Konten dari Pengguna

Pengaruh Media Sosial terhadap Persepsi Masyarakat Menanggapi Isu Kontroversial

Annisa Soleha Z
Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media Sekolah Vokasi IPB University
28 Februari 2024 9:37 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Annisa Soleha Z tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Perkembangan teknologi dan informasi melahirkan banyak perubahan dalam kehidupan masyarakat

Ikon Notifikasi Media Sosial. Foto: Freepik
zoom-in-whitePerbesar
Ikon Notifikasi Media Sosial. Foto: Freepik
ADVERTISEMENT
Kecenderungan pola komunikasi saat ini ikut mengalami perubahan dari face to face yang bersifat dua arah berkembang menjadi multi arah seiring dengan perkembangan teknologi. Salah satu faktor yang menyebabkan perubahan ini muncul adalah media sosial. Media sosial menyebabkan pergeseran kehidupan dalam berbagai bidang baik sosial, budaya, hukum, politik, bahkan norma dan etika yang berlaku di masyarakat. Media sosial sendiri adalah media online dimana pengguna dapat dengan mudah memperoleh informasi tanpa batasan ruang dan waktu, menambah pergaulan, serta berpartisipasi membuat konten, termasuk blog, jejaring sosial, wiki, forum, dan dunia virtual.
ADVERTISEMENT
Penggunaan media sosial membawa dampak yang sangat positif terutama memudahkan kita untuk berinteraksi dengan orang lain melalui jarak jauh. Media sosial juga dijadikan sarana untuk saling berbagi, saling bertukar foto, dan dokumen lainnya. Penggunaan media sosial juga dapat memberikan dampak yang negatif terhadap masyarakat, yaitu media sosial dijadikan tempat untuk menanamkan kebencian terhadap orang lain dengan mengunggah kata- kata atau gambar yang tidak etis sehingga terbangun rasa tidak senang terhadap seseorang terutama terhadap orang – orang yang terlibat dalam isu kontroversial.
Jumlah pengguna media sosial dari hari kehari terus mengalami peningkatan yang signifikan. Berdasarkan laporan survei Penetrasi Internet Indonesia menunjukkan bahwa jumlah penduduk terkoneksi internet tahun 2024 mencapai 221.563.479 jiwa dari total populasi 278.696.200 jiwa penduduk Indonesia tahun 2023 atau setara dengan angka 79,5%. Sedangkan untuk pengguna media sosial menghimpun laporan We are Social, Facebook ditetapkan sebagai media sosial terpopuler di awal tahun 2024 ini. Adapun posisi kedua dipegang oleh YouTube, dengan total pengguna mencapai 2,49 miliar. Menyusul WhatsApp dan Instagram pada urutan ketiga dengan pengguna aktif sebanyak 2 miliar. Artinya dengan pengguna aktif yang selalu mengalami peningkatan sangat berpotensi untuk menyebarkan informasi serta bebas berpendapat mengenai isu yang kontroversial di tengah – tengah masyarakat.
ADVERTISEMENT
Isu kontroversial adalah semua hal yang menimbulkan perbedaan pandangan, pendapat, dan tanggapan mengenai topik yang sedang dibicarakan. Isu kontroversial selalu berkaitan dengan hal-hal yang sensitif seperti politik, hukum dan sosial. Sebagai masyarakat yang heterogen dalam latar belakang budaya, ekonomi, bahasa, agama, dan pendidikan yang beragam tentunya akan mempengaruhi cara berpikir dan cara menerima informasi terkait isu kontroversial yang sedang ramai dibicarakan di masyarakat. Terutama bagi masyarakat dengan latar belakang pendidikan yang relatif rendah akan menelan mentah-mentah segala informasi yang diterima dari berbagai media termasuk media sosial tanpa mencari kebenaran lebih lanjut.
Media sosial menjadi media yang sangat rawan dalam penyebaran isu – isu kontroversial. Hal ini disebabkan oleh kurang bijaknya masyarakat dalam penggunaan media sosial termasuk penyalahgunaan media sosial. Perkembangan media sosial telah turut andil dalam kebijakan yang berlaku di Indonesia, ditambah lagi media sosial berperan sangat penting dalam pembentukan opini publik terhadap tokoh – tokoh politik. Hal inilah yang sangat ditakutkan bagaimana dengan nasib Indonesia kedepannya karena akan banyak kelompok kepentingan tertentu yang memainkan peran dalam membentuk opini publik mengenai isu – isu yang sedang kontroversial termasuk isu politik.
ADVERTISEMENT
Media sosial sendiri memiliki peranan sebagai alat penghubung antara publik dengan pihak politik. Media sosial memiliki kekuatan dalam menentukan perilaku publik atau masyarakat dalam merespon hal – hal yang terjadi. Opini publik yang baik akan memperoleh kekuatan yang besar di kalangan masyarakat terutama bagi pihak politik yang akan bertarung dalam pemilihan umum, seperti dalam pemilihan presiden, kepala daerah dan anggota legislatif. Maka media sosial akan menjadi strategi terampuh dalam membangun citra yang positif bagi pasangan calon yang terlibat di dalam pemilihan.
Melalui media sosial pesan dan informasi politik akan lebih cepat dan mudah dicerna oleh publik. Hal ini dikarenakan semua kalangan tanpa batasan waktu dan jarak dapat memperoleh informasi dan menerima umpan balik dari khalayak. Selain itu, media sosial menjadi wadah bagi publik untuk berdiskusi tentang politik seperti memberikan pandangan dan berdialog dengan banyak orang yang memiliki latar belakang dan pemikiran yang berbeda. Media sosial juga dimanfaatkan sebagai wadah kampanye politik dalam menyampaikan pesan dan janji untuk memperoleh dukungan dari publik.
ADVERTISEMENT
Penyampaian pesan melalui media sosial mampu mempengaruhi persepsi publik kearah yang lebih positif. Akan tetapi media sosial juga bisa berdampak negatif melalui penyebaran berita hoax mengenai isu kontroversial yang disebarkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab salah satunya dalam bidang politik. Salah satu platform media sosial yang paling banyak membahas isu kontroversial politik pada tahun 2024 adalah Facebook. Menurut data Statistik Persebaran Hoax Pemilu Kominfo sepanjang periode 17 Juli sampai 26 November 2023 pengajuan takedown sebaran berita hoaks pemilu di Facebook mencapai 312, sementara yang sudah ditindaklanjuti (take down) sebanyak 274.
Melihat situasi ini pengguna harus memiliki kemampuan secara kritis untuk menyeleksi informasi yang mereka konsumsi dan mengidentifikasi sumber yang terpercaya. Disamping itu, masyarakat juga memiliki peran memfilter informasi yang diterima dan memahami dampak dari pandangan mereka terhadap politik. Sebagai masyarakat yang bertanggung jawab saat menerima informasi dari media sosial harus melakukan cek and ricek validitas informasi. Jangan sampai terjerumus menjadi salah satu oknum yang menyebarkan informasi palsu karena hukum bisa menjerat kita.
ADVERTISEMENT