Konten dari Pengguna

Kisah Perjuangan Ki Hajar Dewantara sebagai Tokoh Pejuang Pendidikan Bangsa

Anugerah Putra Laksana
Mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Semarang
16 April 2022 12:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Anugerah Putra Laksana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ki Hajar Dewantara. Sumber : Pribadi.
zoom-in-whitePerbesar
Ki Hajar Dewantara. Sumber : Pribadi.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Halo sobat, siapa yang tidak mengenal dengan sosok Ki Hajar Dewantara?
ADVERTISEMENT
Khalayak umum pasti banyak yang mengenalnya, karena dia merupakan seorang tokoh yang terkenal dan banyak berjasa terhadap kemerdekaan dan kemajuan bangsa. Ki Hajar Dewantara yang juga dikenal dengan sebutan Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, lahir pada tanggal 2 Mei 1889 dari pasangan Gusti Pangeran Arya Soerjaningrat dengan Raden Ayu Sandiah yang merupakan cucu dari Pakualam III dari keluarga bangsawan Keraton Yogyakarta. Pada masa pergerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia dia merupakan seorang aktivis dan menjadi pelopor pendidikan untuk bangsa pribumi pada zaman kolonial Belanda.
Sebagai anak dari keluarga bangsawan, Soewardi kecil mempunyai kesempatan untuk mengenyam pendidikan bersama dengan anak-anak bangsa Eropa di sekolah Hindia Belanda. Awal pendidikannya, Ki Hajar Dewantara bersekolah di Europeesche Lagere School (ELS) atau sekolah dasar untuk anak-anak bangsa Eropa. Setelah lulus pendidikan di ELS, selanjutnya ia meneruskan pendidikannya di School Tot Opleiding Van Inlandsche Artsen (STOVIA) atau yang dikenal dengan Sekolah Dokter Jawa, namun sayang tidak sampai tamat.
ADVERTISEMENT
Ki Hajar Dewantara merupakan orang yang kritis dan mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap keadaan bangsa yang saat itu dibawah kekuasaan penjajahan Belanda. Zaman penjajahan telah menjadikan masyarakat hidup sengsara dan menderita. Rakyat diharuskan melakukan kerja tanam paksa yang membuat rakyat semakin menderita. Politik etis dari penjajah Belanda merupakan politik balas budi yang memberikan sedikit harapan pada masyarakat untuk bisa hidup lebih baik. Belanda mau membalas jasa atas kebijakan dan kekejamannya pada masyarakat pribumi yaitu dengan membangun sarana pengairan atau irigasi, pemerataan penduduk, pelayanan kesehatan, dan mendirikan sekolah-sekolah untuk mengurangi buta huruf.
Seiring berjalannya waktu, pelaksanaan politik etis yang dijalankan oleh Belanda lama-kelamaan mulai terjadi penyimpangan, yang mana pemanfaatan sarana pengairan dan irigasi yang seharusnya digunakan untuk mengairi tanah pertanian dan perkebunan milik petani, justru dimanfaatkan sendiri untuk kepentingan orang-orang Belanda dan untuk orang pribumi sangatlah dipersulit. Pendidikan yang semula diperuntukkan bagi masyarakat umum, namun kenyataannya yang bisa mengenyam hanyalah anak orang kaya dan anak bangsawan saja. Melihat itu semua Ki Hajar Dewantara tergerak dalam hatinya, sehingga muncul niat ingin mendirikan sekolah untuk bangsa pribumi.
ADVERTISEMENT
Kecintaannya yang tinggi dalam bidang pendidikan, akhirnya pada 3 Juli 1922 Ki Hajar Dewantara mendirikan sebuah perguruan atau sekolah yang diberi nama Perguruan Taman Siswa. Lewat sekolah Taman Siswa, Ki Hajar Dewantara berupaya menumbuhkan kesadaran pada siswa bumiputra akan hak-hak mereka guna mendapat pendidikan. Perguruan Taman Siswa disamping menekankan pendidikan, juga menanamkan rasa kebangsaan pada peserta didik agar mereka mau mencintai bangsa dan tanah airnya, serta berjuang untuk mencapai kemerdekaan bangsa Indonesia.

Tokoh Pergerakan Nasional

Disamping sebagai tokoh pejuang dalam pendidikan, Ki Hajar Dewantara juga merupakan seorang tokoh aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia. Akibat dari tulisannya di surat kabar, ia pernah dihukum dan diasingkan Belanda ke Pulau Bangka. Pada 25 Desember 1912, Ki Hajar Dewantara bergabung dengan organisasi pergerakan nasional yang bernama Indische Partij. Dalam wadah organisasi ini Ki Hajar Dewantara tidak sendirian, dia ditemani oleh Douwes Dekker dan Tjipto Mangunkusumo. Ketiga orang inilah yang selanjutnya dikenal dengan sebutan tokoh Tiga Serangkai. Indische Partij sebenarnya mempunyai program dan tujuan yang baik, namun oleh Belanda dianggap salah, karena bisa membangkitkan rasa nasionalisme masyarakat yang bisa bergerak menentang Belanda. Akhirnya pada 11 Maret 1913 Indische Partij ditolak dan dibubarkan oleh pemerintah Belanda.
ADVERTISEMENT
Ki Hajar Dewantara mempunyai semboyan yang sangat terkenal yaitu "Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani." Semboyan tersebut mempunyai arti "Di depan memberi contoh, Di tengah memberi semangat, Di belakang memberi dorongan." Berkat perjuangan dan jasanya dalam pendidikan, Ki Hajar Dewantara dianugerahi gelar sebagai Bapak Pendidikan Nasional dan juga sebagai Pahlawan Nasional.
Demikian sobat, paparan tentang kisah perjuangan Ki Hajar Dewantara yang sangat berjasa dalam memberikan sumbangsihnya terhadap kemajuan pendidikan dan pergerakan kemerdekaan bangsa Indonesia. Kita sebagai generasi muda harus bisa menghormati dan menghargai jasa dari perjuangan beliau dan yang lebih penting lagi yaitu bisa meneladani, mempunyai cita-cita, dan semangat untuk belajar serta mengisi kemerdekaan dengan sebaik-baiknya.
ADVERTISEMENT