Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
4 Ramadhan 1446 HSelasa, 04 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Implementasi GRC dalam Tata Kelola Pemerintahan: Refleksi Retret Kepala Daerah
24 Februari 2025 11:17 WIB
ยท
waktu baca 2 menitTulisan dari Antaiwan Bowo Pranogyo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Retret kepala daerah yang diadakan di Akmil Magelang masih menjadi sorotan publik. Kehadiran 55 kepala daerah kader PDIP, termasuk dua gubernur dan 53 bupati/wali kota, dalam acara yang digelar oleh Pemerintah Pusat ini mengundang tanda tanya besar. Di balik dinamika ini, terdapat refleksi mendalam tentang implementasi GRC (Governance, Risk, and Compliance) dalam tata kelola pemerintahan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
GRC adalah sebuah kerangka kerja yang mengintegrasikan tata kelola (governance), manajemen risiko (risk management), dan kepatuhan (compliance) untuk memastikan bahwa tujuan organisasi dapat dicapai dengan baik, risiko dapat dikelola dengan optimal, dan seluruh aktivitas berjalan sesuai dengan regulasi yang berlaku. Dalam konteks pemerintahan, implementasi GRC menjadi krusial untuk menciptakan kepemimpinan yang akuntabel, transparan, dan berpihak pada rakyat.

Retret kepala daerah di Magelang, yang disebut sebagai forum pembekalan kepemimpinan, sejatinya menjadi bagian dari upaya penguatan implementasi GRC di kalangan pemimpin daerah. Sebagaimana disampaikan oleh Masinton Pasaribu, Bupati Tapanuli Tengah, materi yang diajarkan dalam retret ini mencakup pendalaman pengelolaan APBD dan struktur anggaran yang prorakyat. Ini menunjukkan adanya aspek tata kelola yang baik (good governance) dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.
ADVERTISEMENT
Namun, ketidakhadiran sebagian kepala daerah dalam retret ini memunculkan pertanyaan tentang komitmen mereka dalam memperkuat penerapan GRC. Komunikasi intens yang dilakukan antara DPP PDIP, pemerintah, dan penyelenggara, sebagaimana diwakili oleh Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung, juga mengindikasikan pentingnya koordinasi dan manajemen risiko dalam pengambilan keputusan strategis.
Dari perspektif kepatuhan (compliance), pelaksanaan retret ini menjadi cerminan bagaimana kepala daerah diharapkan mematuhi arahan partai dan pemerintah dalam meningkatkan kapasitas kepemimpinan mereka. Namun, untuk mencapai implementasi GRC yang efektif, diperlukan keseimbangan antara loyalitas politik dan tanggung jawab profesional dalam menjalankan amanah rakyat.
Dengan demikian, retret kepala daerah di Magelang bukan sekadar forum pembekalan, melainkan juga menjadi refleksi atas tantangan dan peluang dalam memperkuat GRC di pemerintahan daerah. Dengan implementasi GRC yang baik, diharapkan tata kelola pemerintahan semakin transparan, akuntabel, dan mampu menjawab kebutuhan masyarakat dengan lebih baik.
ADVERTISEMENT