Konten dari Pengguna

Membangun Komunikasi Interpersonal dengan Lintas Generasi

Annisa Putri Riandini
Mahasiswa S1 Departemen Ilmu Komunikasi, Konsentrasi Public Relation, Universitas Andalas
7 November 2022 21:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Annisa Putri Riandini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dokumentasi: Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Dokumentasi: Pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Seiring dengan perkembangan zaman, ruang lingkup komunikasi pun ikut meluas. Hal ini juga diikuti dengan kemajuan komunikasi interpersonal. Menurut R.Wayne Pace komunikasi interpersonal adalah proses komunikasi antara dua orang atau lebih secara tatap muka di mana pesan langsung disampaikan oleh komunikator dan komunikan langsung memberi feedback pada saat itu juga.
ADVERTISEMENT
Tanpa kita sadari setiap saat kita melakukan komunikasi interpersonal. Mulai dari hal-hal sederhana sampai masalah kompleks sekalipun kita selesaikan dengan komunikasi interpersonal.
Dikutip dari buku Komunikasi Antar Personal (2015) karya Alo Liliweri, tujuan serta fungsi dari komunikasi interpersonal itu sendiri adalah untuk memberikan sejumlah informasi, mengekspresikan berbagai perasaan, menghibur, menambah pengetahuan, mempengaruhi perubahan sikap, dan untuk mempertemukan berbagai harapan sosial.
Meskipun memiliki banyak tujuan, tetapi komunikasi interpersonal diwarnai dengan tantangan serta hambatan dalam penyampaian pesan agar efektif diterima dan dicerna oleh sang komunikan. Adapun tantangan yang harus komunikator dan komunikan hadapi di dalam melakukan komunikasi interpersonal diantaranya perbedaan status, perbedaan cara pandang, perbedaan bahasa dan keefektifan media yang digunakan.
ADVERTISEMENT
Namun, pernahkah kita berpikir bahwa perbedaan generasi juga menghambat keefektifan komunikasi interpersonal. Mengapa demikian? Menurut teori generasi yang dipaparkan oleh Graeme Codrington & Sue Grant-Marshall, bahwa manusia dapat diklasifikasikan menjadi enam generasi berdasarkan tahun kelahirannya, yaitu Tradisionalis, Baby Boomers, Generasi X, Generasi Milenial, Generasi Z , dan Alpha.
Gaya komunikasi Generasi Z dan Generasi Baby Boomers cukup mencuri perhatian dikarenakan sering menimbulkan kesalahpahaman mulai dari pemilihan kata dan kalimat hingga gaya bicara yang dapat menghadirkan permasalahan baru dalam lingkup komunikasi.
Mungkin banyak yang belum tahu apa itu Generasi Baby Boomers. Generasi Baby Boomers adalah mereka yang lahir antara tahun 1946-1964, tepatnya setelah Perang Dunia II berakhir. Jika disandingkan dengan Generasi Z ibaratkan komunikasi yang terjadi antara kakek/nenek dengan cucunya.
ADVERTISEMENT
Generasi Z adalah sekumpulan anak muda yang hidup serta tumbuh dan berkembang dengan teknologi. Mereka menghabiskan waktunya dengan teknologi bahkan memperoleh ilmu pun lewat media elektronik.
Hal ini menyebabkan Generasi Z terbawa arus globalisasi yang membawa cukup banyak dampak terhadap gaya komunikasinya. Sebenarnya Generasi Z tidak memiliki ciri spesifik dalam berkomunikasi, namun mereka lebih menyukai gaya komunikasi yang relax, terbuka, bersahabat dan tidak terikat banyak aturan dan norma.
Mereka menginginkan gaya komunikasi yang fleksibel, transparan, serta memberikan banyak ruang bagi partisipan untuk berargumen. Mereka cenderung tidak nyaman dengan komunikasi berupa teguran langsung yang terkesan menggurui.
Hal ini berbanding terbalik dengan gaya komunikasi yang dipraktekkan oleh Generasi Baby Boomers yang masih terikat nilai-nilai, norma serta aturan tradisi. Mereka menyukai gaya berkomunikasi yang bersifat menggurui yang pada umumnya akan dihindari oleh Generasi Z.
ADVERTISEMENT
Pada konteks inilah terjadi hambatan yang mesti dihadapi oleh kedua generasi. Pasalnya tiap-tiap generasi punya ciri khas gaya komunikasinya sendiri sesuai dengan usia dan perkembangan zaman.
Lantas apa upaya yang seharusnya dilakukan untuk meminimalisir hambatan komunikasi interpersonal lintas generasi? Ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk meminimalisir hambatan komunikasi interpersonal lintas generasi, seperti meningkatkan kemampuan public speaking dengan harapan kita bisa mengemas informasi lebih baik lagi agar mudah dipahami oleh berbagai lintas generasi.
Kemudian cobalah posisikan diri saat berkomunikasi lintas generasi serta tidak tergesa-gesa saat menyampaikan pesan. Generasi Z cenderung berkomunikasi dengan tergesa-gesa sehingga lawan bicara sulit menangkap isi pesan yang disampaikan terlebih lagi jika sang komunikan adalah bagian dari Generasi Baby Boomers karena mereka pasti akan terkendala faktor usia dan kesehatannya yang dapat mempengaruhi kemampuan mereka dalam mencerna informasi. Diharapkan dengan melakukan upaya-upaya tersebut komunikasi interpersonal lintas generasi pun semakin efektif dan dapat dimaksimalkan dengan baik.
ADVERTISEMENT