Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Konten dari Pengguna
Urgensi Ruang Terbuka Hijau Publik di Lingkungan Perkotaan
11 Juli 2023 21:56 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Annissa Nurul Hanifah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Pertumbuhan jumlah penduduk yang terus meningkat diiringi dengan kebutuhan masyarakat akan sarana prasarana di perkotaan membuat pembangunan di wilayah tersebut meningkat pula. Penataan ruang pun dilakukan dengan maksud agar kualitas lingkungan dapat lebih baik sehingga terciptanya keseimbangan antara perkembangan dan tata kehidupan masyarakat. Hal tersebut selaras pula dengan konsep pembangunan berkelanjutan yang sedang dimasifkan.
ADVERTISEMENT
Namun sayangnya kenyataan di lapangan menunjukkan fakta bahwa di tengah pembangunan yang terus digencarkan di lingkungan perkotaan, aspek kehadiran lahan hijau sering dikesampingkan. Salah satunya adalah pengadaan ruang terbuka hijau publik. Padahal jika dilihat dari kebutuhan masyarakat saat ini, mereka sangat membutuhkan kawasan hijau yang mudah diakses di perkotaan sebagai tempat untuk sekadar melepas penat.
Ruang Terbuka Hijau dan Dampaknya Terhadap Lingkungan
Ruang terbuka hijau adalah area memanjang dan mengelompokkan yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanami. Instruksi Menteri Dalam Negeri No.14 tahun 1988 mengklasifikasikan RTH kedalam beberapa bagian, yaitu taman kota, kawasan hutan kota, jalur hijau kota, lapangan olahraga, perkarangan, perkuburan, dan RTH produktif.
ADVERTISEMENT
Ruang terbuka hijau yang memiliki fungsi paling penting saat ini untuk lingkungan perkotaan yaitu kawasan hijau taman kota dan kawasan hijau lapangan olahraga. Kawasan hijau taman kota memiliki hampir seluruh fungsi RTH, sedangkan lapangan olahraga dibutuhkan untuk mendukung terciptanya kesehatan masyarakat yang lebih baik, Terlebih lingkungan perkotaan didominasi oleh para pekerja kantoran, mereka tentu membutuhkan fasilitas olahraga yang memadai untuk digunakan.
Di tengah hiruk-pikuknya pembangunan di perkotaan, hendaknya kemajuan tidak terjadi pada sektor ekonominya saja, tetapi terjaga pula dari segi ekologinya. Salah satu langkah untuk menjaga ekologi di tengah perkotaan yaitu dengan menghadirkan RTH. Keberadaan ruang terbuka hijau di perkotaan tentu memberikan dampak baik bagi lingkungan sebab RTH mampu menjaga keseimbangan oksigen dan karbondioksida, menambah keasrian kota, membantu adanya ketersediaan tanah, dan menciptakan iklim yang lebih sejuk.
ADVERTISEMENT
Sustainability Lingkungan Hijau
Pengadaan RTH di perkotaan tentu tidak menutup kemungkinan akan menimbulkan resiko yang dapat terjadi. Terlebih jika ruang terbuka hijau tersebut dibuka untuk publik dengan sentuhan nilai estetikanya maka akan memberikan daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk berbondong-bondong mendatanginya.
Realita tersebut dapat kita lihat dalam beberapa kejadian yang ditampilkan di media sosial. Ketika seseorang memberikan rekomendasi ruang terbuka hijau, masyarakat lainnya selalu ingin mengunjungi RTH tersebut. Warga dari luar kota pun rela mengeluarkan biaya transportasi yang tinggi agar dapat mendatangi dan ikut merasakan suasana tempat itu. Hal ini membuktikan bahwa kebutuhan masyarakat akan ruang hijau publik sangat tinggi tetapi pengadaannya masih minim.
Ironinya, jika RTH tersebut viral, fasilitas yang disediakan menjadi rusak karena kedatangan masyarakat yang membeludak tetapi pengggunaannya tidak diperhatikan. Terdapat beberapa RTH yang menyediakan fasilitas seperti kolam renang, tempat makan, dan lain sebagainya biasanya menerapkan sistem bayar. Biaya tersebut digunakan untuk pemeliharaan fasilitas yang ada.
ADVERTISEMENT
Namun terkadang ditemukan tangan jahil yang memanfaatkan kesempatan tersebut sehingga pemeliharaan fasilitas tidak maksimal. Untuk mengantisipasi hal tersebut, tergantung kepada pemerintah daerah setempat bagaimana langkah yang akan diberlakukan kedepannya. Penerapan pembatasan jumlah pengunjung untuk beberapa kurun waktu atau pengadaan penjaga serta cctv di beberapa titik dapat diberlakukan sebagai solusi. Antisipasi ini perlu untuk direncanakan secara matang agar terciptanya RTH yang berkelanjutan.