Konten dari Pengguna

Dejavu dengan Aroma Cinta

Antika Harianti
Seorang Mahasiswa Psikologi Universitas Brawijaya angkatan 2020. Lahir di Blitar dengan hobi menonton film, menulis cerita dan berbagi pengalaman.
17 Desember 2020 14:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Antika Harianti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
https://id.pinterest.com/pin/509329039101350616/
zoom-in-whitePerbesar
https://id.pinterest.com/pin/509329039101350616/
Aroma petasan, opor ayam, rendang, soto dan baju baru nampaknya cukup untuk mengalihkan dunia sebagian besar penduduk Indonesia untuk berada pada tibanya hari lebaran. Fenomena serupa dapat kita cermati ketika kita mencium sebuah aroma. Misalnya parfum mantan, maka otak secara otomatis akan melatih ingatan kita untuk membangkitkan memori masa lampau. Peristiwa ini sekaligus menjelaskan mengenai alasan mengapa parfum dapat menggagalkan usaha kita untuk move on. Segala kejadian ini tidak lepas dari pengaruh sensasi-persepsi dan peran memori untuk mengembalikan emosi di masa lalu seperti baru saja mengalaminya atau bahkan seolah-seolah sedang mangalami. Peristiwa ini dikenal dengan istilah dejavu.
ADVERTISEMENT
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Holland, dkk. (2005), mengungkapkan jika aroma dapat mengendalikan pikiran alam bawah sadar yang mempengaruhi manusia dalam berpikir dan bertindak. Penelitian ini dilakukan dengan cara menguji dan mengkonservasi para peserta dengan memberikan aroma jeruk yang digunakan untuk membersihkan lingkungan tanpa sepengetahuan mereka. Hasilnya para peserta yang terpapar cenderung lebih bersih saat pengujian ketika makan. Kemudian, ketika pada tahap pengujian kesadaran, dikatan para peserta tidak menyadari pengaruh tersebut.
Aroma merupakan bentuk pengindraan secara nonverbal yang berhubungan erat dengan sensasi dan persepsi. Penelitian kontemporal memaparkan mengenai dahsyatnya aroma untuk andil menjadi bagian dari hubungan percintaan. Dapat dikatakan pula jika aroma memicu timbulnya sebuah emosi, khususnya emosi cinta. Setelah adanya proses pengindraan, informasi mengenai aroma nantinya akan disimpan di memori jangka panjang.
ADVERTISEMENT
Proses mengingat merupakan salah satu kerja otak yang melibatkan memori, serta bagaimana memori tersebut disimpan dan diproses. Dalam proses penyimpanannya, kuat lemahnya emosi menjadi salah satu faktor penentu dalam proses penyimpanan memori.
Pengaruh emosi terhadap penyimpanan memori terbagi menjadi 2, diantaranya kesesuaian dengan suasana hati (mood-congruent) dan ketergantungan pada suasana hati (mood-state dependent). Mood-congruent terjadi ketika kesesuaian suasana hati dengan sesuatu yang sedang dipelajari dan terjadi. Maksudnya, seseorang yang hatinya senang akan lebih mudah menangkap memori yang baik, begitu pula sebaliknya. Suasana hati yang sedih akan lebih mudah menangkap memori negatif. Dilain sisi, mood-state dependent menggunakan suasana hati untuk mengingat kembali (recall) suatu peristiwa. Emosi atau sensasi yang sama akan membawa kepada ingatan lama ketika berada pada emosi tersebut. Secara teori ini menjelaskan mengenai mengapa aroma dapat mengembalikan ingatan (recall) suatu peristiwa masa lalu.
ADVERTISEMENT
Pembagian struktur penyimpanan memori memiliki tiga sistem. Tahap pertama berupa sistem ingatan sensorik. Proses ini menentukan perlu tidak-nya memori disimpan dengan cara mencatat stimulus yang ditangkap oleh panca indra. Misalnya ketika melihat seseorang lalu berkenalan. Jika stimulus ini diberi atensi, maka peristiwa ini akan ditransfer pada sistem ingatan jangka pendek. Kedua, ingatan jangka pendek merupakan ingatan yang akan berpengaruh terhadap ingatan jangka panjang. Terakhir, Penentuan tersimpannya memori pada ingatan jangka panjang tidak lepas dari adanya proses pelatihan pada otak. Pada saat inilah peran emosi sangat mentukan. Memori ingatan jangka panjang inilah yang nantinya disimpan pada hippocampus, area otak yang berperan penting dalam pembentukan dan pengaturan memori.
Secara sederhana, otak kita memiliki kapasitas penyimpanan yang luar biasa berlimpah. Akan tetapi penyimpanan pada otak manusia sedikit berbeda dengan penyimpanan pada hardisk komputer. Penyimpanan pada otak manusia memiliki sistem penumpukan memori, sehingga untuk kembali mengingatnya, perlu adanya pelatihan atau recall pada memori yang kita miliki. Nah, untuk merecall memori tersebut perlu adanya ‘pemancing’ berupa sensasi untuk kembali membangkitkan ingatan yang kita miliki.
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah journal penelitian yang meneliti mengenai bagaimana pengaruh aroma terhadap timbulnya kenangan peristiwa romantis menjelaskan bahwa aroma dapat mempengaruhi emosi. Peristiwa ini terjadi sebab hubungan anatomi sistem penciuman untuk sistem limbik dan hippocampus, area otak yang telah lama dikenal untuk terlibat dalam emosi dan memori sangatlah dekat.
Dengan demikian lirik lagu ‘Kali Kedua’ dari pernyanyi cantik Raisa Andriana yang popular di tahun 2016 agaknya bisa dibenarkan. Terutama pada salah satu liriknya yang berbunyi “jika wangimu saja bisa, memindahkan duniaku”. Sebab pada kenyataannya—telah terbukti secara ilmiah jika aroma dapat menjadikan seseorang kembali pada ingatan masa lalu, kemudian menjadikannya gagal move on.
Refrensi:
Holland, R., Hendriks, M., & Aarts, H. (2005). Smells like clean spirits: Nonconscious effects of scent
ADVERTISEMENT
on cognition and behaviour. Psychological Science, 16(9), 689–693.
Wahyuningtyas, B.P. (2015). Aroma Sebagai Komunikasi Artifaktual Pencetus Emosi Cinta: Studi Olvactics Pada Memory Recall Peristiwa Romantis. Humaniora. 6(1), 77-85.