Konten dari Pengguna

5 Puisi Kehidupan yang Bermakna

Dimas Rahmat Naufal Wardhana
Mahasiswa Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Jakarta
28 Mei 2022 14:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dimas Rahmat Naufal Wardhana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
From: Canva
zoom-in-whitePerbesar
From: Canva
ADVERTISEMENT
Sejatinya menulis puisi ialah hal terindah terutama untuk memotivasi kehidupan diri sendiri. Dengan menulis puisi kita bisa mengekspresikan dan menuangkan rasa yang disana di isi berbagai kehidupan pahit. Walaupun terkadang kehidupan tidak selalu pahit ada kalanya menjadi sebuah rindu yang bergelimang air mata. Lalu untuk puisi kehidupan yang bermakna sendiri akan terasa enak membacanya.
ADVERTISEMENT
Perihal puisi kehidupan seringkali sebagai salah satu bentuk ucapan rasa syukur setelah apa yang pernah kita alamin, lalu kita tuangkan dalam tulisan puisi. Terus juga sebagai kekaguman kita terhadap ciptaan tuhan yang sangat indah, karena di setiap kehidupan pasti ada saja yang bahagia, dan sedih. Menulis puisi kehidupan kalanya kita sedang menyendiri, karena lebih meresapi.
Puisi kehidupan bisa kita unggah juga ke media sosial. Supaya orang yang membacanya juga dapat semakin merasakan bahwasannya kehidupan itu ada kalanya enak dan tidak enak serta mengambil hikmahnya dari tulisan tersebut.
Selain sebagai bentuk terima kasih kepada kehidupan yang penuh aroma berbagai macam. Puisi kehidupan ini dapat digunakan referensi kalian saat ada tugas di sekolah. Tapi jangan terlalu mencolok! Karena puisi kehidupan ini dibuat oleh penulis sendiri. Dan yang terakhir gunakan puisi ini sebagai pedoman dan bantuan saja jika kalian merasa stuck pada saat menulis.
ADVERTISEMENT
Puisi Kehidupan yang Bermakna
Kehidupan kenestapaan
By: Dimas Rahmat Naufal Wardhana
Himbauan untuk kita
Mengingat memang tak ada
Serba salah menikmatinya
Inilah hidup penuh derita
Riuhan yang kecewa
Suasana hening seketika
Gerakan yang layu
Kaki pun keropos untuk langkah satu
Jiwa ini terasa penuh racun
Kenestapaan telah mengakhiri
Kesenjangan bahagia tak ada pertemanan
Terus saja derita hingga tak ada yang tercapai
Di bawah hujan pun
Rasa nestapa mengkuliti dalam diamnya
Di atas tempat duduk pun
Kecewa semakin tumbuh tak bertuan untuk mengaturnya
Dirinya seperti kekosongan
Hidup tak ada kebijakan
Maka perbaikinya sangat mengiris hati
Bila nestapa terus hadir, menghilangnya adalah diri ini
Kehidupan semenjana tak terarah
ADVERTISEMENT
By: Dimas Rahmat Naufal Wardhana
Alur kehidupan yang nyata
Tak seindah sepanjang mata
Walau bagaimanapun ada cara
Tetap hanya belakangan yang terbuang dari mata
Benar-benar tak terarah
Hanya tumpukah sampah
Bila diurai akan berguna
Meskipun ada petuah
Kesesalan tercium aromanya
Kehidupan tak terarah
Menjadi haluan untuk bersinggah
Fana yang mengecewakan
Sifatnya akan selalu tersimpan
Kehidupan karya ironi
By: Dimas Rahmat Naufal Wardhana
karya
Kemarin sedang menjemputnya
Janganlah percaya
Bicara fiktif bermaklumat tanpa wajahnya
Jam yang menentukan
Karya asing menjadi kebanggan
Para fana ini tak sadar hingga keluar lelak tapak senjana tajam
Walau menjemput dari dirinya
Cahaya kan meredup hingga reak sesak
Dada yang bereaksi pun terlampau jangkauan
ADVERTISEMENT
Maka maklumat suatu karya,
jadilah sedayu merana kesedihan
Ingin kebenaran dicapai
Dengan meronta jiwa yang kerak
Jiwa saja tak kuat seperti hawa berteriak
Hingga tempat berlabuh menaruh sang karya jatuh diterpa listrik
Jangkauan kehidupan
By: Dimas Rahmat Naufal Wardhana
Angan angan berlalu saja
Kalau karya kehidupan,
Merasa jauh tak dapat di jangkau oleh mata
Air yang lapuk pasti akan mengenang kehidupan
Lambaian kehidupan menyurati hingga debu yang tersisa tak kelihatan
Timbal balik kehidupan
By: Dimas Rahmat Naufal Wardhana
Lampu putih menyala
Ada warna yang terasa
Garis horizontal nampak karma
Seolah kehidupan menerpa
Ada kalanya timbal balik tersedia
Seakan ada skenario Tuhan yang tersembunyi
Puncak karma terletak di hati
ADVERTISEMENT
Bila tidak dirampungkan kehidupan menjadi saksi
Namun hilangnya karma
Seperti monokrom karya yang diterpa
Manusia tidak dapat memutar balikkan fakta
Dengan karma yang berlaku dalam bayangan dunia
Setelah membacanya apakah sudah bersyukur kalian kepada Tuhan sang pencipta alam?
Mahasiswa Administrasi Publik
IMM FISIP
Universitas Muhammadiyah Jakarta