Konten dari Pengguna

Perempuan dalam Politik: Antara Tantangan dan Peluang Menuju Keadilan Gender

Annisa Kalyca Putri
Annisa Kalyca Putri adalah mahasiswa Ilmu Komunikasi di Universitas Pancasila. Memiliki ketertarikan pada dunia komunikasi, media, dan isu-isu sosial
29 April 2025 11:59 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Annisa Kalyca Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Perempuan di Persimpangan Jalan Politik
Perempuan Indonesia telah lama terpinggirkan dalam dunia politik. Meskipun perempuan berjumlah lebih dari separuh penduduk Indonesia, kehadiran mereka dalam dunia politik masih jauh dari representatif. Dalam berbagai posisi strategis — baik di legislatif, eksekutif, maupun lembaga-lembaga pemerintahan lainnya — perempuan masih kalah jumlah dibandingkan laki-laki. Bahkan, meski ada upaya afirmasi melalui kuota 30%, kenyataannya tidak semua perempuan yang masuk ke dalam sistem politik memiliki kekuatan atau pengaruh signifikan.
ADVERTISEMENT
Penting untuk menyoroti bahwa representasi perempuan dalam politik bukan hanya soal kuota, tetapi soal kesempatan yang setara untuk terlibat dalam pengambilan keputusan yang berpengaruh pada kehidupan sehari-hari. Dengan semakin banyaknya isu-isu yang berhubungan langsung dengan hak-hak perempuan, peran mereka dalam politik semakin menjadi penting.
Membangun Kesadaran Kritis terhadap Isu Gender dalam Kebijakan Publik
Dalam berbagai kebijakan publik, kesadaran terhadap isu gender masih seringkali terabaikan. Pembangunan yang lebih berpihak pada perempuan memerlukan pemahaman yang lebih dalam mengenai tantangan yang dihadapi perempuan di Indonesia, seperti kekerasan berbasis gender, kesenjangan upah, dan akses pendidikan yang terbatas di beberapa daerah.
Ketika perempuan duduk di posisi pengambil keputusan, mereka bisa memberikan perspektif berbeda dan merumuskan kebijakan yang lebih inklusif. Salah satu contoh konkritnya adalah perundang-undangan terkait kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), yang semakin dipertegas dengan adanya UU Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga. Namun, banyak kebijakan yang masih berfokus pada penyelesaian masalah tanpa melihat akar masalah yang terjadi, seperti kesenjangan sosial dan ekonomi yang memengaruhi perempuan. Oleh karena itu, peran perempuan dalam merumuskan kebijakan sangat krusial.
ADVERTISEMENT
Tantangan dan Rintangan yang Dihadapi Perempuan di Dunia Politik
Tantangan terbesar yang dihadapi perempuan yang ingin berkarir dalam politik adalah stigma dan hambatan struktural. Banyak yang masih berpikir bahwa politik adalah dunia laki-laki, yang penuh dengan kekuasaan dan kekerasan struktural. Perempuan sering kali terpinggirkan atau bahkan dipandang sebelah mata.
Di sisi lain, peran perempuan dalam dunia politik juga sering dikurangi menjadi figur simbolis, hanya untuk memenuhi kuota, tetapi tanpa kekuatan nyata untuk mengubah kebijakan. Ini menjadi tantangan besar bagi perempuan untuk menembus "pagar" patriarki yang sangat kuat di dunia politik.
Selain itu, meskipun kesadaran tentang pentingnya keberagaman gender dalam politik terus berkembang, perempuan yang aktif dalam politik masih menghadapi tantangan besar dalam hal pendanaan, akses ke media, dan representasi dalam ruang-ruang diskusi yang lebih luas. Ini menambah kesulitan bagi perempuan untuk menonjolkan suara mereka di arena politik.
ADVERTISEMENT
Menuntut Perubahan: Perempuan yang Memimpin untuk Masa Depan yang Lebih Baik
Meskipun banyak tantangan, perempuan di Indonesia terus berjuang untuk mendapatkan tempat yang setara dalam politik. Keberhasilan beberapa perempuan di posisi-posisi penting, seperti Susi Pudjiastuti, Tri Rismaharini, dan Sri Mulyani, memberikan harapan bahwa perempuan bisa menjadi agen perubahan yang berpengaruh.
Wanita berhak berpendapat, Sumber: Shutterstock
Namun, jalan menuju kesetaraan gender yang sejati masih panjang. Dibutuhkan perubahan mendasar dalam kultur politik yang masih didominasi oleh patriarki. Keterlibatan aktif perempuan, yang tidak hanya terfokus pada pemenuhan kuota, melainkan juga pada peningkatan kualitas kepemimpinan dan partisipasi, akan menjadi kunci dalam mencapai keadilan gender yang lebih nyata.
Penting juga untuk mendukung perempuan muda yang tertarik untuk berkarir di politik. Pendidikan politik dan pemberdayaan perempuan dalam konteks politik perlu terus digalakkan, dengan harapan akan ada lebih banyak perempuan yang siap berjuang untuk kepentingan bersama.
ADVERTISEMENT