Konten dari Pengguna

Mengenal Lebih Dekat Kisah Perjuangan Jenderal Soedirman

Anugerah Putra Laksana
Mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Semarang
30 Maret 2022 21:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Anugerah Putra Laksana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Panglima Besar Jenderal Soedirman. Sumber : Pribadi.
zoom-in-whitePerbesar
Panglima Besar Jenderal Soedirman. Sumber : Pribadi.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hai sobat... tahukah kamu siapa tokoh yang sangat berjasa pada masa perang gerilya melawan Belanda? Semua orang pasti tahu bahwa tokoh itu adalah Jenderal Besar Soedirman. Jenderal Soedirman adalah seorang tokoh yang mempunyai andil besar dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Baiklah sobat, pada tulisan ini saya akan mencoba menjelaskan perjalanan hidup Jenderal Soedirman mulai dari awal sampai dia menjadi seorang pahlawan. Salah satu tokoh yang sangat terkenal dan sangat dekat dengan masyarakat pada masa revolusi kemerdekaan Indonesia adalah Panglima Besar Jenderal Soedirman. Jenderal Soedirman mempunyai peran yang sangat penting dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari tangan penjajah pada masa agresi militer oleh kolonial Belanda.
Jenderal Soedirman merupakan seorang pahlawan nasional yang lahir di desa Bodaskarangjati, Purbalingga, Jawa Tengah. Dilahirkan dari seorang ibu yang bernama Siyem yang merupakan seorang keturunan wedana pada tanggal 24 Januari 1916. Ayahnya adalah seorang yang bekerja di Pabrik Gula Kalibagor Banyumas yang bernama Karsid Kartowirodji. Soedirman kecil awalnya diasuh oleh pamannya yang merupakan seorang camat yang bernama Raden Cokrosunaryo.
ADVERTISEMENT
Pada usia 7 tahun Soedirman kecil mulai disekolahkan di HIS (Hollandsch Indlandsche School) yang merupakan pendidikan yang didirikan oleh kolonial Belanda. Setelah tamat dari sekolah HIS, selanjutnya Soedirman yang sudah menginjak remaja melanjutkan ke sekolah Taman Siswa, dan yang terakhir pindah sekolah ke Wirotomo. Selain pintar Soedirman juga merupakan seorang anak yang taat beribadah. Ilmu tentang keislaman dia dapatkan dari seorang guru yang bernama Raden Muhammad Kholil.
Dalam perjalanan hidupnya Soedirman aktif dalam organisasi keislaman di Muhammadiyah. Setelah lulus dari sekolah Wirotomo, Soedirman melanjutkan lagi sekolahnya di sekolah calon guru Muhammadiyah yang bernama Kweekscool, namun berhenti ditengah jalan karena faktor biaya. Soedirman memutuskan pulang ke Cilacap dan menjadi seorang guru SD di sekolah Muhammadiyah. Soedirman menikah dengan seorang perempuan yang bernama Alfiah yang merupakan anak dari seorang saudagar batik yang kaya bernama Raden Sastroadmodjo. Dari pernikahannya Soedirman dikaruniai 3 orang anak.
ADVERTISEMENT

Karier dalam Dunia Kemiliteran

Pada masa pendudukan Jepang pada tahun 1944 Soedirman dipercayai oleh Jepang menduduki Ketua Dewan Karesidenan, yang selanjutnya dia disuruh bergabung dengan tentara Pembela Tanah Air (PETA) yang dibentuk oleh Jepang. Setelah tamat pendidikan di PETA Soedirman langsung diangkat menjadi komandan batalyon yang ditempatkan di Kroya. Sesudah Tentara Keamanan Rakyat (TKR) terbentuk, dia diangkat menjadi panglima di Divisi V Banyumas, dan selanjutnya dia terpilih hingga diangkat menjadi Panglima Perang Republik Indonesia (Panglima TNI).
Jenderal Soedirman adalah seseorang yang tidak perlu diragukan akan integritas dan kemampuannya, dia merupakan pejuang yang tangguh, pemberani, rela berkorban, sangat loyal dan menjunjung tinggi terhadap kepentingan bangsa dan negara. Di usia 31 tahun, Jenderal Soedirman diangkat menjadi jenderal dan panglima termuda yang pertama dalam angkatan perang TNI.
ADVERTISEMENT
Pada saat Jepang dibom oleh sekutu, maka berakhirlah pendudukan Jepang di Indonesia. Indonesia mengumumkan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. Belanda punya niat untuk menguasai Indonesia kembali dengan membonceng tentara Inggris yang hendak melucuti tentara Jepang sehingga sampailah pada peristiwa terjadinya Perang Ambarawa. Perang di Ambarawa terjadi pada tanggal 20 November sampai 15 Desember yang mana Letkol Soedirman yang dipercaya memimpin pasukan menggantikan Letkol Isdiman yang gugur dalam pertempuran, akhirnya bisa mengalahkan dan memukul mundur pasukan Belanda.
Belanda melancarkan serangan yang kedua kalinya yaitu di kota Yogyakarta, yang mana Yogyakarta pada waktu itu adalah sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia. Penyerangan oleh Belanda ini dikenal dengan sebutan Agresi Militer Belanda II yang terjadi pada 19 - 20 Desember 1948. Pada peristiwa ini, Jenderal Soedirman memimpin pasukan untuk melawan Belanda. Dalam keadaan sakit dan ditandu, Jenderal Soedirman dengan tekad dan semangat yang tinggi senantiasa memberikan motivasi dan semangat pada pasukannya. Taktik perang gerilya yang dilakukan oleh Jenderal Soedirman cukup merepotkan dan menyulitkan bagi Belanda untuk menangkapnya.
Jenderal Soedirman ditandu saat memimpin perang gerilya. Sumber : Pribadi.
Pada tanggal 1 Maret 1949, terjadilah serangan umum yang dilakukan oleh TNI yang dipimpin oleh Jenderal Soedirman berhasil memukul mundur pasukan Belanda. Setelah peristiwa pertempuran 1 Maret di Yogyakarta, Jenderal Soedirman diangkat oleh Presiden Soekarno sebagai Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI).
ADVERTISEMENT
Jenderal Soedirman wafat pada usia 34 tahun di Magelang dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusumanegara Yogyakarta.
Demikian sobat, kisah perjuangan pahlawan Jenderal Soedirman yang sangat menarik untuk kita simak, semoga bisa menjadi teladan dan inspirasi bagi kita semua.