Tari Tradisional Cupak Gerantang Sembalun

Konten dari Pengguna
1 November 2017 4:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari anto ibe tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Siang itu di hari ke dua Kumparan Getaway, cuaca cerah masih menyambut saya dan peserta Kumparan Getaway yang lain, setelah sekian jam mengunggu giliran terbang dengan Paralayang di Bukit Siswa dari pagi, akhirnya team dari Kumparan memutuskan untuk turun dari Bukit siswa dan memboyong peserta untuk menikmati hidangan makan siang yang sudah di siapkan di salah satu rumah warga di Desa Sembalun. Dengan di suguhkan pemandangan yang aduhai dari perbukitan di sekeliling Desa Sembalun, saya dan peserta Kumparan Getaway dengan lahap nya menyantap makan siang itu, mungkin efek tenaga yang sudah habis setelah lelah naik turun Bukit Siswa yang di temani panas terik sang Mentari di siang itu.
ADVERTISEMENT
Makan siang pun selesai, sembari menunggu waktu agak sore dan cuaca untuk melanjutkan paralayang di Bukit Siswa, team Kumparan menyempatkan untuk melihat tari tradisional Cupak Gerantang khas Sembalun. Gamelan Sasak mulai bertalu, para Penari pun mulai melanggak-lenggokkan tubuhnya mengikuti alunan musik, sepenggal cerita rakyat ditampilkan oleh sekelompok pelestari Cupak Gerantang yang menamai dirinya "Jati Suara Rinjani". Plot cerita berkisah tentang nasib baik dan buruk yang di titik beratkan pada perbuatan kita di bumi.
Perkenalkan, inilah tari tradisional Cupak Gerantang Sembalun "kisah Cupak Gerantang; Inak bangkol dan Amak Bangkol", sebagai bentuk representatif kearifan lokal masyarakat Sembalun, Lombok, satu dari ribuan wajah Indonesia.