Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Masih Efektifkah Pembatasan Gadget di Lingkungan Pesantren?
11 September 2024 11:39 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Annisa Berliana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
“Internet never sleeps 10.0.”
Itulah judul sebuah infografis yang diterbitkan “Demo” pada tahun 2022. Perkembangan informasi di internet yang begitu cepat membuat internet seolah-olah tidak bisa beristirahat. Dalam satu menit saja, ada 5,9 juta pencarian di Google, 66.000 foto diunggah di Instagram, 1,7 juta konten dibagikan di Facebook (kompas.com). Betapa cepatnya pergerakan dunia maya saat ini.
ADVERTISEMENT
Media massa sudah menjadi sebuah kebutuhan di masyarakat saat ini. Dilansir dari laman Kominfo.go.id, selain berperan menyebarkan informasi ternyata media massa juga dapat mempengaruhi masyarakat yang berdampak pada perubahan cara berpikir, gaya hidup bahkan budaya masyarakat. Media massa berperan sebagai sumber informasi dan pastinya mempunyai kekuatan yang besar untuk mengkritisi suatu peristiwa serta membentuk opini.
Tidak hanya dalam kecepatan akses informasi, ternyata internet juga memiliki manfaat dalam perluasan jaringan sosial, mempermudah transaksi keuangan, pendidikan bahkan sebagai media hiburan. Walaupun demikian tidak dapat dipungkiri internet juga mempunyai dampak negatif seperti, “cyber crime”, alienasi sosial, bahkan “spam”. (Kompas.com). Ibaratkan pisau bermata dua, internet mempunyai dua sisi yang saling berlawanan.
ADVERTISEMENT
Selain sumber informasi, internet juga menjadi sumber pengetahuan. Informasi yang didapatkan melalui internet bisa dipilah dan dijadikan sumber pembelajaran.
“Dengan adanya internet sebagai sumber belajar memudahkan kita untuk mengakses berbagai sumber informasi yang tersedia, karena internet dapat membantu kita meningkatkan taraf hidup melalui pendidikan”. (Sasmita, 2020).
Dunia pendidikan begitu relatif, memungkinkan transformasi pribadi, pengetahuan, pembentukan karakter dan realisasi potensi seseorang. Begitu juga dengan transformasi digital dalam upaya memudahkan pembelajaran.
Beberapa pondok pesantren di Indonesia masih menerapkan aturan pelarangan penggunaan gadget pribadi bagi santri-santrinya. Dilansir dari laman manahijussadat.sch.id, santri dilarang menggunakan gadget karena akan mengganggu kegiatan belajar santri, dengan adanya gadget anak akan malas bergerak atau melakukan sesuatu sehingga menghambat proses belajar santri. Sekiranya itulah argumen yang mereka tulis.
Pembatasan gadget akan berdampak buruk kepada santri. Santri akan tertinggal dari dunia luar perkara teknologi. Hal ini nantinya menjadi “culture shock” selepas santri menamatkan pendidikannya. Setelah mereka keluar dari pondok mereka akan terkejut dan memulai belajar dari awal untuk beradaptasi bertahan hidup pada dunia luar.
ADVERTISEMENT
Seperti dilansir dari laman an-nur.ac.i, gadget akan berdampak baik dalam pendidikan karena memiliki manfaat karena memberikan akses instan ke informasi dari seluruh dunia melalui internet. Gadget memungkinkan siswa dan guru untuk berkomunikasi dan berkolaborasi secara online. Mendorong pembelajaran mandiri dan memperluas wawasan santri. Hal ini memungkinkan siswa untuk belajar dengan ritme mereka sendiri dan mencapai hasil belajar yang optimal.
Dalam era digitalisasi ini pesantren dirasa perlu merevisi kebijakan tentang penggunaan gadget di lingkungan pesantren. Mereka perlu melakukan transformasi dalam pembelajaran serta membuat panduan yang jelas, termasuk aturan penggunaaan, batasan serta sanksi bagi pelanggar aturan. Tidak hanya itu pembina perlu merancang kegiatan pembelajaran interaktif, dan mengelola penggunaan gadget di kelas bagi santri.
ADVERTISEMENT
Internet ialah wadah pengembangan informasi yang begitu cepat. Berbagai berita, konten, peristiwa dalam seluruh dunia telah dipublikasikan dalam jagat maya. Hal ini akan membantu mereka memperoleh topik atau isu secara instant. Hal ini juga dapat dijadikan proses pembelajaran secar eksternal bagi santri.
Internet tidak menutup kemungkinan seseorang untuk berkreasi. Jika digunakan secara efektif gadget dapat membantu santri untuk berkreativitas. Dengan banyaknya platform digital di dalam internet itu akan mengembangkan kemampuan santri berliterasi secara digital, berkemampuan kritis dalam mencari dan mengevaluasi informasi, serta memecahkan masalah.
Pengawasan dalam penggunaan gadget juga tak kalah penting. Berbagai dampak negatif dari gadget dapat menimbulkan rasa ketidakamanan. Gadget dapat menjadi sumber distraksi yang signifikan jika tidak dikelola dengan baik. media sosial, pesan instan, atau “game online” dapat mengalihkan perhatian siswa dari kegiatan belajar. Ketergantungan pada gadget juga dapat mengurangi kemampuan dan minat santri untuk belajar.
ADVERTISEMENT
Di era modern yang mana semuanya serba internet akan membuat masyarakatnya ketergantungan. Pembatasan penggunaan teknologi hanya akan membuat beberapa orang terlanbat dalam mengakses informasi. Di dunia pendidikan masih banyak pro kontra tentang adanya penggunaan gadget di lingkungan sekolahnya. Hal ini berkaitan dengan dampak positif dan juga dampak negatif yang akan jadi “boomerang” nantinya. Fasilitas sekolah dengan internet harusnya mengawasi siswanya dalam penggunaan gadget.