Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Membandingkan antara Sastra Umum, Sastra Bandingan, dan Sastra Nasional
25 Desember 2021 14:57 WIB
Tulisan dari Annisa Aulia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Apasih yang dimaksud dengan membandingkan antara Sastra Umum, Sastra Bandingan, dan Sastra Nasional? Yuk simak pembahasan mengenai Sastra Umum, Sastra Bandingan, dan Sastra Nasional. Pertama-tama saya akan menjelaskan sedikit apa itu Sastra?
ADVERTISEMENT
Sastra lahir oleh dorongan manusia untuk mengungkapkan diri, tentang masalah manusia, kemanusiaan, dan semesta (Semi, 1993: 1). Sastra adalah pengungkapan masalah hidup, filsafat, dan ilmu jiwa. Sastra adalah kekayaan rohani yang dapat memperkaya rohani. Sastrawan dapat dikatakan sebagai ahli ilmu jiwa dan filsafat yang mengungkapkan masalah hidup, kejiwaan, dan filsafat, bukan dengan cara teknis akademis melainkan melalui tulisan sastra. Perbedaan sastrawan dengan orang lain terletak pada kepekaan sastrawan yang dapat menembus kebenaran hakiki manusia yang tidak dapat diketahui tertembus oleh orang lain (Darma, 1984: 52-66).
Selanjutnya adapun membahas mengenai perbandingan Sastra Umum, Sastra Bandingan, dan Sastra Nasional. Pada studi sastra kita sudah membedakan teori, sejarah, serta kritik sastra, dengan kata lain sekarang kita akan mencoba membedakan Sastra Umum, Sastra Bandingan, dan Sastra Nasional. istilah “sastra bandingan” terkadang menyulitkan, dan inilah sebabnya mengapa jenis studi sastra bandingan tidak cukup berhasil secara akademis. Perbandingan merupakan metode yg awam dipakai dalam seluruh kritik sastra dan cabang ilmu pengetahuan, serta sama sekali tidak mendeskripsikan kekhasan prosedur studi sastra. Istilah “sastra bandingan” pada praktiknya menyangkut bidang studi serta masalah lain.
ADVERTISEMENT
Pertama, istilah ini dipakai untuk studi sastra lisan, terutama cerita-cerita warga dan migrasinya, serta bagaimana dan kapan cerita rakyat masuk pada penulisan sastra yang lebih artistik.
Kedua, istilah sastra bandingan meliputi studi korelasi antara 2 kesusastraan atau lebih. Pendekatan ini dipelopori oleh kelompok ilmuwan Prancis yang disebut comparatistes, dipimpin oleh Fernand Baldensperger.
Ketiga, istilah sastra bandingan disamakan dengan studi sastra menyeluruh. Jadi, sama dengan “sastra dunia”, “sastra umum”, atau “sastra universal”. Tetapi persamaan ini mengakibatkan persoalan.
Selanjutnya ada istilah “sastra umum”. Istilah ini bermakna teori dan prinsip sastra. Paul van Tieghem mencoba mengontraskan sastra umum dengan sastra bandingan. Menurut pendapatnya, sastra umum adalah sastra yang mempelajari gerakan dan aliran sastra yang melampaui batas nasional. Sedangkan sastra bandingan adalah sastra yang mempelajari hubungan 2 kesusastraan atau lebih. Tetapi bagaimana cara kita menentukan bahwa Ossianisme adalah topik umum atau topik bandingan? Kita dapat membedakan kepopuleran novel-novel sejarah Sir Walter Scott di luar negeri dari kepopuleran novel sejarah pada umumnya di seluruh dunia. Akhirnya, wilayah sastra umum dan sastra bandingan pun bertumpang tindih. Mungkin lebih baik keduanya kita sebut “sastra” saja.
ADVERTISEMENT
Apapun kesulitannya untuk menyusun suatu konsepsi sejarah sastra universal, sastra tetap perlu dilihat sebagai suatu totalitas. Pertumbuhan dan perkembangannya penting untuk dipelajari secara umum tanpa mengindahkan batasan wilayah bahasa. Perdebatan mengenai sastra bandingan, sastra umum, atau sastra saja timbul akibat konsep yang salah tentang sastra nasional. Sastra nasional dianggap sebagai suatu kawasan tertutup. Padahal, setidaknya sastra Barat bisa kita lihat sebagai suatu kesatuan. Kesinambungan antara sastra Yunani, sastra Romawi, sastra Barat Abad Pertengahan,dan sastra Modern tidak dapat diragukan lagi. Tanpa menyepelekan pengaruh Timur yang masuk terutama melalui kitab Bibel, kita harus mengakui bahwa seluruh sastra Eropa, sastra Rusia, sastra Amerika Serikat, dan Sastra Amerika Latin sangat erat hubungannya.
Para pelopor sejarah sastra pada awal abad ke-19, dengan sarana mereka yang terbatas menyuarakan cita-cita kesatuan sastra melalui karya-karya tulisan mereka. Namun, pada saat itu pertumbuhan semangat nasionalisme dan dampak spesialisasi mendorong lahirnya studi sastra nasional yang sempit dan dangkal.
ADVERTISEMENT
Pada pertengahan abad ke-19, teori evolusi menghidupkan lagi studi sastra sejarah sastra universal. Sastra nasional disebut menjadi tempat tertutup dibanding dengan sastra universal. Di bawah pengaruh Herbert Spencer, para ahli folklor dan etnografi zaman itu meneliti asal mula kesusastraan, perbedaan ragam bentuk sastra lisan, dan munculnya epic, drama, dan lirik.
Masing-masing bidang studi memang mempunyai kecenderungan dan metode yang berbeda-beda. Tetapi kalau kesusastraan hanya dibahas dari sudut pandang satu bahasa saja, dengan acuan dokumen dan teks dari bahasa itu saja, hasilnya kurang memadai.
Tetapi, kenyataannya sastra universal yang sangat berkaitan dengan sastra nasional. seperti ruang lingkup sastra Eropa. Sastra yang membahas kesusastraan Inggris, Jerman, atau Perancis yang saling berkaitan tentang sejarah, tema, bahasa dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, agar kita dapat mendeskripsikan kaitan serta peran sastra nasional dan sastra universal, perlu diketahui sejarah sastra secara menyeluruh.
Annisa Aulia Rahma. Penulis adalah Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Referensi
Siswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra. Grasindo.
Wellek, Renne & Warren, Austin. 1977. Teori Kesusastraan. (Melani Budianta, Terjemahan). Jakarta: Gramedia.
Uchie Ayu, 2008. Sastra Umum, Sastra Bandingan, Dan Sastra Nasional. https://uchieayu.wordpress.com/2008/08/04/sastra-umum-sastra-bandingan-dan-sastra-nasional/ . Diakses pada 1 Desember 2021.