap ucapannya. Memotong pembicaraan sebelum dia selesai adalah perilaku yang tidak sopan dan terkesan kurang menghargai.
4. Pilihan bahasa
Pemilihan kata harus disesuaikan. Jika berbicara dengan teman seusia gunakan bahasa informal. Namun, saat berbicara dengan orang yang lebih tua atau orang dengan profesi tertentu, gunakan bahasa yang lancar atau formal sebagai bentuk sopan santun saat berbicara. Penggunaan kosakata yang tidak sesuai akan membuat lawan bicara risih.
Pembelajaran apa yang dapat kita ambil?
ADVERTISEMENT
Sopan santun saat bertutur kata merupakan standar yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Jika kita mampu bersikap sopan kepada orang lain, orang lain juga akan lebih menghormati kita. Filter dahulu setiap kalimat yang keluar, meski hanya satu baris, mencerminkan kualitas diri kita. Jika kita mampu menjaga bahasa kita tetap santun dan tidak menghina, orang lain juga akan menilai kita sebagai pribadi yang unggul. Begitupun sebaliknya.