Cara Membicarakan Keuangan dengan Pasangan Tanpa Bertengkar

Annissa Sagita
Financial Planner
Konten dari Pengguna
19 Oktober 2018 16:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Annissa Sagita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mengatur keuangan keluarga itu gampang-gampang-susah. Soal pengeluaran: biaya makan, biaya hiburan, uang jajan anak, dan berbagai keperluan sehari-hari bukan hal yang sulit.
ADVERTISEMENT
Anda sebagai seorang istri/ibu yang dianggap menteri keuangan oleh pasangan mungkin sudah sangat hapal bagaimana cara menghemat, tips dan trik berbelanja dan lain-lain.
Anda yang sudah sering membaca artikel keuangan mungkin kini sedikit demi sedikit sudah mulai mengerti bagaimana pola perencanaan keuangan yang baik.
Tantangan datang dari satu hal: pasangan Anda. Apakah pasangan sudah se-visi/misi dengan Anda soal keuangan keluarga? Bagaimana dengan perencanaan keuangan: biaya kuliah anak, impian hidup tenang di masa pensiun tanpa menadahkan tangan kepada anak, dan lain-lain? Mau dibawa kemana keuangan keluarga Anda nantinya?
gambar: ilustrasi (sumber: pixabay)
Keuangan dalam pernikahan adalah topik yang rentan pertengkaran. Sebuah studi di Amerika yang dilakukan oleh Ramsey Solutions di akhir tahun 2017 kepada 1.000 orang responden menyatakan bahwa 1 dari 3 orang mengaku menyembunyikan pembelian sesuatu yang tidak akan disetujui oleh pasangan.
ADVERTISEMENT
Dari studi yang sama, 87% orang yang mengaku pernikahannya dalam kondisi sangat baik juga menyatakan bahwa mereka dan pasangannya menentukan tujuan keuangan bersama dan bekerja sama untuk mencapainya.
Kesimpulan dari studi tersebut adalah dengan berdiskusi soal uang, pasangan telah memiliki pondasi yang kuat untuk sebuah hubungan, sehingga membawa ke kondisi hubungan pernikahan yang lebih sehat.
Kenapa harus bicara tentang uang?
Bicara uang tidak melulu soal angka. Bicara uang berarti bicara prinsip, pandangan, visi-misi, dan impian serta gaya hidup yang akan/sedang dijalani.
• Menyamakan pandangan dan prinsip soal uang
Misalnya, bagi pasangan Anda, keluarga adalah nomor satu. Pengertiannya tentang keluarga adalah orang tua dan saudara-saudaranya. Setelah menikah, seharusnya prinsip ini berubah menjadi menomorsatukan Anda dan anak-anak sebagai keluarganya. Jika prinsip ini tidak berubah, Anda harus bersiap-siap berbagi tentang keuangan juga, karena bisa dipastikan pasangan akan mendahulukan keluarganya daripada Anda.
ADVERTISEMENT
• Menyamakan visi misi hubungan, dan tujuan keuangan seperti apa yang ingin dicapai
Sebagai pasangan, sudah seharusnya juga Anda tetap memiliki impian sendiri dan impian bersama pasangan. Impian sendiri bisa berupa karir yang ingin dicapai, impian bersama bisa berupa memiliki rumah dan kendaraan sendiri, liburan rutin setahun sekali hanya bersama pasangan, dan sekolah impian untuk anak nantinya. Jangan berharap pasangan Anda mengerti apa impian bersama, jika tidak pernah/sungkan bicara soal uang.
• Menentukan seperti apa gaya hidup yang akan dijalani bersama: mengetatkan ikat pinggang, atau lebih santai dalam pengeluaran
Kemungkinan impian bersama untuk tercapai tentu akan lebih besar jika kedua belah pihak sama-sama mengerti pengorbanan apa yang diperlukan untuk mencapainya dan menaati kesepakatan bersama.
ADVERTISEMENT
Misalnya pasangan menghabiskan sebagian gajinya untuk membeli barang-barang hobi. Sementara menurut Anda, tidakkah akan lebih baik jika uangnya ditabung/diinvestasikan untuk pendidikan anak? Nah percuma Anda marah-marah kepada pasangan jika dari awal tidak disepakati apa impian bersama dan bagaimana kesepakatan bersama.
Topik yang sering kali dianggap berat seperti ini tentu saja harus ditangani dengan hati-hati. Salah langkah, Anda dan pasangan bisa bertengkar hebat! Ingat, alasan ekonomi menjadi alasan kedua terbesar perceraian di Indonesia. Berikut cara yang bisa Anda coba untuk bicara uang dengan pasangan.
1. Cari waktu yang tepat
Ilustrasi waktu (Foto: Thinkstock)
Waktu bersantai bagi Anda dan pasangan mungkin bukan waktu yang tepat untuk bicara tentang uang. Misalnya ketika dalam waktu santai, Anda mencoba membuka percakapan namun pasangan sibuk main game di ponselnya, tentu akan sulit membuatnya mendengarkan Anda.
ADVERTISEMENT
Sebaiknya tanyakan kapan waktu spesifik di mana dia akan mendengarkan Anda dan turuti waktu tersebut. Jika dia tidak mendengarkan Anda, Anda berhak marah.
2. Poin-poin yang perlu dibicarakan adalah sebagai berikut:
a. Berapa gaji pasangan, b. Tipe orang seperti apa dalam keuangan: hemat atau boros, c. Bagaimana akan membiayai resepsi (bagi pasangan belum menikah), d. Apakah akan ada perjanjian pranikah, e. Bagaimana pengaturan keuangan sehari-hari, f. Akan memiliki berapa anak (bagi pasangan belum menikah/merencanakan untuk menikah), g. Pendidikan seperti apa yang akan diberikan ke anak (religius, internasional, nasional, dst), h. Tujuan apa yang diinginkan: beli rumah, kendaraan, liburan, i. Dengan gaya hidup seperti apa akan pensiun, j. Berapa utang yang saat ini dimiliki, k. Seberapa banyak masing-masing akan memberikan bantuan keuangan kepada keluarga, l. Bagaimana kondisi pekerjaan saat ini, adakah risiko di bidang pekerjaan yang digeluti, m. Bagaimana jika terjadi risiko pada Anda/pasangan, apakah pasangan/Anda bisa bertahan hidup hanya dengan pemasukan sendiri, bagaimana manajemen risiko, n. Topik ringan berandai-andai seperti: apa yang akan dilakukan jika mendapat uang sebesar Rp 1 miliar, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
3. Utarakan maksud Anda dengan kalimat yang menggambarkan perasaan Anda
Menerima kekurangan pasangan masing-masing. (Foto: Thinkstock)
Keinginan Anda soal keuangan keluarga. Anda bisa memulai dengan contoh berikut: “Sayang, kemarin teman kita si X baru saja memasukkan anaknya ke SD. Ternyata biayanya mahal ya. Aku khawatir kita nanti harus menjebol tabungan untuk anak kita karena rasanya tabungannya kurang. Menurutmu apa yang harus kita lakukan bersama?
Hindari menghakimi pasangan dengan, “Kamu kok boros banget sih? Kamu nggak tau ya biaya sekolah anak itu mahal?” Tentu saja pasangan akan menangkisnya dengan argumen-argumen yang menyatakan bahwa dia tidak boros. Hal ini bisa berlarut-larut dan justru tidak berfokus ke tujuan Anda diskusi: menyadarkan pasangan bahwa biaya sekolah mahal, dan mencari solusi serta bekerja sama untuk menabung/investasi untuk biaya sekolah anak.
ADVERTISEMENT
Buat diskusi menjadi ringan dengan cerita-cerita/gosip yang Anda ketahui yang relevan dengan topik keuangan tersebut.
4. Belum menikah? Ini justru waktu yang paling tepat diskusi soal uang
Ilustrasi uang dolar Amerika Serikat (Foto: REUTERS/Thomas White)
Lebih baik lagi jika dibicarakan saat kencan pertama! Lho nggak salah? Betul! Karena di saat kencan pertama ini Anda bisa langsung menyeleksi calon pasangan Anda supaya dari awal sudah sama pandangannya, visi misinya, dan status ekonomi.
Misalnya baginya keluarganya (orangtua dan saudara-saudaranya) akan dinomorsatukan meskipun sudah menikah, Anda bisa mencari lagi calon pasangan yang lain daripada repot-repot berkeyakinan “Ah nggak pa-pa deh, toh nanti setelah menikah juga dia akan berubah.” Pada kenyataannya, hal ini akan sangat jarang terjadi.
Pembicaraan soal uang saat belum berpasangan ini bisa menjadi topik yang seru, misalnya dibuat permainan tanya jawab bergantian, atau permainan truth or dare, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Nah sudah siap berdiskusi dengan pasangan soal uang? Selamat mencoba!
---------------------
Annissa Sagita @nengnisye