Konten dari Pengguna

Meningkatkan Antusiasme Membaca Karya Sastra Pada Siswa di Sekolah

Anwar Ilma
Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
13 Desember 2022 19:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Anwar Ilma tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Photo by Pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Photo by Pixabay.com
ADVERTISEMENT
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Membaca ialah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis, dengan melisankan atau dalam hati. Membaca bukan hanya sekadar melihat tulisan, namun adanya dorongan untuk memahami tulisan yang dibaca, sehingga, bagi pembaca mendapatkan pesan tersirat yang dikemukakan oleh penulis.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Menurut Soedarsono (1993:4), membaca merupakan aktivitas yang kompleks dengan mengarahkan sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah, meliputi: orang harus menggunakan pengertian, khayalan, mengamati dan mengingat-ingat. Pandangan penulis terhadap kutipan tersebut, membaca merupakan kegiatan mengamati dengan tujuan memperoleh pengetahuan apapun dimiliki yang berasal dari sumber bacaan.
Selain itu, Keterampilan dalam membaca sangat diperlukan, karena dengan menguasai keterampilan dalam membaca, kita mengetahui keterampilan merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang, yang berarti keterampilan membaca ialah kemampuan membaca yang dimiliki seseorang yang melibatkan banyak faktor. Pada keterampilan membaca terdapat satu komponen keterampilan, yaitu membaca karya sastra.
Karya sastra diciptakan dengan makna tujuan untuk memberikan pengalaman batin, menghibur pembaca, dan penikmatnya. Oleh karena itu sangat amat disayangkan dengan kekeliruan besar yang terjadi, jika siswa tidak bisa membawa dirinya untuk menikmati karya-karya sastra. Sastra merupakan pengalaman ekspresi pribadi manusia berupa, pikiran, perasaan, ide, semangat, iman, dalam bentuk gambar yang membangkitkan tarik beton dengan alat bahasa, diperjelas oleh Sumarno.
ADVERTISEMENT
Sastra selalu dikaitkan dengan karangan yang berupa karya fiksi dan nonfiksi. Sastra juga dibedakan dari dua jenis, yaitu sastra lisan dan sastra tulisan. Satra tulisan diantaranya berupa cerpen, puisi, prosa, novel, dan roman. Membaca karya sastra meliputi karya-karya tersebut. Penggunaan bahasa secara aneh, tidak wajar dan asing ciri utama dalam karya sastra, seperti puisi Amir Hamzah, Chairil Anwar, dan Sutarji Calzoum Bahri yang dianggap menunjukkan bahasa yang segar. Sebab itu, para peserta didik mengalami kesulitan dalam membaca dan memahami karya sastra.
Sastra adalah kegiatan kreatif dan mampu membangkitkan imajinasi; generasi muda Indonesia harus mulai menyukai dan mengikuti semua hal tentang karya sastra. Sastra memiliki keajaiban tersendiri bagi pembacanya; itu membuat mereka penasaran dengan tulisan yang mereka baca. Membaca karya sastra mampu membentuk siswa yang memiliki jiwa kritis dan imajinasi yang luas karena siswa harus memiliki perasaan dan penalaran yang lebih. Seperti halnya, membaca karya puisi, dalam pembacaannya terdapat vokal, intonasi, artikulasi, intonasi, jeda dan pernapasan, dalam pembacaan karya puisi sama sekali tidak melagu-lagukan isi puisi dengan gerak tubuh yang berlebihan. Sejatinya, keras lembut suara, mimik, penghayatan, dan eksplorasi gerak yang dikeluarkan saat pembacaan puisi harus berasal dari interpretasi terhadap isi puisi, sebab segala aspek yang disampaikan sesuai kebutuhan isi dari puisi tersebut.
ADVERTISEMENT
Selain itu, dalam membawakan pembacaan karya sastra yang bersifat pementasan, berupa drama. Sebelum masuk ke teknik membaca kita perlu paham dulu, drama merupakan kisah hidup manusia dalam masyarakat yang ditampilkan ke atas panggung, ditampilkan dalam bentuk dialog dan gerak berdasarkan naskah, didukung tata panggung, tata lampu, tata musik, tata rias, dan tata busana. Untuk menampilkan karya drama yang maksimal, diperlukan beberapa teknik membaca naskah, yaitu; Pertama, Membacakannya dengan suara lantang, Kedua, Mampu mengatur tinggi rendahnya suara dan nada, Ketiga, Cepat tidaknya ritme dalam membaca.
Setelah kita tahu, beberapa teknik membaca dalam menikmati karya sastra, sudah selayaknya kita mengembangkan karya sastra kita dengan membaca, memahami, dan menyajikannya. Sastra menjadi lebih menarik, bukan sekadar hiburan, dan memiliki keindahan di dalamnya. Lebih dari itu, sastra juga memberikan pengetahuan intelektual, pendidikan karakter, dan pemahaman tentang budaya dan keunikan suatu bangsa.
ADVERTISEMENT