Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Gula Tak Selamanya Manis: Diabetes pada Kawula Muda
18 September 2024 15:40 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Annisa Berliana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir coffee shop semakin banyak dibuka di Indonesia. Dilansir dari laman goodnewsfromindonesia.id terdapat 4 gelombang perkembangan coffee shop dimulai dari era warkop dan Dunkin’ Donuts pada gelombang pertama, dilanjutkan oleh Starbucks, era artisan coffee pada awal 2010 serta konsep coffee-to-go seperti yang diterapkan oleh Janji Jiwa dan Fore.
ADVERTISEMENT
Jenis kopi yang banyak dinikmati pada coffee shop ini adalah kopi susu kekinian. Dikutip dari situs web tirto.id kopi susu kekinian adalah kopi yang dicampur dengan susu dan ditambah gula aren sebagai pemanis. Namun, bahan-bahan lain seperti biskuit, alpukat, dan matcha terkadang ditambahkan sebagai penambah rasa pada kopi.
Perkembangan coffee shop di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut goodnewsfromindonesia.id perkembangan coffee shop ini dipengaruhi oleh dominasi generasi milenial dan Z, budaya nongkrong sambil ngopi, peningkatan daya beli konsumen yang diikuti dengan harga kopi kekinian yang terjangkau, Munculnya aplikasi pesan antar makanan dan perkembangan media sosial. Sayangnya perkembangan coffee shop berbanding lurus dengan berkembangnya diabetes pada usia muda.
“Angka kejadian diabetes pada remaja di Indonesia meningkat hingga lebih dari 1.000 kasus atau meningkat 7 kali lipat dalam kurun waktu 10 tahun ini.” (Kompas.id).
Tentu saja kasus ini berhubungan dengan budaya nongkrong di coffee shop oleh anak muda kekinian. Dilansir dari situs web tempo.co mayoritas kawula muda meminum kopi sebanyak satu kali sehari. Seperti yang terdapat di laman fatsecret.co.id terdapat 4 gram gula pada 1 cangkir kopi latte, hingga 10 gram gula pada 1 cangkir matcha. Sungguh angka yang cukup tinggi untuk satu cangkir minuman. Sedangkan satu orang dewasa membutuhkan 50 gram gula per-hari baik itu dari konsumsi makanan ataupun minuman.
ADVERTISEMENT
Budaya hidup kaula muda yang menyukai sesuatu yang serba instant juga menjadi pengaruh naiknya angka diabetes pada usia mereka. Pesan-antar makanan sudah menjadi hal yang dapat kita lihat. Makanan di pesan lewat aplikasi dan diantar oleh pihak ketiga menuju alamat, membuat transaksi terlihat mudah. Namun, transaksi jual-beli yang pasif ini membuat manusia lebih sedikit bergerak sehingga kalori yang dibakar pun lebih sedikit.
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Diabetes pada usia muda tentu menjadi hal yang memprihatinkan. Pola hidup sehat dan diet sangat dibutuhkan dalam mengatasi masalah ini. Faktor budaya dan kebiasaan manusia juga sangat mempengaruhi isu kesehatan ini. Mengurangi konsumsi gula dan rajin berolahrahga akan berdampak baik dalam mengurangi risiko terkena penyakit diabetes.
ADVERTISEMENT