Konten dari Pengguna

Meninjau Novel "Atheis" Oleh Achdiat Karta Mihardja

Anugrah Dinda Juliawan
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
24 Oktober 2022 6:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Anugrah Dinda Juliawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber gambar: shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Sumber gambar: shutterstock
ADVERTISEMENT
Identitas Buku
Judul : Atheis
Pengarang : Achdiat Karta Mihardja
ADVERTISEMENT
Penerbit : Balai Pustaka
Tahun terbit : 2001
Cetakan : ke-23
Tebal buku : 232 halaman ; 21 cm
ISBN : 979-407-185-4
Sinopsis
Novel yang ditulis oleh Achdiat Karta Mihardja yang berjudul Atheis pertama kali terbit pada tahun 1949. Novel ini menceritakan tokoh bernama Hasan, seseorang yang taat beribadah. Ia menjalin cinta dengan Rukmini, kembang desa yang sama-sama taat beribadah seperti Hasan, namun hubungan Hasan dan Rukmini tidak mendapatkan restu dari orang tua Rukmini karena orang tua Rukmini telah menjodohkannya dengan seorang saudagar kaya. Hasan adalah pemuda dari salah satu Desa di Garut, dia harus merantau dari desanya untuk bekerja di Kota Bandung. Lalu di perkotaan ia menemui teman lamanya Rusli. Melalui Rusli, Hasan diperkenalkan kepada seorang wanita cantik bernama Kartini. Ia adalah perempuan kota yang memiliki pergaulan bebas. Kartini juga seorang janda.
ADVERTISEMENT
Hasan yang berprinsip untuk teguh terhadap agamanya, hendak mengajak Rusli dan Kartini untuk kembali ke jalan yang benar. Ternyata keadaan tidak mendukung Hasan, justru Rusli lah yang menceramahkan Hasan. Secara tidak langsung, pemahaman Rusli ternyata melekat di kepala Hasan. Awalnya Hasan masih kuat dan berpegang teguh pada prinsipinya, namun perlahan-lahan prinsip itu luntur dan hilang, apalagi ketika ia diperkenalkan pada seorang yang tidak percaya Tuhan, yaitu Anwar. Anwar adalah orang yang pintar dan berwawasan luas, dari marxisme hingga materialisme, semuanya ia paham. Hasan pun mulai meragukan keberadaan Tuhan. Prinsipnya yang kukuh seperti benteng, perlahan-lahan hancur ketika mendengar pemahaman yang disampaikan oleh Anwar.
Seiring waktu dan karena intensitas pertemuan dengan Kartini bisa terbilang sering, Hasan pun melamar Kartini. Mereka pun menikah. Namun pada kenyatannya kehidupan rumah tangga mereka berantakan. Pergaulan Kartini sangat tidak teratur. Hasan cemburu melihat pergaulan Kartini yang semakin bebas. Kartini malah menjauh dari Hasan dan sering bertemu dengan Anwar, hingga bisa dibilang mereka dekat. Hasan berasumsi bahwasannya Kartini melakukan perselingkuhan dengan Anwar. Kejadian itu membuat Hasan kembali sadar dan membutuhkan sandaran yang lebih nyaman dari bahu manusia, yaitu sujud menghadap kepada Tuhan. Hasan menyesal karena telah meragukan keberadaan Tuhan.
ADVERTISEMENT
Hasan memutuskan untuk bercerai dengan Kartini dan pulang kembali ke desanya. Ia merasa bersalah kepada kedua orang tuanya yang telah susah payah memberinya kasih sayang serta paham-paham yang membuat Hasan taat beribadah. Setelah Hasan sampai di desa, ia menjumpai ayahnya yang sedang sakit keras. Ayahnya tidak mau menerima permintaan maaf dari Hasan. Hasan pun merasa sedih dan merasa dunia hancur lebur, karena ia tidak mempunyai sandaran lagi, terutama sandaran dari Manusia sebagai makhluk. Seiring hari berganti Hasan semakin benci pada Anwar. Lalu Hasan memliki tabiat jahat yaitu menghilangkan nyawa Anwar. Namun takdir berkata lain, Hasan berniat ingin cepat-cepat menghilangkan nyawa Anwar, malah nyawa Hasan yang hilang, ia tertembak peluru di paha kirinya kemudian terjatuh. Detik-detik terakhir hidupnya Hasan mengingat Allah dan merasa menyesal untuk kesekian kalinya.
ADVERTISEMENT
Kelebihan
Menurut saya novel ini memiliki banyak kelebihan, yaitu penulisan diksi rapih dan terstruktur sehingga mudah dipahami, Alur maju mundur yang menarik membuat pembaca untuk berpikir lebih, Ilustrasi gambar minimalis namun mewakili apa yang pembaca bayangkan, Cerita tidak mudah ditebak, Detail dari masing-masing tokoh dideskripsikan secara terperinci, dan novel ini menggunakan tiga sudut pandang yang jarang dilakukan oleh penulis lainnya.
Kekurangan
Setiap kelebihan pasti ada kekurangan, menurut saya kekurangan dari novel ini adalah sampul buku novel kurang menarik, penggunaan bahasa yang tinggi dan terdapat beberapa kalimat dalam bahasa belanda yang tidak ada penjelasan membuat pembaca kebingungan.
Penutup
Novel Atheis karya Achdiat Karta Mihardja memiliki karakteristik novel yang tidak cukup sekali untuk membacanya. Novel Atheis cocok dibaca remaja hingga orang dewasa karena terdapat kisah cinta dan mengajarkan seseorang. Khususnya orang dewasa untuk tetap teguh dengan keyakinan yang dianutnya. Banyak nilai-nilai yang terkandung di dalam novel ini seperti nilai moral, pendidikan, dan religius. Nilai moral yang terkandung di novel ini bisa dilihat dari hubungan individu terhadap Tuhan. Nilai pendidikan yang terdapat di novel ini menceritakan bagaimana Hasan diajarkan oleh kedua orang tuanya di lingkungan yang sangat taat pada agama. Nilai religius dalam novel ini adalah Hasan yang selalu rajin melaksanakan ibadah. Sampai bagian akhir pun Hasan tetap mengingat Tuhan walau dalam perjalanannya sempat menjadi Atheis.
ADVERTISEMENT