Konten dari Pengguna

Masyarakat Minangkabau: Ragam Kebudayaannya dalam Berbagai Aspek

Annisa Fitri
Hallo!! Saya Annisa Fitri seorang Mahasiswa Sastra Jepang di Universitas Andalas.
29 September 2024 11:53 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Annisa Fitri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Saat mendengar kata “Minangkabau”, hal yang muncul di pikiran orang-orang pada umumnya yaitu “rendang”, “Jam Gadang”, “Padang”, “berdagang”, ataupun “pelit”. Hal-hal tersebut merupakan sebuah ide atau gagasan yang tertanam di dalam pikiran orang-orang dalam mendeskripsikan apa itu Minangkabau. Masyarakat Minangkabau sendiri memiliki kebudayaan yang khas, salah satunya dilihat dari sistem kekerabatannya yang matrilineal walaupun memiliki pengaruh Islam yang kuat. Diantara ragam kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat Minangkabau, kita dapat melihat kekayaan budaya tersebut dalam beberapa aspek khusus. Aspek tersebut meliputi sistem kemasyarakatan, sistem teknologi, sistem religi, sistem pengetahuan, sistem mata pencaharian, sistem kesenian, kebudayaan dalam bentuk gagasan atau ide, dan kebudayaan berupa artefak.
ADVERTISEMENT
1. Sistem Kemasyarakatan
Hal unik dari masyarakat Minangkabau yang membedakan mereka dengan etnis lainnya salah satunya yaitu dari sistem kemasyarakatan atau kekerabatannya. Masyarakat Minangkabau menganut sistem kekerabatan matrilineal, yaitu mengikuti garis keturunan ibu. Sistem kekerabatan ini sulit untuk dibantah karena sudah berkembang sejak lama dalam sejarah masyarakat Minangkabau. Landasan kekerabatan di Minangkabau ini memiliki ciri kekerabatan yaitu: 1) Garis keturunan ditarik berdasarkan keturunan ibu, 2) Suku anak mengikuti suku ibu,“Basuku kabakeh ibu, babangso kabakeh ayah, jauah mancari suku dakek mancari ibu, tabang basitumpu”, 3) Hak kuasa jatuh pada perempuan, dan hak memelihara dipegang oleh laki-laki, “Pusako tinggi turun dari mamak ka kamanakan, pusako randah turun dari bapak kapado anak”, situasi ini disebut dengan "ganggam bauntuak”.
ADVERTISEMENT
2. Sistem Teknologi
Sistem teknologi dalam masyarakat Minangkabau dapat dilihat dari bentuk desa dan bentuk tempat tinggal masyarakatnya. Dalam bahasa Minangkabau, desa disebut sebagai Nagari. Meskipun demikian, Nagari memiliki keistimewaan dibanding desa. Nagari memiliki wilayah ulayatnya sendiri, rakyat, anak kemenakan, dan struktur pemerintahannya berlandaskan adat. Nagari sendiri terbagi menjadi dua bagian, yaitu daerah Nagari dan Tarak. Nagari adalah daerah yang dijadikan sebagai pusat desa, sedangkan Tarak adalah daerah hutan atau ladang.
Rumah adat masyarakat Minangkabau yang disebut dengan “Rumah Gadang” memiliki arsitektur yang unik. Rumah Gadang merupakan rumah panggung dengan pondasi yang tidak menancap ke tanah, melainkan di atas bongkahan batu datar. Dengan pondasi seperti ini Rumah Gadang tidak akan roboh karena beban berat dari Rumah Gadang menekan batu tersebut. Tiang-tiangnya juga dibuat condong seolah berpotongan di satu titik yang menyebabkan gaya tekan semakin besar. Dan apabila terjadi gempa bumi, bangunan Rumah Gadang tidak roboh karena tiang-tiangnya hanya bergeser sedikit mengikuti gerakan gempa. Selain pondasi, keunikan lainnya terdapat pada bentuk atap Rumah Gadang yang menyerupai tanduk kerbau. Bentuk atap menyerupai tanduk kerbau menurut pendapat umum di masyarakat disebabkan oleh peristiwa adu kerbau di masa lalu seperti yang dikisahkan dalam Tambo (karya sastra minangkabau).
ADVERTISEMENT
3. Sistem Religi
Sebelum agama Islam masuk ke Minangkabau, adat istiadat banyak dipengaruhi oleh kepercayaan animisme dan dinamisme. Pada saat itu muncul kebudayaan untuk memuja alam menggunakan sesajian pada tempat-tempat yang dianggap keramat yang kemudian perlahan berubah menjadi keyakinan. Hal tersebut dikarenakan masyarakat takut akan kemurkaan alam. Seiring berjalannya waktu agama Buddha dan Hindu juga masuk ke Minangkabau dan juga mempengaruhi adat dan kebudayaan masyarakat setempat.
Saat Islam masuk ke Minangkabau, adat istiadat masyarakat bercampur dengan ajaran Islam. Dengan masuknya Islam makin memperkokoh kebudayaan masyarakat Minangkabau karena Islam tidak menghapus adat selama tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Puncaknya hingga pada masa perang Paderi, kaum adat mengalami kekalahan yang melahirkan kesepakatan yang disebut dengan “Sumpah Bukik Marapalan”. Sumpah tersebut berbunyi “Adat basandi Syarak, Syarak basandi Kitabullah”. Hal itulah yang menjadi awal penyesuaian sistem adat dengan ajaran Islam.
ADVERTISEMENT
4. Sistem Pengetahuan
Kebudayaan Minangkabau menjunjung tinggi pendidikan dan mendorong masyarakatnya untuk menimba ilmu. Minangkabau memiliki pepatah, “Alam takambang jadi guru” yang berarti tidak ada batasan bagi Masyarakat Minangkabau menimba ilmu melalui media apapun. Saat Islam sudah masuk ke Minangkabau, para pemuda juga dituntut untuk mempelajari ilmu agama disamping mempelajari adat. Hal tersebut mendorong masyarakat mendirikan surau yang kemudian dijadikan sebagai lembaga pendidikan bagi para pemuda. Para remaja laki-laki meninggalkan rumah mereka untuk menimba ilmu di surau.
5. Sistem Mata Pencaharian
Sebagian besar masyarakat Minangkabau hidup dari hasil pertanian. Pertanian yang dikerjakan oleh masyarakat tergantung pada tingkat kesuburan tanah dan ketersediaan air di masing-masing daerah. Contohnya di daerah yang subur dengan banyak ketersediaan air, masyarakatnya bertani dengan menanam padi, sedangkan di daerah dataran tinggi mereka mengusahakan sayur mayur, begitu pula di daerah pesisir yang menanam kelapa. Selain itu daerah pesisir juga mengembangkan mata pencahariannya dengan menangkap ikan. Berbagai faktor kemudian menyebabkan masyarakat Minangkabau beralih kepada sektor perdagangan. Mereka biasanya merantau dan kembali dengan harapan menjadi manusia yang dewasa dan bertanggung jawab. Budaya merantau ini sangat melekat terhadap masyarakat Minangkabau di mata masyarakat lainnya.
ADVERTISEMENT
6. Sistem Kesenian
Minangkabau kaya akan kesenian baik dari segi dari tarian, musik, maupun sastra yang di dalamnya tentu ditanamkan asas-asas yang dianut oleh masyarakat Minangkabau. Seni tari di Minangkabau yang terkenal contohnya Tari Piring, Tari Pasambahan, Tari gelombang, dan juga yang menggabungkan seni tari, musik, silat, dan teater sekaligus yaitu Randai. Seni musik yang berkembang di Minangkabau terbagi menjadi 3 yaitu musik perkusi, musik tiup, dan musik petik atau gesek. Contoh dari masing-masing alat musik ini antara lain Talempong (perkusi), Saluang (tiup), dan Rabab (gesek). Masing-masing seni musik ini ada yang dikombinasikan dengan seni tari maupun seni teater. Sedangkan kesusastraan Minangkabau merupakan kesusastraan adat yang tentunya berorientasi pada adat-istiadat masyarakat disana. Awalnya sastra di Minangkabau bermula dari tradisi lisan yang kemudian berkembang setelah masyarakat mengenal tulisan. Contoh karya sastra di Minangkabau yang terkenal yaitu Tambo yang mengisahkan tentang masyarakat Minangkabau mulai dari nenek moyang, sejarah, hingga kehidupan masyarakatnya.
ADVERTISEMENT
7. Kebudayaan Minangkabau dalam Bentuk Gagasan/ Ide
Kebudayaan dalam bentuk gagasan ataupun ide berasal dari pemikiran manusia yang kemudian diwujudkan melalui norma-norma dan adat istiadat. Norma dan adat istiadat yang berlaku di Minangkabau merupakan hasil dari pola pikir masyarakat di sana. Salah satu contoh yang terkenal dari pemikiran masyarakat Minangkabau yaitu “Adat Basandi syarak, syarak basandi kitabullah" . Falsafah ini sangat menggambarkan pola pikir masyarakat Minangkabau yang mendasarkan adatnya kepada syari'at Islam.
8. Kebudayaan Minangkabau dalam Bentuk Benda/Artefak
Selain ide atau gagasan, kebudayaan Minangkabau juga hadir dalam bentuk yang nyata yaitu berupa benda atau artefak. Berapa berapa contoh kebudayaan berupa artefak dari masyarakat Minangkabau yaitu Rumah Gadang, alat musik tradisional, seni ukir, dan Songket.
ADVERTISEMENT
1) Rumah Gadang
Rumah adat ini memiliki arsitektur unik dan mencerminkan budaya masyarakat Minangkabau. Hal tersebut dikarenakan bentuk atapnya yang runcing menyerupai tanduk kerbau. Konon katanya bentuk atap Rumah Gadang dibuat demikian berdasar dari kisah di kemenangan orang Minangkabau dalam adu kerbau dengan penguasa dari Jawa yang dikisahkan di dalam Tambo.
2) Alat musik tradisional
Alat musik tradisional Minangkabau seperti Talempong, Saluang, dan Rabab merupakan salah satu ciri khas yang sangat melekat bagi orang-orang saat memikirkan kesenian Minangkabau. Hal itu berarti kesenian tersebut memberikan kesan yang kuat dan berhasil menggambarkan Minangkabau di mata orang lain.
3) Seni Ukir
Seni ukir ini biasanya terdapat pada dinding Rumah Gadang yang ukirannya memiliki makna tersendiri. Ukiran tersebut merupakan visualisasi dari tatanan kehidupan masyarakat Minangkabau yang juga dijadikan sebagai sarana komunikasi dan pedoman bagi masyarakat.
ADVERTISEMENT
4) Songket
Songket adalah karya tenunan tradisional Minangkabau yang sudah dikenal secara meluas di Indonesia. Motif pada Songket memiliki filosofi yang berkaitan dengan sejarah Minangkabau. Pada zaman dulu, digunakan sebagai bahan pakaian untuk orang-orang di penting kerajaan.
Kebudayaan yang dimiliki masyarakat Minangkabau sangat beragam dan masing-masingnya memiliki ciri khas yang membedakan mereka dengan etnis lainnya. Nilai-nilai luhur yang ditanamkan secara turun-temurun serta ragam kebudayaannya berhasil membentuk karakter masyarakat Minangkabau dan memberikan gambaran kepada masyarakat lainnya seperti apa itu “Minangkabau”.