Industri 5.0

Anung Priyanto
seorang pekerja swasta dan mahasiswa di UAI
Konten dari Pengguna
19 November 2022 6:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Anung Priyanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber:hp penulis (ilustrasi industri 5.0)
zoom-in-whitePerbesar
sumber:hp penulis (ilustrasi industri 5.0)
ADVERTISEMENT
Industri 5.0 muncul beberapa tahun lalu sebagai reaksi terhadap visi revolusi industri 4.0. Didorong oleh dampak pandemi, fokus pada topik-topik seperti keberlanjutan dan ketahanan, dan panggilan untuk menempatkan orang lebih sentral, telah menjadi topik perhatian yang semakin meningkat bagi pembuat kebijakan dan organisasi.
ADVERTISEMENT
Konsep industri 5.0 merupakan penyempurnaan dari konsep-konsep sebelumnya. Dimana seperti yang kita ketahui, industri 1.0 adalah saat manusia masih dalam era berburu dan mengenal tulisan, industri 2.0 adalah era pertanian dimana manusia sudah mengenal bercocok tanam, industri 3.0 : sudah memasuki era industri yaitu saat manusia mulai menggunakan mesin untuk membantu aktivitas sehari-hari, industri 4.0 : manusia sudah mengenal komputer hingga internet dan industri 5.0 era yaitu teknologi merupakan komponen dari manusia , internet bukan hanya digunakan untuk berbagi informasi tetapi untuk menjalani kehidupan.
Dalam menghadapi era industri 5.0, dunia pendidikan memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Siswa diharapkan memiliki kecakapan hidup abad 21 yang dikenal dengan 4C, yaitu kreativitas, berpikir kritis, komunikasi, dan kolaborasi.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu ada tiga hal yang harus dimanfaatkan pendidik di era society 5.0, antara lain: Internet of things dalam dunia Pendidikan (IoT), Virtual/Augmented reality dalam dunia pendidikan, dan penggunaan Artificial Intelligence ( AI) untuk mengidentifikasi dan mengidentifikasi kebutuhan belajar yang dibutuhkan oleh siswa.
Peran masyarakat 5.0 dalam dunia pendidikan telah membawa perubahan besar bagi sekolah, tenaga pengajar, dan siswa. Dengan perubahan inilah penerapan revolusi industri 5.0 tidak berdampak pada kurikulum yang ada sehingga tidak berubah di tengah perkembangan teknologi yang semakin canggih.
Penerapan revolusi industri 5.0 dalam dunia pendidikan dilakukan oleh sekolah dan tenaga pengajar, misalnya;
Kegiatan pembelajaran yang tidak terpaku pada buku pelajaran melainkan mendapatkan informasi dari sumber internet dan media sosial.
ADVERTISEMENT
Di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung, tenaga pengajar juga perlu menerapkan sistem pembelajaran melalui aplikasi Zoom, Classroom, dan media sosial lainnya untuk memudahkan siswa.
Menerapkan sistem pembelajaran hybrid yaitu metode pembelajaran yang menggabungkan sistem offline dan online bagi siswa.
Terakhir, sekolah dan tenaga pengajar juga wajib menerapkan blended learning bagi peserta didik dan memberikan informasi kepada walinya untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka dan jarak jauh secara bersamaan.
Dari keempatnya dapat dipastikan bahwa revolusi industri 5.0 mampu menyelesaikan segala permasalahan di dunia pendidikan dalam menerapkan sistem pembelajaran konvensional menjadi lebih canggih. Bahkan permasalahan sosial yang memanfaatkan teknologi juga dapat diserap secara efektif oleh masyarakat 5.0.
Selain itu, dunia pendidikan di Indonesia tidak punya pilihan lain dalam revolusi industri 5.0 ini, kecuali terus mengembangkan infrastruktur digital. Dalam hal ini sekolah perlu membuat kebijakan dan peraturan yang mendorong tumbuhnya industri telekomunikasi yang efisien dan progresif bagi tenaga pengajar dan siswa.
ADVERTISEMENT
Penulis:Anung Priyanto,mahasiswa Teknik Elektro Universitas Al Azhar Indonesia
Dosen:Suci Rahmatia S.T,M.Sc