Konten dari Pengguna

Makna Indah Cerpen Karya Anwar Fazal

Anwar Ilma
Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
19 Oktober 2022 20:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Anwar Ilma tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber foto: Buku Novel Dokter yang Dirindukan
zoom-in-whitePerbesar
Sumber foto: Buku Novel Dokter yang Dirindukan
ADVERTISEMENT
karya Anwar Fazal
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), cerpen adalah cerita pendek, yang merupakan salah satu jenis prosa berbentuk cerita tetapi dengan jalan cerita yang singkat. Cerpen biasanya bersumber dari cerita kehidupan sehari-hari, baik itu pengalaman pribadi atau pengalaman orang lain. Cerita pendek yang biasanya dibaca satu kali habis, atau tidak memerlukan waktu lama untuk menghabiskan bacaan cerita tersebut, dengan ciri memusatkan hanya pada satu tokoh, sehingga tidak melukiskan seluruh kehidupan tokoh lainnya secara rinci.
ADVERTISEMENT
Kumpulan cerita fiksi dibukukan menjadi sebuah novel yang berjudul “Dokter yang Dirindukan”. Buku yang ditulis oleh Asma Nadia dan Anwar Fazal, menggambarkan profesi seorang dokter, yang mana profesi ini diminati oleh orang banyak, tujuan buku ini ditulis untuk menginspirasi dan saling berbagi bahwa hal terpenting setiap diagnosis penyakit itu datang dari-Nya, dan dokter hanyalah perantara. Melalui cerita yang terdapat dalam buku ini, penulis akan menilai sebuah karya berbentuk cerpen dengan judul “Alif.. Ba.. Ta..” Karya tulis Anwar Fazal.
Anwar Fazal, lahir di Perak, Malaysia pada tahun 1941, seorang aktivis masyarakat sipil terkemuka dalam berbagai isu, kesehatan, lingkungan, hingga perdamaian dunia. Anwar Fazal menciptakan beberapa buku dalam hidupnya, salah satunya yang berjudul Diagnosis pada tahun 2015.
ADVERTISEMENT
Ayu, seorang gadis yang tampak kehilangan arah, habis memakan janji pasangannya yang ternyata hanya ingin menjadikan Ayu sebagai pemuas seksualnya, banyak permintaan Ayu untuk segera ke jenjang hubungan yang serius yaitu pernikahan, namun bermacam alasan penolakan atas permintaan, yang membuat Ayu merasa tidak pantas disebut wanita baik.
Dokter Zaid, seorang yang amat baik, sabar, dan saleh, beliau yang mengetahui betul masalah yang sedang dihadapi oleh Ayu. Melihat fisik Ayu, terasa seperti bayangan adik bungsunya yang sedang belajar di luar negeri. Ya, mereka sepertinya seumuran, bila berbeda mungkin tidak beda jauh.
Kekecewaan, kehancuran, dan penyesalan, air mata Ayu meluap pada ruang pasien itu. Dokter Zaid menenangkan dengan berbagai cara, beliau mulai menanyakan pertanyaan dasar secara perlahan, dokter fokus menanyakan tentang koneksi Ayu dengan tuhannya, beberapa pertanyaan “Kamu rutin salat?”, “Mengaji?”. Ayu dengan perasaan mulai tenang memberanikan menjawab, “salat saya kadang-kadang suka lewat, dok” dan “sebenarnya saya enggak pintar-pintar banget mengaji, cuma tahu Alif-Ba-Ta saja”. Yang menandakan bahwa Ayu belum pintar dalam mengaji, sekadar dasar huruf-hurufnya saja.
ADVERTISEMENT
Dokter yang memahami keadaan pasiennya spontan menjawab, “Justru sebenarnya Alif-Ba-Ta itulah obatnya, Dik”, (Sapaan dokter kepada Ayu). Dokter lalu menulis pada selembar kertas kecil yang diselipkan bersama resep obat yang diberikan kepada pasien. Ayu menyadari lembaran kertas yang diterima, lalu ia membuka lembaran kertas itu yang berisi
“ALIF... BA... TA-UBAT”
Itulah obat untuk kamu, Ayu....
Pintu tobat senantiasa terbuka luas.
Senyum hangat yang berasal dari raut wajah Ayu, yang mengobati kegelisahan hatinya, bahwa masih ada harapan untuk hidup bahagia, dengan bertaubat kepada-Nya. Ayu selalu mengingat perkataan dokter Zaid, dan mendoakan agar dokter selalu dirahmati oleh Allah.
Cerita ini untuk menjadi pelajaran bahwa harus menahan segala bentuk rayuan yang datangnya dari manusia, terlebih apabila mengajak ke arah yang menjauhkan dari syariat agama, perlu adanya penolakan dengan keras. Jangan mudah percaya kepada orang lain. Allah tidak melihat seberapa banyak anda berbuat dosa, Allah maha menerima segala pintu taubat bagi hambanya yang sungguh-sungguh ingin bertaubat. Obat kesehatan mental yang datangnya dari dokter entah berupa obat atau motivasi itu hanyalah media, yang terpenting koneksi dengan Allah tidak pernah putus, rahmat Allah sungguh mulia.
ADVERTISEMENT