Konten dari Pengguna

Diabetes Melitus : Mengenal Gejala dan Cara Pencegahan

Annisa Rahmadani
Seorang mahasiswa aktif ilmu keperawatan UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
14 Oktober 2024 12:08 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Annisa Rahmadani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: https://pixabay.com/photos/diabetes-finger-glucose-test-776999/
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: https://pixabay.com/photos/diabetes-finger-glucose-test-776999/
ADVERTISEMENT
Apa itu Diabetes Melitus ?
Penyakit Diabetes Melitus merupakan salah satu jenis penyakit metabolik yang terjadi akibat kelainan pada sekresi insulin, kinerja insulin, atau gabungan dari keduanya.
ADVERTISEMENT
Penyakit Diabetes Melitus ditandai dengan peningkatan kadar glukosa dalam darah. Pada tahun 2019 penderita penyakit diabetes melitus sebanyak 463 juta orang di dunia. Dan angka kematiannya berdasarkan usia mangalami peningkatan dari tahun 2000 sampai 2019 sebesar 3%.
Penyakit Diabetes Melitus memiliki 2 tipe yakni diabetes melitus tipe 1 merupakan hasil dari reaksi autoimun terhadap protein sel pulau pankreas. Diabetes tipe 1 terjadi akibat gangguan yang disebut dengan autoimun, dimana antibodi yang seharusnya melindungi tubuh terhadap infeksi justru malah menyerang sel tubuh sendiri, yang diserang oleh antibodi adalah sel beta yang terdapat di pankreas.
Kemudian diabetes tipe 2 insulin dapat diproduksi dengan normal, tetapi sel tubuh kurang sensitif dan tidak bisa menggunakannya secara optimal. Diabetes melitus tipe 2 sering diawali dengan proses resistensi insulin yang terjadi pada orang yang obesitas. Kadar gula dalam tubuh akan meningkat. Dan beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya diabetes tipe 2, yaitu gaya hidup, obesitas dan pertambahan usia.
ADVERTISEMENT
Penyebab Diabetes Melitus
Penyakit diabetes dapat disebabkan oleh faktor genetik, dan perilaku ataupun gaya hidup seseorang. Diabetes dapat memepengaruhi sistem organ manusia dalam jangka waktu tertentu, yang disebut dengan komplikasi. Komplikasi diabetes dibagi menjadi 2 yaitu, pembuluh darah mikrovaskular, dan pembuluh darah makrovaskuler. Komplikasi makrovaskuler merupakan kerusakan sistem saraf (neuropati), kerusakan sistem ginjal (nefropati) dan kerusakan mata (retinopat). Faktor resiko terjadinya diabetes tipe 2 antara lain usia, aktivitas fisik, polusi, indeks massa tubuh, tekanan darah, stress, dan gaya hidup.
Gejala Diabetes Melitus
Gejala yang sering muncul dari penyakit Diabetes Melitus yaitu:
1. Poliuri (Terlalu sering buang air kecil)
Buang air kecil lebih sering dari biasanya pada malam hari (poliuria), hal ini terjadi karena kadar gula darah melebihi ambang ginjal, membuat gula akan dikeluarkan melalui urine. Guna menurunkan konsentrasi urine yang dikeluarkan, tubuh akan menyerap air ke dalam urine, lalu urine dalam jumlah besar dapat dikeleuarkan dan sering buang kecil. Dalam sehari tubuh akan mengeluarkan urine sekitar 1,5 liter, tetapi pada pasien Diabetes Melitus itu tidak terkontrol bahkan dalam sehari pasien DM akan mengeluarkan urine sakitar 5 kali lipat darin jumlah normal. Sering merasa haus (Polipoloidi). Untuk mengatasi masalah tersebut tubuh akan menghasilkan rasa haus sehingga penderita akan selalu ingin minum air yang dingin dan manis dalam jumlah yang banyak.
ADVERTISEMENT
2. Polifagi (cepat merasa lapar)
Nafsu makan akan meningkat pada orang yang menderita Diabetes Melitus dan merasa lemas karena kurang tenaga. Insulin pada tubuh akan bermasalah sehingga pemasukan gula ke dalam sel sel tubuh akan kurang. Inilah penyebab kenapa penderita DM merasa kurang tenaga. Sel juga akan menjadi miskin gula, dan membuat otak berpikir bahwa kurang energi itu dikarenakan kurang makan. Dan hal itu membuat tubuh berusha meningkatkan asupan makan.
3. Berat badan menurun
Saat tubuh tidak mendapatkan energi yang cukup dari gula karena kekurangan insulin, tubuh akan mulai mengolah lemak dan protein yang berada di dalam tubuh untuk dapat diubah menjadi energi. Sistem pembungan urine penderita Diabetes Melitus yang tidak terkendali dapat kehilangan sebanyak 500 gr glukosa dalam urine per 24 jamnya. Dan gejala tambahan yang bisa timbul umumnya ditunjukkan karena komplikasi adalah kaki kesemutan, gatal-gatal ataupun lukayang tidak kunjung sembuh, dapa pada wanita disertai gatal di daeah selangkangan (pruritus vulva) dan pada pria terdapat diujung penis tersa sakit (balanitis).
ADVERTISEMENT
Pengobatan & Pencegahan Diabetes Melitus
Macam-macam pemeriksaan diabetes melitus dapat dilakukan yaitu: Pemeriksaan gula darah sewaktu (GDS), Pemeriksaan gula darah puasa (GDP), Pemeriksaan gula darah 2 jam prandial (GD2PP), Pemeriksaan hBalc, Pemeriksaan toleransi glukosa oral (TTGO) beupa tes penyaingan. Melalui anamnesis seing didapatkan keluhan berupa oliuria, plidipsi, polifiagia dan penurunan berat penuran berat badan yang belum jelas penyebabnya. Keluhan lain yang sering disampaikan adalah lemah badan, kaki kesemutan, gatal, mata kabur, disfungsi ereksi dan pruritis vulvae. Batas normal pemeriksaan gula darah adalag sebgai berikut:
1. Gula darah puasa > 126 mg/dl
2. Gula darah 2 jam > 200 mg/dl
3. Gula darah acak > 200 mg/dl
Acuan batas normal ini berlaku di seluruh dunia dan indonesia. Pengobatan yang dapat dilakukan penderita diabetes melitus adalah dengan terapi insulin, mengonsumsi obat diabetes, mencoba pengobatan alternatif, mejalani operasi dan memperbaiki life style dengan pola hidup sehat dengan memakan makanan yang sehat dan bergizi, dan berolahraga dengan rutin. Penyakit diabetes melitus dapat dicegah dengan mengatur pola makan, pola aktivitas, dan pengelolaan stress. Tetapi ada faktor yang sifatya tidak dapat diubah seperti umur, jenis kelamin, dan faktor prndritaan dengan latar belakang keluarga.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan
Penyakit diabetes melitus dibagi menjadi 2 tipe, yaitu diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2. Diabetes tipe 1 berasal dari faktor genetika, lingkungan, usia dan dia betes tipe 2 dikarenakan oleh faktor gaya hidup dan obesitas. Pengobatan yang dapat dilakukan bagi penderita diabetes melitus yaitu dengan terapi insulin, mengonsumsi obat diabetes, pengobatan alternatif, mejalani operasi, memperbaiki pola hidup, dengan memakan makanan yang bergizi atau sehat serta berolahraga.
Sumber:
Ariwati, V Dili., dkk. (2023). Pendidikan Kesehatan tentang Diabetes Melitus pada Masyarakat RT 3 Kelurahan Curug Kota Depok. Jurnal ABDIMAS-HIP Pengabdia Kepeda Masyarakat. 4(1), 47-54. https://akbidhipekalongan.ac.id/e-journal/index.php/abdimaship/article/view/217. Diakses pada Kamis, 12 September 2024 pukul 13.23 WIB.
Lestari., Zulkarnain., Sijid, A. (2021). Diabetes Melitus: Review etiologi, pataofisiologi, gejala, penyebab, cara pemeriksaan, cara pengobatan, dan cara pencegahan. Prosiding Biologi Achieving the Sustainable Development Goals with Biodiversity in Conforting Climate Change. 7(1), 237-241. https://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/24229/12535. Diakses pada kamis, 12 September 2024 pukul 13.31 WIB.
ADVERTISEMENT
Rochmah, N., dkk. (2022). Mengenal Diabetes Melitus Anak. https://unair.ac.id/mengenal-diabetes-melitus-anak/. Diakses pada Kamis, 12 September 2024 pukul 13.54 WIB.