Konten dari Pengguna

Mimika, Surga Indonesia di Bagian Timur

Anton Bukaleng
Ketua DPRD Mimika Papua Tengah
27 Juni 2024 16:09 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Anton Bukaleng tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Freeport (ilustrasi) Foto: Reuters/Stringer
zoom-in-whitePerbesar
Freeport (ilustrasi) Foto: Reuters/Stringer
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Siapa yang gak kenal Mimika. Orang Indonesia sampai Amerika tahu tentang Mimika. Mimika terletak di Indonesia Bagian Timur. Tepatnya di provinsi Papua Tengah.
ADVERTISEMENT
Yang membuat Mimika terkenal, karena di wilayah ini ada tambang emas terbesar di dunia. Emas di tanah Mimika ditambang oleh PT. Freeport. Sebuah perusahaan asal Amerika yang puluhan tahun telah menambang emas di atas tanah Mimika.
Setiap tahun, dari tambang emas ini telah dihasilkan sekitar Rp 100 T. Dari sini, Mimika telah memberi sumbangan kepada negara. Dari sumbangan Mimika kepada negara ini, wajar jika ekspektasi warga yang hidup di atas tanah Mimika ingin ikut menikmati dengan proporsional dan layak sebagian dari kekayaan alamnya.
Selama ini, dari tambang emas PT. Freeport telah ada kontribusi kepada masyarakat Mimika. Yang dirasakan oleh masyarakat Mimika di antaranya adalah infrastruktur jalan, sekolah, rumah sakit, pasar, dan kebutuhan masyarakat lainnya. Namun, keadaannya masih sangat minim dan memprihatinkan.
ADVERTISEMENT
Pembangunan di Mimika masih perlu terus ditingkatkan dengan mengoptimalkan APBD yang cukup besar yaitu Rp 7,5 T. Dari APBD yang besar ini, belum ada signifikansinya terhadap pembangunan infrastruktur dan Sumber Daya Manusia (SDM) di Mimika. Masih banyak wilayah berpenghuni yang belum tersentuh oleh infrastruktur jalan. Kebutuhan akan pendidikan masyarakat Mimika masih jauh dari mampu terpenuhi.
Begitu juga untuk rumah sakit, jarak dari daerah tinggal masyarakat masih sangat jauh. Terbatasnya infrastruktur jalan dan alat transportasi publik menyebabkan kendala bagi masyarakat Mimika untuk mendapatkan pendidikan, pelayanan kesehatan dan pengembangan ekonomi yang baik.
Ilustrasi kuliah di luar negeri. Foto: Shutter Stock
Di Mimika, masyarakat yang mampu sekolah sampai sarjana sangat minim. Tidak ada satu universitas pun berdiri di atas tanah yang menghasilkan kekayaan ratusan triliun per tahun melalui emas. Di sembilan sekolah SMA, hanya ada 514 siswa yang mampu sekolah. Sedangkan dari tujuh SMEA, hanya ada 2027 siswa. Mayoritas warga Mimika hanya lulusan SD dan tidak sekolah. Sangat ironis.
ADVERTISEMENT
Tentu ini menjadi keprihatinan bersama. Keprihatinan bagi masyarakat Papua Tengah dan juga nasional.
Hanya melalui pendidikan, Sumber Daya Manusia (SDM) masyarakat Mimika bisa ditingkatkan. Dan SDM menjadi faktor penentu bagi nasib masa depan Mimika.
Dari pendidikan yang baik, maka akan lahir SDM yang baik. Dari SDM yang baik akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya akan menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat.
Melalui peningkatan SDM, kesejahteraan, kesehatan, dan segala hal terkait dengan kemajuan Mimika akan ditentukan nasibnya. Sementara untuk meningkatkan SDM hanya bisa dilakukan melalui program pendidikan yang memadai. Kalau pendidikan rendah, ini yang menjadi faktor utama masyarakat Mimika tertinggal dari masyarakat lainnya. Padahal, Mimika punya emas terbesar di dunia, dan punya APBD cukup besar untuk mampu memperbaiki nasib masyarakat Mimika.
ADVERTISEMENT
Jika 20 persen dari APBD yang nominalnya Rp 7,5 T dialokasikan untuk pendidikan, maka semua anak lulusan SMA di Mimika bisa kuliah gratis. Kita bisa bayangkan jika Mimika memiliki jumlah sarjana yang banyak, maka Mimika tidak akan ketinggalan dari masyarakat di wilayah Jawa
Mimika hanya akan menjadi surga bagi warganya jika masyarakat Mimika memiliki SDM yang terus mengalami peningkatan. Dan ini hanya bisa ditempuh dengan meningkatkan masyarakat melalui sektor pendidikan. Pendidikan harus mendapatkan prioritas sebagai langkah awal.
Wajib belajar 12 tahun sesuai amanah Undang-Undang harus betul-betul bisa dicapai. Dengan 20 persen dari APBD untuk anggaran pendidikan yaitu sekitar Rp 300 miliar akan mampu untuk mendorong peningkatan pendidikan dengan menyekolahkan anak-anak Mimika sekolah gratis sampai tingkat SMA, bahkan kuliah. Dan kita bisa kerja sama dengan sejumlah perusahaan, terutama PT. Freeport untuk memberikan beasiswa kepada anak-anak Mimika melalui CSR-nya.
ADVERTISEMENT
Jika pendidikan serius digarap untuk peningkatan SDM, maka 10-20 tahun ke depan, Mimika akan punya banyak anak-anak yang sarjana bahkan sampai bergelar doktor. Mereka inilah yang akan memajukan dan mensejahterakan Mimika ke depan sehingga Mimika menjadi tempat layaknya surga di ujung timur Indonesia.