news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Pelatihan Pembuatan Air Ragi Salak Ibu – Ibu Desa Wisata Ledoknongko

Annisa Khumaira
Pegawai Universitas Aisyiyah Yogyakarta
Konten dari Pengguna
22 Agustus 2022 19:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Annisa Khumaira tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Desa Wisata Ledoknongko, Bangunkerto, Turi, Sleman, DIY merupakan salah satu daerah desa wisata penghasil buah salak, dimana hampir semua warganya memiliki kebun salak pribadi sehingga rata-rata warga desa menjadi seorang petani salak. Dalam sekali panen salak, buah yang dihasilkan sangat melimpah dan harganya jauh lebih terjangkau dari harga salak di pasaran. Buah salak ini memang telah menjadi komoditas unggulan Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman.
ADVERTISEMENT
Dari hal tersebut tercipta suatu ide kreatif dari Program Studi Bioteknologi UNISA Yogyakarta untuk mengadakan program pengabdian masyarakat yaitu Pelatihan Pembuatan Ragi Salak. Tujuan diadakannya pelatihan pembuatan ragi salak ini untuk memberikan edukasi kepada ibu-ibu di Desa Ledoknongko dalam pembuatan air ragi dengan menggunakan buah salak. Kegiatan ini dilaksanakan selama satu pekan pada Sabtu (25/06/22) hingga Sabtu (2/07/22) yakni 2 hari secara luring di Pendopo Desa Ledoknongko dan sisanya dilakukan secara daring melalui grub whatsapp.
Kegiatan pelatihan air ragi salak di Desa Wisata Ledoknongko Foto: Tim Pengabdian Bioteknologi UNISA
Air ragi salak merupakan produk air ragi yang dapat digunakan sebagai pengganti ragi instan ketika ingin membuat suatu olahan pangan yang perlu difermentasi seperti roti. Kegiatan pelatihan pembuatan ragi salak dimulai dengan persiapan alat dan bahan yang akan digunakan, kemudian dilakukan sesi pre-test, dilanjutkan dengan pemaparan materi sekaligus praktik bersama dalam pembuatan ragi salak oleh ibu - ibu.
Air ragi salak sebelum terfermentasi Foto : Tim Pengabdian Bioteknologi UNISA
Alat dan bahan yang diperlukan yaitu buah salak, air matang, gula pasir, toples steril, serta saringan. Hal pertama yang perlu dilakukan yaitu memasukkan air matang ke dalam toples yang telah disterilkan, kemudian ditambahkan dengan gula pasir, lalu dikocok-kocok agar gulanya larut. Selanjutnya, daging salak beserta kulitnya dimasukkan ke dalam toples yang telah berisi air matang dan gula pasir, kemudian toples ditutup rapat pada suhu ruang dan diletakkan pada tempat yang bersih dan gelap untuk difermentasi. Setelah difermentasi selama kurang lebih 7 hari toples dibuka dan disaring airnya. Air ragi salak yang sudah terfermentasi berwarna keruh, berbau asam segar, serta berbuih ketika dibuka tutupnya. Air ragi salak dapat disimpan dalam kulkas dan buah salaknya dapat digunakan sebagai pupuk.
Air ragi salak setelah terfermentasi Foto : Tim Pengabdian Bioteknologi UNISA
Selama kegiatan berlangsung, ibu-ibu sangat antusias dan aktif bertanya. Bahkan hampir semua hasil air ragi salak yang dibuat ibu-ibu berhasil. Hal tersebut menandakan bahwa ibu-ibu sangat telaten dan memperhatikan dengan baik langkah-langkah pembuatan air ragi salak yang dijelaskan. Pada hari terakhir pelatihan, produk ragi hasil buatan ibu-ibu digunakan untuk bahan dasar pembuatan roti.
ADVERTISEMENT