Konten dari Pengguna

Child Free: Ketika Hewan Menggantikan Peran Anak

annurfalam29
Annur 'Urfa Alam, mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Pamulang yang semangat. Aktif di organisasi kampus, ia mengasah keterampilan public speaking dan strategi PR. Berfokus pada produksi konten serta kampanye media.
25 Desember 2024 6:59 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari annurfalam29 tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Senin, 23 Desember 2024 - Dalam masyarakat modern, muncul fenomena unik yang disebut "Child Free", di mana pasangan atau individu memilih untuk tidak memiliki anak dan menggantinya dengan memelihara hewan. Kondisi ini bukan sekadar pilihan personal, tetapi dipengaruhi oleh berbagai faktor ekonomi, budaya, dan gaya hidup. Dari perspektif antropologi, tren ini mengungkap bagaimana nilai keluarga dan kehidupan sosial berubah seiring perkembangan zaman. Untuk memahami lebih jauh, simak bagaimana pergeseran nilai kekeluargaan memengaruhi dinamika masyarakat saat ini.
“Child Free” menjadi fenomena yang memarak di kehidupan pasangan zaman sekarang.            (Sumber AI)
zoom-in-whitePerbesar
“Child Free” menjadi fenomena yang memarak di kehidupan pasangan zaman sekarang. (Sumber AI)
Istilah "Child Free" di sini merujuk pada keputusan sadar pasangan untuk tidak memiliki anak karena berbagai alasan, seperti tekanan ekonomi, gaya hidup modern, prioritas karier dan pencapaian individu, dan kebutuhan emosional yang dipenuhi dengan kehadiran hewan peliharaan. Dalam kasus ini, hewan seperti anjing, kucing, atau hewan kecil lainnya dianggap mampu menggantikan posisi anak sebagai "teman hidup" dan anggota keluarga.
ADVERTISEMENT
Alasan mengapa hewan-hewan peliharaan ini dapat dipilih menjadi pengganti posisi anak yaitu sederhana dan bebas tekanan karena hewan peliharaan seperti kucing dan anjing tidak menuntut pendidikan atau karier seperti anak manusia. Selain itu, hewan dianggap mampu memberikan kasih sayang, loyalitas, dan kebahagiaan bagi pemiliknya. Fleksibilitas gaya hidup juga menjadi salah satu alasannya karena dengan memelihara hewan memungkinkan pasangan untuk tetap menikmati gaya hidup fleksibel, seperti bepergian atau fokus pada karier. Dan yang paling utama adalah biayanya lebih terjangkau. Meskipun memelihara hewan tetap memerlukan biaya, jumlahnya jauh lebih rendah dibandingkan dengan biaya membesarkan anak.
"Mayoritas pasangan mengungkapkan alasan tekanan ekonomi dan gaya hidup. Mereka merasa memiliki anak membutuhkan banyak pengorbanan finansial dan waktu. Selain itu, ada juga faktor ketakutan terhadap ketidakpastian masa depan: dunia yang semakin kompetitif, biaya pendidikan yang mahal, dan lingkungan yang tidak stabil. Di sisi lain, memelihara hewan dianggap memberikan kebahagiaan tanpa tuntutan sosial yang besar. Hewan peliharaan memberikan kehangatan dan kebersamaan yang mirip dengan keluarga, namun tanpa tekanan mendidik atau memenuhi ekspektasi seperti membesarkan anak," ujar Yohanes Antonius, seorang Praktisi Sosial dan Aktivis Keluarga saat ditemui di Auditorium Lavon, Tangerang, dalam acara Seminar Parenting pada Senin, 9 Desember 2024.
Yohanes Antonius memberikan penjelasan mengenai “Child Free” dalam Seminar Parenting di Auditorium Lavon, Tangerang (9/12/2024) (Foto diambil dengan kamera pribadi sesuai izin narasumber)
Dari perspektif antropologi, fenomena Child Free memiliki dampak signifikan, seperti:
ADVERTISEMENT
1. Penurunan Angka Kelahiran: Masyarakat dengan tingkat kelahiran rendah akan menghadapi krisis populasi dalam jangka panjang.
2. Pergeseran Nilai Kekeluargaan: Fokus kebahagiaan bergeser dari anak ke hubungan emosional lainnya.
3. Individualisme yang Kuat: Masyarakat modern semakin fokus pada pencapaian pribadi dan kebebasan diri.
Fenomena Child Free, di mana hewan peliharaan menggantikan peran anak, adalah refleksi dari perubahan nilai budaya dan gaya hidup dalam masyarakat modern. Bagi banyak individu, hewan peliharaan menjadi solusi yang sederhana dan penuh kasih dalam memenuhi kebutuhan emosional tanpa komitmen berat seperti memiliki anak. Meskipun fenomena ini terus berkembang, penting untuk memahami bahwa nilai keluarga dan pengasuhan anak tetap menjadi pondasi penting dalam keberlanjutan budaya dan sosial. Bagi masyarakat, keseimbangan antara modernisasi dan nilai-nilai tradisional akan menjadi kunci untuk menghadapi perubahan ini.
ADVERTISEMENT
Bagaimana pendapat Anda tentang tren ini? Apakah Anda lebih memilih memelihara hewan dibanding memiliki anak? Bagikan pandangan Anda di kolom komentar!