Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Wattpad: Sarana Penulis Meluapkan Emosi
1 Juli 2023 15:23 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Annisa Maulidina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Wattpad adalah salah satu aplikasi yang digunakan untuk mempublikasikan suatu karya berbentuk buku atau novel online. Banyak penulis yang memulai kariernya melalui aplikasi ini.
ADVERTISEMENT
Mungkin, bagi kebanyakan orang, menulis adalah hal mudah. Tapi nyatanya, menulis tidaklah semudah itu. Diperlukan beberapa ketelitian dalam memilih kata ketika menulis cerita. Juga harus memikirkan dengan matang alur yang akan diceritakan.
Menjadi penulis memang terkadang masih dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Katanya, karya yang dihasilkan tidaklah memiliki harga jual. Tapi, bagaimana dengan para penulis yang menjadikan karya mereka sebagai sebuah luapan emosi?
Layaknya seseorang yang bisa meluapkan emosi tanpa terkecuali, begitulah pandangan para penulis. Dengan menulis, mereka bisa meluapkan berbagai emosi yang tak bisa mereka luapkan. Entah itu amarah, bahagia, bahkan kesedihan. Dengan adanya aplikasi ini, jelas sangat membantu para penulis dalam menerbitkan karyanya.
Meliput dari kisah saya sendiri sebagai penulis pemula yang bergabung sejak bulan Agustus 2022, jelas saya mendapat dampak yang luar biasa. Dimulai dari mengupload sebuah video di TikTok, hingga akhirnya banyak komentar seperti "lanjut, kak", "ada di Wattpad atau Twitter kak?", "jadiin book, kak", dan masih banyak lainnya, menjadikan semua komentar itu sebagai motivasi tersendiri untuk saya.
ADVERTISEMENT
Namun, ketika saya mulai menerbitkan sebuah cerita, ada saja ujian yang saya hadapi. Mulai dari perbedaan argumen dengan kedua orang tua saya, beberapa pandangan aneh dari teman-teman saya, bahkan dipandang sebelah mata oleh semua orang.
Kala itu, saya masih ingat, ada yang mengirim sebuah chat untuk saya, dan berkata, "jangan mimpi jadi author, semua karya lo enggak akan pernah bisa dikenal siapapun". Cukup sakit memang. Tapi, saya tidak menyerah.
Sebagai seorang anak pertama yang tentunya selalu dituntut untuk jadi sempurna, tidak diperbolehkan memiliki pendapat sendiri, juga tidak memiliki seseorang sebagai tempat berkeluh kesah, jelas membuat saya menyerah dengan semuanya.
Sampai akhirnya, saya kembali melanjutkan mimpi saya. Mencoba menerobos segala argumen yang menahan saya kala itu. Juga menjadikan kritik pedas orang-orang sebagai motivasi untuk lebih maju dari sebelumnya, akhirnya saya berhasil. Berhasil menjadikan wattpad sebagai sarana luapan emosi saya.
ADVERTISEMENT
Awalnya memang sulit. Ketika mencari alur yang akan dijadikan sebagai sebuah cerita, takut akan kegagalan cerita yang tidak diminati oleh siapapun, bahkan rasa khawatir akan plagiat terhadap buku yang saya tulis. Namun pada akhirnya, saya berhasil melewati semuanya diatas kaki saya sendiri.
Dengan adanya Wattpad, jelas sangat membantu saya. Saya tidak lagi melampiaskan emosi pada siapapun, tapi meleburkannya ke dalam banyaknya aksara di dalam lembar halaman Wattpad.
Dan dari sana saya belajar, jika tidak ada yang mustahil di dunia ini. Jangan biarkan ucapan orang lain memengaruhi pemikiran kita. Kalau kita yakin kita bisa, maka semua akan berjalan tanpa celah untuk berhenti.