Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Perilaku Masyarakat Perlu Diedukasi Dikala Pandemi
4 Oktober 2020 13:05 WIB
Tulisan dari Annisa Fahira tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Seperti yang kita ketahui di tahun 2020 ini, Indonesia sedang dilanda pandemi virus COVID-19. Pemerintah pun memberlakukan peraturan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayah Jawa Barat khususnya Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi. Penerapan PSBB awalnya resmi dilakukan pada tanggal 15 April 2020. Ini merupakan langkah untuk mencegah penyebaran virus corona atau COVID-19 karena Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi sudah menjadi Zona Merah.
ADVERTISEMENT
Setelah 28 hari menjalankan PSBB, kemudian Kota Bekasi mulai memberlakukan “New Normal” yang merupakan istilah lain untuk PSBB secara proporsional. Namun pelonggaran PSBB tersebut mengakibatkan banyak masyarakat yang lalai dalam menjalankan ketentuan pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar secara proporsional. Seperti yang sering kita jumpai baik secara langsung maupun di media massa dimana masyarakat masih sering tidak memakai masker saat berkumpul.
Berita penyimpangan PSBB yang sedang viral baru-baru ini yakni mengenai Kafe Broker Coffee & Roastery yang berada di Ruko Galaxy, Bekasi Selatan. Kafe tersebut viral karena video yang menunjukkan ramainya pengunjung di dalamnya serta mengabaikan protokol kesehatan yang telah dibuat oleh Pemerintah. Pengunjung berkerumun dan tidak memakai masker sambil berjoget ria di tengah halaman Kafe Broker. Pengunjungnya kebanyakan adalah para remaja dan tidak sedikit pula yang membawa keluarganya. Kafe ini terhitung tidak sekali mengabaikan protokol kesehatan dari pemerintah dan ini menimbulkan keresahan bagi sejumlah masyarakat terutama warga yang tinggal di dekat Kafe Broker. Memang bisa saja lonjakan kerumunan di berbagai Kafe di Kota Bekasi dan sekitarnya terutama Kafe Broker adalah akibat rasa jenuh dan bosan masyarakat karena mereka sudah terlalu lama berada di rumah. Memang selama PSBB ini, kegiatan seperti sekolah dan kuliah dilakukan secara online dari rumah serta banyak juga orang yang bekerja dari rumah (Work From Home), akan tetapi, walaupun telah diberlakukan New Normal oleh Pemerintah, seharusnya masyarakat tetap memperhatikan protokol kesehatan dan tidak melanggarnya. Pihak Kafe seharusnya membuat kebijakan untuk para pengunjungnya agar tertib dalam menjalankan protokol kesehatan yang telah dibuat oleh Pemerintah, seperti jika sedang tidak makan maka para pengunjungnya diharuskan untuk memakai masker, serta memberikan batas pada tempat duduknya agar tidak berdekatan. Jika pemilik Kafe Broker memberlakukan protokol kesehatan maka sudah pasti pihak berwajib tidak akan menyegel Kafe tersebut. Tidak hanya itu, warga setempat pun tidak akan terganggu dan resah akibat takut penyebaran COVID-19 meningkat. Pentingnya perhatian dan kesadaran terhadap protokol kesehatan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah tidak hanya berlaku bagi para pemilik kafe-kafe di Kota Bekasi dan sekitarnya, namun hal ini juga penting untuk diperhatikan oleh seluruh masyarakat yang ingin bepergian agar ketika mereka berkegiatan di luar maka terhindar dari paparan virus corona, begitupun ketika mereka pulang ke rumah masing-masing juga tidak akan memaparkan virus tersebut kepada penghuni rumah lainnya.
ADVERTISEMENT
Virus corona ini memang sangat meresahkan kita semuadan bahkan hampir seluruh masyarakat dunia. Apalagi diperumit dengan kenyataan masih kurangnya kesadaran masyarakat kita dalam mentaati protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus ini. Alangkah baiknya, agar kita semua saling mengingatkan bila perlu menegur jika ada masyarakat disekitar kita yang mengabaikan protokol kesehatan. Mari bersama kita bantu pencegahan pandemi virus corona ini agar secepatnya kita bisa hidup seperti sediakala dan berkumpul bersama tanpa perlu ada rasa cemas terpapar penyakit yang mematikan.