Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Tidak Apa Gajimu Hanya 'Numpang Lewat' Jika 4 Hal Berikut Terpenuhi
9 Oktober 2019 17:24 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:17 WIB
Tulisan dari Annissa Sagita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Setiap bulan terima gaji, setiap bulan juga rasanya cepat sekali gaji habis. Buat bayar kost, transport, pulsa, makan, tagihan-tagihan, cicilan, belum lagi skin care, shopping, ngopi-ngopi cantik, beli lipstik, dan lain-lain. Istilah populernya, numpang lewat. Jika Anda tidak termasuk golongan gaji numpang lewat ini, selamat. Tidak semua orang bisa merasakan apa yang Anda rasakan setiap bulan: bebas was-was.
ADVERTISEMENT
Namun apakah gaji numpang lewat itu buruk? Tidak selalu. Lalu apa saja yang bisa menjadi patokan agar gaji numpang lewat itu tidak bermasalah?
1. Cicilan setiap bulan terbayar lunas
Berutang itu tidak apa-apa kok, asalkan tahu aturan mainnya. Salah satu aturan main yang sangat jelas adalah, lunasi cicilan setiap bulannya. Jika cicilan setiap bulan tidak mampu dibayar lunas, artinya utang yang Anda ambil berada di luar kemampuan Anda, baik utang untuk aset (misalnya rumah) apalagi utang konsumtif: belanja/shopping, makan-makan, travelling, mencicil gawai (gadget) dan lain sebagainya. Hindari utang yang tidak ada jaminannya seperti utang kartu kredit atau utang pinjaman online, karena bunganya sangat tinggi.
2. Kebutuhan hidup sebulan ke depan aman
ADVERTISEMENT
Biaya makan, transportasi, hiburan, tempat tinggal, kiriman untuk orang tua dan lain sebagainya seharusnya bisa terpenuhi dari gaji. Jika tidak cukup, ada yang salah dengan gaya hidup Anda. Kenapa gaya hidup? Karena seharusnya hidup menyesuaikan dengan berapa penghasilan yang dimiliki. Jika memaksakan bergaya seperti seseorang berpenghasilan Rp 10 juta padahal penghasilan hanya Rp 5 juta, berarti ada yang salah.
Rencanakan alokasi gaji dan penghasilan Anda dengan baik. Gagal mengalokasikan gaji biasanya karena tidak adanya rencana kemana seharusnya pos pengeluaran itu. Kebutuhan setiap bulan tentu berbeda-beda karena banyak faktor. Apakah Anda menganggap setiap bulan pengeluarannya sama? Coba pikir lagi. Contohnya, saat bulan puasa misalnya banyak pengeluaran karena ada komponen buka puasa baik membeli makanan tambahan atau undangan buka puasa bersama. Di bulan lainnya, misalnya bulan saat menerima bonus tahunan, karena ada tambahan sejumlah uang yang jumlahnya lumayan, maka Anda cenderung boros dan berbelanja lebih banyak daripada biasanya. Di bulan ulang tahun Anda atau ulang tahun orang kesayangan Anda, Anda akan cenderung keluar banyak uang untuk traktiran atau membeli hadiah.
ADVERTISEMENT
Cara membuat perencanaan alokasi gaji cukup mudah. Setelah membayar tagihan-tagihan di depan seperti listrik, air, internet, dan lain-lain, tersisalah uang yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Lalu hitung keperluan sehari-hari untuk hari kerja seperti transport, uang makan/uang belanja harian, uang nongkrong/sosialisasi dan sebagainya. Kalikan dengan hari kerja selama seminggu, lalu rencanakan biaya hiburan setiap akhir minggu. Tambahkan sedikit untuk jaga-jaga, dapatlah jumlah yang diperlukan selama seminggu. Disiplinlah ke ATM hanya seminggu sekali, ambil uang hanya sejumlah yang diperlukan.
Bagaimana jika setelah dihitung, uang sisa tidak cukup? Bagilah uang sisa tersebut dengan 4,5 minggu. Disiplinlah hidup per minggu dengan anggaran yang sudah ditentukan.
3. Ada sebagian penghasilan yang “pergi” ke tabungan..
ADVERTISEMENT
Jangan hanya membayar hak orang lain dan kewajiban Anda, bayar juga hak Anda sendiri. Hak Anda adalah memiliki uang tabungan/simpanan untuk jaga-jaga, atau untuk hal-hal lain yang diinginkan, misalnya travelling, gadget baru, dan lain-lain.
Tidak bisa menabung? Padahal menabung itu sangat mudah sekali, apalagi bagi Anda yang punya tanggal gajian yang tetap setiap bulannya. Kebanyakan orang menunggu sisa gaji untuk ditabung, padahal seperti yang sering dialami, tidak ada sisa gaji.
Yang harus dilakukan adalah membuka tabungan otomatis setiap bulan, di tanggal setelah tanggal gajian. Jumlahnya sebisa mungkin yang Anda bisa, namun usahakan minimal 10 persen dari penghasilan. Tabungan ini akan bermanfaat sebagai dana jaga-jaga atau biasa disebut dana darurat. Kumpulkan dana darurat Anda sejumlah minimal 1 kali gaji.
ADVERTISEMENT
4. Dan ada sebagian penghasilan yang “pergi” ke masa depan, alias investasi
Jika Anda masih single dan mandiri secara keuangan (sudah punya penghasilan), memiliki investasi di waktu yang dini akan sangat menguntungkan secara jangka panjang nantinya, dibandingkan jika Anda menunda-nunda berinvestasi.
Untuk apa berinvestasi? Singkatnya, investasi adalah untuk mencapai tujuan jangka menengah atau panjang di masa depan. Investasi memberikan imbal hasil yang lebih tinggi daripada tabungan. Semakin muda berinvestasi, semakin banyak hasil yang terkumpul di masa depan. Contoh tujuan misalnya: pensiun dengan gaya hidup yang sama atau lebih tinggi dari saat ini, dana pernikahan, dana melahirkan, dana melanjutkan pendidikan, pembelian properti dan kendaraan, dan lain-lain.
Nah, jika semuanya sudah terpenuhi, gaji numpang lewat pun tidak menjadi masalah.
ADVERTISEMENT