Konten dari Pengguna

Gadget Memikat, Pendidikan Terlupakan: Ancaman Kecanduan Teknologi

Anisa Hafidzah
Mahasiswa UINSI Samarinda, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Program Studi Tadris Matematika
13 Oktober 2024 12:25 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
11
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Anisa Hafidzah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi maraknya penggunaan gadget di semua kalangan. Sumber:https://www.pexels.com/id-id/foto/orang-orang-masyarakat-rakyat-manusia-8088495/
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi maraknya penggunaan gadget di semua kalangan. Sumber:https://www.pexels.com/id-id/foto/orang-orang-masyarakat-rakyat-manusia-8088495/
ADVERTISEMENT
Di era digital saat ini, kita semua tahu bahwa gadget telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari di semua kalangan terutama di kalangan pelajar. Hampir semua tingkatan pendidikan saat ini melibatkan gadget dalam proses pembelajarannya. Hal tersebut dikarenakan dengan gadget kita akan lebih mudah untuk mengakses informasi dan komunikasi. Namun di balik adanya kemudahan-kemudahan seperti itu, ternyata tersembunyi ancaman serius yang dapat mengganggu pendidikan apabila pelajar sudah mulai kecanduan teknologi. Mengapa demikian? Bukankah seharusnya semakin canggih fasilitas dalam pendidikan justru bisa meningkatkan kualitas pendidikan kita? Lantas mengapa teknologi-teknologi yang berkembang pada masa ini justru menyimpan ancaman yang cukup serius bagi perkembangan pendidikan kita?
ADVERTISEMENT
Kita sadari bahwa perkembangan teknologi yang sangat pesat seperti sekarang ini telah membawa perubahan yang cukup signifikan terhadap cara hidup dan belajar kita. Gadget seperti smartphone, laptop, ataupun tablet kini sudah menjadi kebutuhan penting bagi para pelajar untuk mengakses informasi, berkomunikasi, dan menyelesaikan tugas-tugas mereka. Bahkan jika kita amati, akhir-akhir ini penggunaan buku cetak dalam proses pendidikan sudah mulai berkurang karena lebih banyak yang beralih ke buku-buku elektronik atau yang kerap kali kita kenal dengan sebutan e-book. Hal tersebut menyebabkan para pelajar lebih banyak menggunakan waktunya untuk bermain gadget. Hasil survei Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pada tahun 2021 menunjukkan sebanyak 76,8% anak diizinkan menggunakan gawai di luar jam belajar oleh orang tuanya.
ADVERTISEMENT
Meskipun kita sering mengaitkan gadget dengan hal-hal yang berbau negatif tetapi tak bisa dipungkiri bahwa penggunaan teknologi seperti gadget ini membawa manfaat besar bagi dunia pendidikan. Melalui gadget, pelajar akan sangat mudah dalam mengakses informasi dan sumber belajar yang beragam seperti aplikasi-aplikasi edukasi ataupun platform e-learning yang dapat membantu para pelajar sehingga mampu untuk belajar secara mandiri dan interaktif. Selain itu, menggunakan gadget juga dapat memfasilitasi komunikasi antara siswa dan guru, serta dapat memungkinkan terjadinya kolaborasi dalam proyek-proyek kelompok tertentu meskipun berada di lokasi yang berbeda. Teknologi-teknologi yang semakin canggih ini juga bisa menjadi salah satu solusi bagi guru sehingga bisa menciptakan suatu inovasi dalam pembelajaran sehingga bisa menyeimbangkan proses pendidikan dengan perkembangan zaman.
ADVERTISEMENT
Namun, di balik manfaat-manfaat tersebut ternyata penggunaan gadget dan teknologi yang berlebihan menyimpan banyak sekali dampak negatif yang berpengaruh dalam pendidikan. Penggunaan gadget yang berlebihan dapat membuat konsentrasi pelajar terganggu. Mulai dari notifikasi media sosial, permainan, ataupun aplikasi hiburan lainnya kerap kali mengalihkan perhatian siswa dari tugas mereka. Sehingga, rasa tanggung jawab para pelajar terhadap tugas-tugas yang diberikan kepada mereka mulai berkurang. Hal tersebut juga sangat berpengaruh kepada hasil belajar mereka karena waktu belajar yang berkurang serta kualitas tidur yang terganggu.
Penggunaan gadget yang berlebihan juga dapat memberikan dampak negatif bagi fisik dan mental pelajar, seperti kurangnya waktu istirahat, masalah penglihatan mata, serta nyeri otot karena kurangnya aktivitas yang dilakukan. Selain itu, kecanduan gadget juga dapat menyebabkan depresi, kecemasan, ataupun emosi yang sulit dikontrol apalagi kebanyakan remaja saat ini sangat rentan terhadap tekanan sosial dari media sosial yang menyebabkan melemahnya mental para pelajar zaman sekarang. Hal-hal tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Anang Setya Jodi, Siti Masfuah, dan Ahmad Bakhruddin di SDN 4 Puyoh yang tersaji dalam jurnal berjudul “Analisis Dampak Penggunaan Smartphone terhadap Hasil Belajar Siswa di SDN 4 Puyoh” tahun 2023 lalu yang menyatakan bahwa siswa tidak dapat lepas dari smartphone dan sikap siswa sering kecewa, sedih, dan juga sampai marah, serta hasil belajar siswa menjadi rendah karena siswa lebih suka bermain Smartphone dibanding dengan belajar. Kecanduan gadget juga dapat berpengaruh terhadap kondisi sosial pelajar di mana mereka akan lebih suka untuk berinteraksi melalui gadget daripada secara langsung. Hal tersebut dapat mengurangi kemampuan mereka untuk berkomunikasi dan berempati dengan orang lain,sehingga mereka akan cenderung hidup secara individualis.
ADVERTISEMENT
Selain gadget, teknologi yang sangat terkenal di kalangan pelajar saat ini adalah penggunaan AI, di mana dengan menggunakan AI tersebut semua permasalahan dapat secara langsung terselesaikan. Namun, apakah penggunaan AI ini benar-benar bermanfaat untuk kemajuan pendidikan? Jika kita perhatikan, dengan AI kita memang akan merasa dimudahkan. Namun, ternyata ada bahaya yang terselip di balik penggunaan teknologi tersebut. Apakah kalian menyadari bahwa penggunaan AI itu dapat menghambat kemampuan berpikir kita? Akhir-akhir ini banyak sekali pelajar yang sangat bergantung pada AI dalam proses belajarnya, di mana mereka tidak perlu berpikir keras untuk menyelesaikan tugas-tugas mereka karena semuanya dapat diselesaikan dengan teknologi AI yang mereka gunakan. Berdasarkan hasil survey yang Tirto lakukan bersama Jakpat, pada 21-27 mei 2024 menyatakan bahwa dari 1.501 responden pelajar berusia 15-21 tahun di tingkat SMA dan mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia, sebanyak 86,21% menggunakan bantuan AI, setidaknya sekali dalam sebulan, untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Hal ini justru menimbulkan kekhawatiran karena dapat menyebabkan para pelajar menjadi kurang kreatif dan mandiri dalam menyelesaikan suatu persoalan.
ADVERTISEMENT
Kecanduan gadget dan teknologi untuk hal yang tidak bermanfaat ternyata berbahaya sekali ya bagi pendidikan kita, hal tersebut dapat menyebabkan waktu yang seharusnya bisa digunakan untuk mencapai mimpi-mimpi pelajar menjadi sia-sia saja. Mereka menghabiskan waktu-waktu emas itu untuk hal-hal yang bahkan bisa mengancam masa depan mereka. Oleh karena itu untuk mengatasi hal ini, peran orang tua dan guru sangat diperlukan untuk mengawasi penggunaan gadget oleh pelajar. Upaya yang dapat dilakukan yaitu seperti pengaturan waktu dalam menggunakan gadget, memberikan aktivitas alternatif yang menarik, edukasi tentang penggunaan gadget dan teknologi secara sehat, serta edukasi untuk menciptakan keseimbangan antara penggunaan teknologi dan aktivitas lainnya. Meskipun kita tahu banyaknya dampak negatif dari penggunaan gadget dalam pendidikan, namun jika kita bisa menggunakannya secara bijak maka kita bisa meningkatkan kualitas pendidikan dan tidak mengorbankan mimpi dan masa depan generasi muda. Jadi, mari gunakan gadget dan teknologi secara bijak demi masa depan yang cerah!
ADVERTISEMENT