Konten dari Pengguna

Membentuk Interaksi Sosial Positif Di Lingkungan Siswa

annisadwis14
MAHASISWA PRODI PGSD UNIVERSITAS PAMULANG
21 November 2023 17:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari annisadwis14 tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Koleksi Pribadi
Tangerang– Membentuk interaksi sosial yang positif di lingkungan siswa adalah proses yang melibatkan upaya untuk menciptakan hubungan yang sehat, saling menghormati, dan saling mendukung antara siswa di sekolah. Tujuannya adalah untuk menciptakan lingkungan yang aman, inklusif, dan menyenangkan di mana siswa dapat belajar, berinteraksi, dan tumbuh bersama.
ADVERTISEMENT
Tujuan membentuk interaksi sosial di lingkungan siswa agar menciptakan lingkungan yang aman, inklusif, dan menyenangkan di mana siswa dapat belajar, berinteraksi, dan tumbuh bersama. Membentuk interaksi sosial yang positif di lingkungan siswa melibatkan beberapa aspek penting. Pertama, penting untuk mengajarkan dan mempromosikan nilai-nilai seperti empati, kerjasama, penghargaan, dan penghormatan terhadap perbedaan. Siswa perlu memahami pentingnya menghormati dan menghargai orang lain, serta belajar untuk bekerja sama dalam kelompok atau tim.
Kedua, penting untuk menciptakan kesempatan bagi siswa untuk berinteraksi secara positif. Hal ini dapat dilakukan melalui kegiatan sosial, proyek kelompok, diskusi kelas, atau program ekstrakurikuler yang mendorong kerjasama dan interaksi yang sehat antara siswa. Guru dan staf sekolah juga dapat mengorganisir kegiatan khusus yang membangun rasa kebersamaan dan persahabatan di antara siswa.
ADVERTISEMENT
Selain itu, penting untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah sosial seperti intimidasi, terbuka, atau konflik antar siswa dengan cepat dan efektif. Sekolah harus memiliki kebijakan dan prosedur yang jelas untuk menangani masalah sosial ini, serta memberikan dukungan dan perlindungan bagi siswa yang terkena dampak.
Peran guru dan orang tua sangat penting dalam membentuk interaksi sosial yang positif di lingkungan siswa. Guru dapat memberikan dan mencontohkan peran tentang bagaimana berinteraksi dengan baik, sementara orang tua dapat mendukung dan memperkuat nilai-nilai dan perilaku positif di rumah.
Menurut para ahli, membentuk interaksi sosial yang positif di lingkungan siswa memiliki dampak yang sangat penting dalam perkembangan sosial dan emosional siswa. Urie Brenferbrenner adalah seorang Psikologi asal Amerika, beliau mengemukakan pendapat bahwa interaksi sosial di lingkungan siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk keluarga, teman sebaya, sekolah, dan masyarakat. Penting untuk menciptakan keseimbangan yang baik antara faktor-faktor ini dan memastikan bahwa siswa terlibat dalam interaksi sosial yang positif di setiap tingkat sistem ekologi mereka.
ADVERTISEMENT
Sedangkan di Indonesia membentuk interaksi di lingkungan siswa dikuatkan dengan beberapa undang-undang yaitu yang pertama, UU No.35 Tahun 2014 Undang-Undang Perlindungan Anak: Undang-undang ini mengatur perlindungan anak dari segala bentuk kekerasan, penentaran, atau eksploitasi. Tujuannya adalah untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi anak-anak untuk tumbuh dan berkembang.
Kedua, UU No.40 Tahun 2008 Undang-Undang Anti Diskriminasi: Undang-undang ini melarang diskriminasi berdasarkan ras, agama, gender, atau orientasi seksual. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap individu memiliki hak yang sama dan dihormati dalam interaksi sosial. Ketiga, UU RI No.20 Tahun 2003 Undang-Undang Pendidikan Inklusif: Undang-undang ini mengatur tentang pendidikan inklusif, yang menekankan pentingnya menyediakan akses pendidikan yang setara bagi semua individu, termasuk individu dengan kebutuhan khusus. Hal ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan di mana semua siswa dapat berinteraksi secara positif dan saling mendukung.
ADVERTISEMENT
Berikut adalah cara membentuk interaksi sosial yang positif di lingkungan siswa!
1. Menciptakan lingkungan yang mendukung
Penting untuk menciptakan lingkungan fisik yang aman, nyaman, dan inklusif bagi siswa. Lingkungan yang memfasilitasi interaksi sosial yang positif adalah lingkungan di mana siswa merasa diterima, dihargai, dan didukung dalam mengembangkan hubungan dengan teman-teman sebayanya.
2. Mendorong kolaborasi dan kolaborasi
Guru dan staf sekolah dapat mendorong siswa untuk bekerja sama dan berkolaborasi dalam proyek atau kegiatan kelompok. Hal ini dapat membantu siswa belajar menghargai perspektif orang lain, mengembangkan keterampilan komunikasi, serta membangun hubungan sosial yang positif.
3. Memfasilitasi interaksi antara siswa dengan berbagai kelompok sosial
Penting untuk memberi kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dengan berbagai kelompok sosial, seperti teman sebaya dari latar belakang budaya, agama, atau suku yang berbeda. Ini dapat membantu siswa memahami dan menghargai kekeringan, serta mengurangi prasangka dan diskriminasi.
ADVERTISEMENT
4. Mendorong partisipasi dalam kegiatan sosial
Sekolah dapat menyediakan kesempatan bagi siswa untuk terlibat dalam kegiatan sosial seperti klub, organisasi, atau proyek sukarela. Hal ini dapat membantu siswa membangun keterampilan sosial, memperluas jaringan sosial, dan mengembangkan rasa tanggung jawab terhadap masyarakat.
5. Membangun hubungan yang baik antara guru dan siswa
Guru memiliki peran penting dalam membentuk interaksi sosial yang positif di lingkungan siswa. Hubungan membangun yang baik, saling pengertian, dan saling mendukung antara guru dan siswa dapat menciptakan lingkungan belajar yang positif dan mempengaruhi interaksi sosial di antara siswa.
6. Melibatkan keluarga dan komunitas
Penting untuk melibatkan keluarga dan komunitas dalam membentuk interaksi sosial yang positif di lingkungan siswa. Komunikasi dan kerjasama antara sekolah, keluarga, dan komunitas dapat memperkuat dukungan sosial yang diperlukan untuk perkembangan sosial dan emosional siswa.
ADVERTISEMENT
Dalam membentuk interaksi sosial yang positif, penting untuk memperhatikan konteks sosial dan budaya di mana siswa berada. Setiap lingkungan sekolah mempunyai karakteristik yang unik, oleh karena itu perlu dilakukan penyesuaian sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa di lingkungan tersebut.
Secara keseluruhan, membentuk interaksi sosial yang positif di lingkungan siswa adalah upaya kolaboratif yang melibatkan sekolah, guru, staf, orang tua, dan siswa itu sendiri. Dengan menciptakan lingkungan yang mendukung dan mendorong interaksi yang positif, siswa dapat mengembangkan keterampilan sosial, merasa lebih nyaman di sekolah, dan memiliki pengalaman belajar yang lebih baik.