Cara Real Madrid Mengatasi Manchester City di Leg 2 Semifinal Liga Champions

Konten dari Pengguna
5 Mei 2022 13:39 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Anwar Saragih tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Eduardo Camavinga. Sumber Foto : Marca
zoom-in-whitePerbesar
Eduardo Camavinga. Sumber Foto : Marca
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pekan lalu, Real Madrid baru saja merayakan tropi La Liga yang ke-35nya. Selepas melakukan tradisi memamerkan piala pada Madridistas di Air Mancur Dewi Cibeles di pusat Kota Madrid. Pelatih Carlo Ancelotti memerintahkan agar para pemain pulang ke rumah masing-masing.
ADVERTISEMENT
Tidak ada wine, tidak ada whisky, tidak ada bir untuk merayakan piala. Semua pemain fokus untuk kesempatan piala lainnya, piala paling bergengsi untuk klub sepakbola di dunia; Tropi Liga Champions.
Pelatih Carlo Ancelotti mempersiapkan tim untuk formasi 4-1-2-3 atau 4-3-3 melawan Manchester City. Casemiro kembali mengambil alih posisi gelandang jangkar saat absen melawan City di Leg 1 yang dimainkan oleh Valverde.
Sementara Valverde di plot bermain di penyerang kanan, posisi yang biasa dimainkan Asensio atau Gareth Bale. Sementara Luka Modric tetap menjadi gelandang box to box yang bertugas membantu pertahanan dan membangun serangan. Modric juga akan membantu Carvajal dalam menghadapi gelandang Manchester City Kevin De Bruyne.
Toni Kroos yang di pertemuan pertama bermain di kiri kini digeser ke kanan untuk mengalirkan bola dan ditugaskan mengatasi penyerang sayap super cepat Manchester City; Bernardo Silva.
ADVERTISEMENT
Pada babak pertama, sebenarnya permainan dikendalikan Real Madrid. Sayangnya sundulan Benzema, sepakan Vinicius dan tendangan bebas Kroos masih belum menemui sasaran untuk gol.
Meskipun, City juga banyak menyerang dari sisi kiri melalui gelandang De Bruyne dan penyerang sayap Phil Folden. Untungnya, Kiper Thibaut Courtois bermain sangat baik sehingga beberapa shoot on goal City bisa diamankan. Skor 0-0.
Pada babak kedua, Menit ke 68, Real Madrid yang membutuhkan gol berinisiatif menarik Toni Kroos lalu memasukkan penyerang sayap Rodrygo. Otomatis formasi berubah dari 4-1-2-3 menjadi 4-1-1-4.
Ini formasi yang sebenarnya memiliki risiko yang tinggi mengingat City adalah tim dengan penyerangan yang efektif dan butuh minimal dua gelandang bertahan untuk menghadapi pemain City, seperti ; De Bruyne, Folden, Bernardo Ailva, Gabriel Jesus dam Mahrez.
ADVERTISEMENT
Benar saja, kekosongan posisi tengah Real Madrid dimanfaatkan oleh Manchester City melalui gelandang kreatifnya Bernardo Silva yang meliuk-liuk gelandang dan bek Real Madrid sebelum melepaskan umpan ke Riyad Mahrez di menit ke-73 yang berdiri bebas di sisi kanan dan berhasil mencetak gol lewat tendangan kerasnya ke sisi kiri Kiper Thibaut Courtois. Skor 0-1 untuk keunggulan Manchester City.
Pada menit ke-75, sekali lagi, Pelatih Real Madrid Carlo Ancelotti melakukan perjudian dengan menarik dua pemain sekaligus. Pertama, Luka Modric digantikan Asensio dan Casemiro digantikan Camavinga. Artinya sejak menit ke-75 tidak ada lagi Trio Gelandang Andalan Real Madrid yaitu Kroos, Modric dan Casemiro di lapangan.
Adapun Rodrygo, Asensio, Vinicius dan Benzema fokus dalam penyerangan. Sementara Valverde menjadi gelandang box to box dan Camavinga bermain sebagai gelandang jangkar.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi lihat apa yang dilakukan Camavinga setelahnya. Camavinga melapaskan umpan jauh dari sisi kanan tengah pada Karim Benzema.
Benzema yang sebenarnya memiliki posisi yang kurang baik mengkonversinya menjadi umpan pada Rodrygo yang dalam posisi pengawalan ketat. BOOOOM ; Rodrygo berhasil mengkonversinya menjadi gol tepat saat waktu memasuki menit ke 90. Skor 1-1.
Satu menit berselang Camavinga yang kembali mengisi posisi gelandang jangkar mendapatkan bola kemudian dengan sigap memberi umpan pada bek kanan Real Madrid Carvajal sebelum memberikan umpan terukur jauh pada pemain berusia 21 tahun Real Madrid, Rodrygo yang berhasil menyundul sempurna bola yang diterima. Skor 2-1.
ADVERTISEMENT
Pertandingan berakhir dengan skor 2-1 untuk kemenangan Real Madrid. Sejatinya kalau masih menggunakan format lama, Real Madrid harusnya lolos dengan keungggulan gol tandang untuk agregat 5-5.
Akan tetapi karena format knock out agregat Liga Champions diubah dengan tidak lagi memakai sistem gol tandang atau gol kandang maka pertandingan diteruskan melalui perpanjangan waktu 2 kali 15 menit.
Pada babak pertama perpanjangan waktu, menit ke-104, kembali pemain berumur 19 tahun, Camavinga beraksi dengan visinya membangun serangan. Umpannya pada Rodrygo yang berada disisi kanan sejatinya sangat efektif. Rodrygo melakukan umpan crossing pada Karim Benzema yang penuh pengawalan.
Entah gugup atau grogi bek Manchester City Ruben Dias secara keras melanggar Benzema di kotak penalti. Wasit menunjuk titik putih. Penalti untuk Real Madrid. Benzema yang menjadi eksekutor melepas tendangan datar ke sisi kiri Kiper Manchester City. Real Madrid unggul 3-1.
ADVERTISEMENT
Selepas mencetak gol pinalti, Pelatih Carlo Ancelotti fokus pada pertahanan Benzema ditarik digantikan Dani Cabellos. Pun pada 5 menit sebelum berakhir perpanjangan waktu Militao ditarik untuk Vasquez dan Vinicius ditarik untuk memasukkan Jesus Valejjo. Skor 3-1 bertahan hingga akhir pertandingan. Real Madrid lolos untuk Final Liga Champions 2022 di Paris.
Adapun Stadion Stade de France yang akan menjadi Tuan Rumah Final Liga Champions. Jika kita kembali ke sejarah penggunaan stadion ini untuk Final Liga Champions adalah musim 2005-2006 yang mempertemukan Tim Spanyol Barcelona dan Tim Inggris Arsenal untuk kemenangan Barcelona 2-1 atas Arsenal.
Tahun 2022 ini, di Stadion yang sama, Stadion Stade de France, Tim Spanyol akan kembali bertemu Tim Inggris. Real Madrid vs Liverpool. Jika anda percaya bahwa Turnamen Liga Champions syarat dengan sejarah yang berulang-ulang, maka saat ini ada sudah bisa menebak siapa yang akan menjuarainya.
ADVERTISEMENT
Ini tentang sejarah. Real Madrid dituntun oleh sejarah untuk menjadi klub bersejarah.
Madridista hidup oleh sejarah kebesaran Real Madrid. Itu sebabnya, pada kalimat pertama lirik anthem Real Madrid yang berjudul "Hala Madrid y Nada Mas" adalah Historia que tu hiciste, Historia por Haser ; Sejarah yang kita miliki, sejarah yang kita ciptakan.
HALA MADRID !! VAMOS !!