Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.1
Konten dari Pengguna
Lelah Terbayar Lunas, Betapa Memesonanya Air Terjun Langkuik Tinggi
11 Februari 2023 11:22 WIB
Tulisan dari Aysinnaaf tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebagai manusia malas gerak, self-healing terbaik bagi saya adalah membaca buku dan menonton film kesukaan. Pikiran suntuk menjadi lebih segar setelah menemukan bacaan yang menarik. Namun, setiap orang punya cara sendiri untuk memilih bagaimana bentuk healing-nya.
ADVERTISEMENT
Tidak jarang orang memilih travelling sebagai bentuk healing mereka. Menikmati pemandangan alam yang memanjakan mata. Berkeliling mencicipi berbagai kuliner di suatu daerah. Menjelajahi daerah-daerah untuk mengenal budaya baru.
Saya sering diajak travelling oleh orang-orang terdekat saya. Memaksa diri ini untuk keluar dari zona nyaman yang selalu memilih berdiam diri di kamar seraya membaca buku. Berkat ajakan dari mereka saya bisa mengunjungi kota-kota yang sebelumnya belum pernah disinggahi. Dengan travelling saya mulai menyadari jika alam di Sumatera Barat sungguh indah. Setiap daerah yang saya kunjungi punya ciri khasnya sendiri.
Tahun 2022 menjadi tahun paling berat bagi saya karena harus mengerjakan skripsi sebagai syarat lulus sarjana. Tentu sebagai mahasiswa tahun akhir healing menjadi agenda wajib agar tidak stres. Meninggalkan rutinitas sejenak sebelum kembali pusing.
ADVERTISEMENT
Awal bulan Februari 2022 saya kembali diajak pergi healing. Kali ini saya bersama empat teman lainnya memilih Air Terjun Langkuik Tinggi sebagai tujuan healing kami untuk melepas penat. Keinginan ini bermula saat salah satu dari kami melihat postingan seseorang di instagram yang menunjukkan foto panorama Air Terjun Langkuik Tinggi nan indah. Air terjun ini berada Jorong Nyiur Malalak Barat, Malalak, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Kami memulai perjalanan dari Padang jam setengah sepuluh pagi menggunakan tiga sepeda motor. Perjalanan menuju Malalak membutuhkan waktu kurang lebih dua jam. Wisata Air Terjun Langkuik Tinggi ternyata sangat ramah di kantong, kami hanya perlu membayar Rp5.000 per motor sebagai uang parkir.
Saat itu kondisi di titik awal menuju air terjun sepi, hanya ada kami berlima dan beberapa warga yang menjaga. Kami tidak memakai jasa warga sekitar sebagai petunjuk jalan karena kebetulan salah satu dari kami sebelumnya pernah ke sini.
ADVERTISEMENT
Selama saya mengunjungi tempat wisata alam, perjalanan menuju Air Terjun Langkuik Tinggi menjadi medan trekking paling susah yang pernah dilalui. Bahkan sebelum berjalan lebih lanjut saya sering mengeluh dan ingin pulang saja. Tapi untunglah teman-teman saya selalu menyemangati.
Tanah yang kami tapaki terasa sangat licin, apalagi saat itu saya mengenakan sandal. Saya juga sempat kaget ketika harus melewati hutan, menuruni jalanan yang terjal, menyeberangi sungai dan menaiki bebatuan. Tidak jarang saya meminta untuk beristirahat karena merasa lelah.
Sebelum menuju Air terjun utama, kami berhenti di pinggir sungai, beristirahat setelah melewati medan yang tidak menentu. Saya sangat menikmati suara gemericik air yang menenteramkan jiwa. Karena langit mulai mendung, kami tidak bisa lama-lama beristirahat dan memutuskan untuk kembali melanjutkan perjalanan.
ADVERTISEMENT
Menyeberangi sungai dengan arus cukup deras juga menjadi pengalaman pertama bagi saya. Kami harus berhati-hati dan memegang tali agar tidak terseret arus. Untunglah kami selamat melewatinya. Kami kembali melanjutkan perjalanan menuju Air Terjun Langkuik Tinggi yang tidak lagi jauh.
Setelah menempuh medan yang beragam akhirnya kami sampai di Air Terjun Langkuik Tinggi. Kami dibuat terpesona dengan keindahan alam di depan kami. Satu air terjun utama dan beberapa air terjun kecil. Rasa lelah terbayar lunas saat melihat panorama Air Terjun Langkuik Tinggi nan indah dan asri.
Air terjun paling besar berada paling ujung, karena debit airnya deras kami memilih untuk tidak terlalu mendekat. Saya duduk di batu besar, memandangi pemandangan alam di hadapan saya. Suara gemuruh air terasa menentramkan, daun-daun hijau melambai-lambai karena percikan air.
Setelah puas menikmati keindahan alam, saya dan semua teman lainnya sibuk mengabadikan moment. Jarang sekali saya mengunjungi tempat seindah Air Terjun Langkuik Tinggi. Apalagi hanya ada kami berlima di sana, kami bisa beristirahat lebih leluasa.
Langit berubah tidak secerah saat kami berangkat, rintik gerimis pun mulai berjatuhan. Karena takut debit air makin naik dan banjir bandang sewaktu-waktu bisa menghanyutkan maka kami memutuskan untuk kembali. Ada rasa kecewa terbesit di hati sebab kami belum sempurna menikmati pesona alam yang memanjakan mata.
ADVERTISEMENT
Melihat prediksi dan kondisi cuaca di hari-H menjadi point penting jika berniat pergi ke Air Terjun Langkuik Tinggi. Medan tempuh yang beragam cukup memacu adrenalin. Ketika hujan kondisi tanah yang dilalui akan licin dan dapat membahayakan keselamatan. Selain itu, jika curah hujan tinggi dapat memungkinkan debit air sungai deras. Kita tidak boleh hanya terfokus pada keindahan alam yang dituju tapi juga keselamatan diri.
Sebelum benar-benar pulang, kami berhenti untuk berfoto-foto di bebatuan besar membentuk gua. Celah di antara bebatuan tersebut menambah kesan indah. Tidak bisa berlama-lama, kami kembali melanjutkan perjalanan pulang.
Saya menghelakan napas berulang kali karena tantangan kembali mengadang, jika sebelumnya harus menuruni jalan terjal maka sekarang kami harus mendaki untuk pulang. Mungkin bagi teman-teman yang lainnya ini bukan hal yang berat, tapi bagi saya yang jarang menjelajahi alam tentu menjadi masalah besar.
ADVERTISEMENT
Disaat haus melanda air di dalam botol minum yang saya bawa habis. Salah satu dari rombongan saya memberikan saran untuk minum dari mata air langsung. Kembali hal ini menjadi pengalaman baru bagi saya. Setelah lelah melewati berbagai medan, akhirnya kami kembali ke titik awal dengan selamat.
Di dekat parkiran terdapat toilet sederhana, tetapi kami memilih untuk tidak mengganti pakaian basah di sana. Kami pamit pada warga yang menjaga, melanjutkan perjalanan pulang ke kota Padang. Tidak lupa kami singgah di salah satu masjid untuk bersih-bersih dan beribadah, kemudian berhenti di ampera untuk mengisi perut yang keroncongan.
Di Perjalanan menuju Kota Padang, saya dan teman-teman diadang oleh hujan deras. Meskipun begitu kami tetap bersyukur karena hujan baru turun disaat kami sudah pergi dari lokasi Air Terjun Langkuik Tinggi. Karena takut sampai di Padang malam, kami tetap melanjutkan perjalanan dengan kondisi hujan-hujanan.
ADVERTISEMENT
Healing ke Air Terjun Langkuik Tinggi menjadi perjalan menjelajahi alam terbaik bagi saya. Kita harus melewati banyak rintangan untuk menikmati keindahan. Tidak peduli banyak keluh yang terucap, lelah yang tidak tertahan, jika tetap terus melanjutkan langkah percayalah kita akan tetap sampai ke tujuan.
Namun, ada masalah keesokan harinya. Saya kesulitan berjalan karena seluruh kaki terasa sakit, bahkan tidak mampu menompang tubuh saya. Hal ini wajar terjadi karena tubuh saya tidak terbiasa melakukan kegiatan fisik yang berat. Saya terpaksa harus meliburkan diri dari aktivitas kampus selama dua hari. Hal tersebut tidak memberi efek jera untuk saya, hanya perlu perjalanan alam lebih banyak lagi untuk membuat fisik ini lebih kuat dan terbiasa.
ADVERTISEMENT
Yuk nikmati langsung keindahan alam tersembunyi di Malalak, Sumatra Barat!